Seolhyun menatap Hoseok lesu, tupai kecil itu mengalami demam karena kelamaan mandi. Sebenarnya salah Namjoon juga yang tak membawa paksa si tupai saat di mandikan.
"Huu, cepat sembuh yaa. Supaya aku bisa liburan. Kkkk."
Setelah mengecup pucak kepala Hoseok, Seolhyun segera pergi dari sana. Ia berjalan menuju dapur.
"Oppa sedang masak apa?"
"Hm, untuk makan malam."
Tanpa menoleh, Seokjin masih sibuk memasak. Di meja dapur ada Yoongi yang sedang menata piring, "Mommy seperti ini?"
"Iya seperti itu."
Bukan Seokjin, tapi Seolhyun yang menjawab. Wanita itu mengambil apel lalu memakannya, "kau tidak tidur siang?"
"Hemp."
Yoongi membuang wajahnya, entah mengapa ia tidak suka dengan Seolhyun. "Mommy, aku mau menemani Seoki."
"Yaa, kucing!"
Seolhyun melotot tak suka.
"Kalian harus akur, lagipula kapan libur semester mu berakhir?"
Seolhyun menatap sang Kakak, "Oppa kau mengusir ku?"
Seokjin menghela nafas, "tidak seperti itu."
Meninggalkan kedua orang dewasa yang tengah berdebat itu, Yoongi kini memasuki kamar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mmm.."
"Sssst.."
Hoseok mengerang, si kucing yang melihat nya bergerak dengan pelan ke atas ranjang. "Semoga cepat sembuh ya."
Cup
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yoongi ikut merebahkan tubuhnya, memeluk Hoseok yang tertidur pulas.
—
"Sayang, ada apa?"
Seokjin menoleh, ia putar kursi yang di duduki hingga menghadap Namjoon yang tengah duduk bersandar di atas ranjang,
Setelah makan malam dan memastikan kedua anaknya terlelap dengan nyaman pria cantik itu termenung di meja riasnya.
"Menurut mu, ada yang aneh dengan Seolhyun?"
Sebenarnya sudah lama ia ingin mengutarakan kegelisahan, mungkin bercerita dengan Namjoon akan mengurangi beban masalahnya.
"Ada apa?" Ucap Namjoon terlihat acuh, karena jujur saja ia tak menyukai iparnya itu.
Seokjin bangkit, ia naik keatas ranjang lalu bersandar nyaman di dada bidang sang suami.
"Mungkinkah dia tidak melanjutkan studinya?"
"Aku mencari namanya di deretan mahasiswa tempatnya berkuliah, tapi yang aku temukan sangat mengejutkan."
"Disana tertulis, mahasiswa hilang."
Namjoon yang semula masih fokus dengan tab menyimpan benda digital itu, ia menatap Seokjin lama. "Dia sudah besar, sayang."
"Sudah 24 tahun."
Seokjin mencebik, "tapi di mata ku dia masih adik kecil ku, Namuu."
Seokjin kembali sandarkan pipinya, "besok kau masuk kerja. Bagaimana jika Hoseok menagih janji untuk jalan-jalan?"
"Kita pergi ke pasar malam saja. Dan—"
"YAK!!"
Seokjin terkejut kala tubuhnya di banting hingga terlentang.
"Aku merindukanmu."
Namjoon menyelusup kan kepalanya di leher Seokjin, mengecupi area kulit sensitif itu dengan hati-hati.
Mmmph
Duk duk duk
"Mommy!"
Seokjin menoleh ke arah pintu yang di pukul dengan tak sabaran, ia mendorong Namjoon yang sudah membuka beberapa kancing baju piyama nya. Bahkan meninggalkan tanda merah disana.
"Mommy."
"Sebentar, Namu!"
"Ck, ada apa?" Namjoon berdecak, ia biarkan Seokjin bangkit lalu membuka pintu kamar.
Yoongi masih dengan wajah bantalnya mendongak, matanya masih berbentuk garis. "Mommy, Seoki menangis."
"Ayo temui adik mu."
Seokjin menoleh sebentar, Namjoon di dalam kamar hanya mengangguk kecil. Pria itu memakai kaos sebelum menyusul keduanya.
"Mom, hiks... Akit, huhuhu.."
Di tengah ranjang Hoseok sudah basah, wajahnya memerah dengan hidung yang tersumbat karena ingus.
"Aah, cup cup.. Sini Mommy gendong."
Yoongi yang memang mengantuk kembali pada posisinya, merebahkan tubuh dan kembali menjemput mimpi.
Seokjin berkeliling kamar, sesekali menimang Hoseok yang masih menangis.
Tbc 10-02-24 Aku punya ide, gimana kalo bikin Book NamJin juga kyak kisah mereka sebelum ada si gemas yoongi sama Hoseok? Tapi aku tim Hoseok bottom☹️🥺