Waktu itu ada dua sahabat Indonesia yang gigih yaitu Australia dan India. Serikat buruh Australia melancarkan pemogokan, menolak untuk memunggah semua kapal Belanda yang memuat alat-alat perang di pelabuhan-pelabuhan Australia.
Perdana menteri India, Jawaharlal Nehru bertanya, "Bagaimana dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa? Apakah mereka semua telah tuli dan buta?"
Dengan pedas dilontarkan oleh Nehru pendapatnya mengenai agresi Belanda terhadap Indonesia, sehingga posisi Inggris saat itu benar-benar tidak enak. Dikecam dan dicurigai baik oleh pihak Indonesia maupun Belanda, diserang dalam majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa, dikutuk habis-habisan dalam pers internasional. Tetapi tidak diragukan bahwa Inggris sebenarnya bersimpati terhadap Indonesia. Problem yang dihadapi inggris bisa dimengerti. Jika mereka secara terbuka mendukung republik yang baru lahir itu, itu berarti menjauhkan diri dari negara-negara pembela Belanda dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dan hal itu akan besar sekali pengaruhnya terhadap persekutuan Eropa.
Tetapi akhirnya Inggris terpaksa juga mengubah politiknya, dan mendesak Belanda agar mau berunding dengan pemimpin-pemimpin Indonesia. Mula-mula Belanda menolak. Inggris mulai melakukan tekanan kuat, sambil menandaskan bahwa kompromi secara damai merupakan satu-satunya jalan keluar dari situasi yang dihadapi. Mau tidak mau, akhirnya Belanda mengalah juga. Tetapi mereka merasa kehilangan muka, karena harus berunding dengan pemimpin-pemimpin yang pernah mereka cap boneka Jepang.
Kemudian Inggris mengutus Lord Inverchapel dan Lord Killearn, dua tokoh negarawan yang sangat tangguh, ke Indonesia untuk menjadi penengah. Lord Killearn pergi ke pedalaman untuk berunding dengan Presiden Sukarno. la datang bersama beberapa penerbang, pemuda-pemuda yang jelas merupakan para anggota Angkatan Udara Inggris yang paling baik. Aku berjumpa dengan Lord Killearn beserta rombongannya di istana. Aku diserahi tugas menye- nangkan, yaitu menjamu para penerbang itu, sementara Lord Killearn berunding dengan para pemimpin Republik Indonesia.
Aku sama-sekali tidak heran mendengar dari para penerbang Inggris itu bahwa mereka menaruh simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia, yang kelihat- annya sungguh-sungguh mereka pahami. Saat itu mereka dalam perjalanan pulang, setelah mana mereka akan keluar dari dinas ketentaraan. Mereka mengatakan ingin sekali bisa kembali dan menggabungkan diri dalam Angkatan Udara Republik Indonesia, untuk membantu meneruskan perjuangan kemerdekaan.
Dalam pertemuan tidak resmi, para pemimpin Indonesia ternyata bergaul akrab sekali dengan perutusan dari Inggris. Kenyataan itu sangat menjengkelkan Belanda. Ketika Lord Killearn meninggalkan Yogya, Presiden Sukarno mengucapkan terima kasih atas jasa-jasanya selaku penengah, serta mengutarakan harapan semoga berhasil usaha yang dijalankan ke arah perundingan untuk mencapai persetujuan damai dengan Belanda.
Gencatan senjata diadakan, dan tidak lama kemudian pihak-pihak Belanda dan Indonesia menandatangani Persetujuan Linggarjati. Persetujuan itu mempersyaratkan pengakuan de facto Belanda terhadap Indonesia.
Tentara Inggris ditarik mundur dari Indonesia. Tetapi Belanda kemudian secara terang-terangan menunjukkan sikap bahwa mereka tidak berniat menaati isi persetujuan yang sudah ditandatangani. Sejak semula mereka ternyata hanya bermain sandiwara saja.
Sebetulnya diharapkan bahwa setelah persetujuan ditandatangani, Belanda setidak-tidaknya mau menghapuskan blokade mereka terhadap wilayah Republik Indonesia. Rakyat saat itu banyak yang melakukan penyelundupan barang-barang ke dan dari Singapura. Ada yang bernasib mujur dalam kegiatan itu, tetapi ada juga yang sial.
Sesudah Inggris yang bersikap menyabarkan tidak ada lagi, kalangan reaksioner Belanda di Den Haag mulai bersiap-siap untuk berperang. Dengan segera ternyata bahwa Belanda bermaksud hendak bercokol kembali di Indonesia dengan jalan kekerasan. Selama beberapa bulan sesudah penandatanganan persetujuan, terjadi insiden bersenjata secara beruntun-runtun. Akhirnya pecahlah perang kolonial yang oleh pihak Inggris selalu ingin dihindari terjadinya di Indonesia. Angkatan Bersenjata Belanda melancarkan aksi agresi. Sekali lagi protes membanjir dari segala penjuru dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVOLUSI DI NUSA DAMAI - K'tut Tantri
AdventureSaya terjemahkan dari buku berbahasa Inggris berjudul REVOLT IN PARADISE karya Muriel Stuart Walker, yang lebih dikenal sebagai K'tut Tantri. Di halaman awal bukunya K'tut Tantri menulis: Dengan mengecualikan orang-orang besar, maka beberapa nama to...