Pada tahun 1950, usai pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda, K'tut Tantri sempat bekerja di Kementerian Penerangan.
Masa tua K'tut Tantri dihabiskan di Sydney hingga akhir hayatnya.
K'tut Tantri meninggal di sebuah panti jompo di Redferd, Sydney, New South Wales, Australia pada Minggu malam 27 Juli 1997 dengan perasaan cinta kepada Indonesia tidak pernah luntur. Peti matinya diselimuti dengan bendera Indonesia serta dihias dengan aksen Bali kuning dan putih. Seperti permintaannya, jasadnya diperabukan. Abu jenazahnya disebarkan di Pantai Bali. Sementara harta peninggalannya disumbangkan kepada anak-anak Bali yang kurang mampu.
Pada November 1998, setelah K'tut Tantri meninggal barulah pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra Nararya. Penghargaan itu merupakan penghargaan tertinggi yang dia terima bukan hanya karena keterlibatannya dalam Pertempuran Surabaya 1945, melainkan atas jasanya sebagai wartawan sekaligus pegawai Kementerian Penerangan pada era 1950an.
Kini, K'tut Tantri mungkin sudah tak dikenal. Namanya bahkan tak tercetak dalam satu pun buku sejarah yang diajarkan di sekolah-sekolah.
Kata K'tut, "Aku hanya setetes dari laut yang mengarus semakin besar menuju kebebasan. Orang Indonesia boleh saja melupakan segala sesuatu mengenai diriku. Mengapa tidak?"
K'tut Tantri sudah meramalkan nasibnya yang kelak dilupakan. Sebuah ramalan yang presisi. Dan K'tut Tantri sama sekali tak menyesalinya. Ia hanya menuruti panggilan kata hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVOLUSI DI NUSA DAMAI - K'tut Tantri
AdventureSaya terjemahkan dari buku berbahasa Inggris berjudul REVOLT IN PARADISE karya Muriel Stuart Walker, yang lebih dikenal sebagai K'tut Tantri. Di halaman awal bukunya K'tut Tantri menulis: Dengan mengecualikan orang-orang besar, maka beberapa nama to...