Bab 67 Gugatan Cerai!?

82 3 0
                                    

★✾★

"Gimana lo udah dapat kabar dari Aisyah? Udah 3 hari loh" tanya Wahyu

"Belum yu gue pusing banget. Selama Aisyah nggak ada di rumah tidur makan gue nggak teratur" ucap Azgam yang terlihat lesu

"Gam lo juga harus perhatiin kesehatan lo. Jangan ngerepotin istri lo yang udah hamil gede"

"Iya. Maksud lo apaan gue ngerepotin istri gue? Emangnya dia mikirin gue yang pusing nyari sana nyari sini?" ujar Azgam

"Eh dia pergi karena lo. Elo sih nggak bisa jaga batas dengan Desi. Gw udah sering ngode kalau lo jangan deket-deket dengan Desi, karena istri hamil tuh sensitif dikit-dikit nangis"

"Lo ada dipihak siapa sih? Gw sahabat Lo tapi yang lo dukung malah Aisyah, jangan sampai lo mau rebut dia dari GW!"

"Gw dukung Aisyah bukan berarti masih ada rasa. Udah lo cari aja sendiri istri lo gw nggak mau ikut campur lagi urusan keluarga lo" Wahyu pun berjalan meninggalkan Azgam yang duduk di ruang tamu

"WAHYU!"

Langkah kaki Wahyu pun terhentikan mendengar Azgam memanggilnya

"Gw minta maaf. Saya tau saya yang salah please lo bantu gw nyari Aisyah" ucap Azgam

"Baik. Gw akan bantu lo tapi dengan satu syarat lo jangan berani bentak Aisyah. Gimana?"

"Baik"

"Ok kalo kamu setuju. Ingat sekali lagi gw denger kabar lo bentak Aisyah gw nggak akan bantu lo apapun itu dan gw akan resign dari perusahaan lo dan lo nggak akan pernah dapat pengganti yang lebih baik yang bisa nerima loh saya pastikan itu" ujar Wahyu

"Ok"

"Bentar lo tanda tangani perjanjian lo di atas materai"

"Ok saya akan tanda tangan"

★✾★

"Kalo nggak salah kamu pernah ngomong Aisyah nggak bawa handphone?" tanya Wahyu

"Iya. Dia nggak bawa handphone sama sekali"

"Trus yang dia bawa apa aja?"

"Baju" jawab Azgam

"Itu aja?" tanya Wahyu

"I-iya deh kayaknya" Azgam terus mengingat kembali apa saja yang Aisyah bawa

"Udah deh kita langsung lihat cctv aja gw lihat lo udah nggak mikir"

Mereka berdua pun masuk ke dalam ruangan yang dimana ruangan itu bersebelahan dengan ruang kerja Azgam

"Private banget ya. Komputer buat cctv aja pake pin" ucap Wahyu

"Ya-iyalah. Takutnya kita nggak minta-minta ada yang masuk dan ngehapus file"

"Keren. Udah belum?" tanya Wahyu

"Udah. Nih liat nih pas Aisyah pergi"

"Ini cctv yang diruang tamu kan?" tanya Wahyu yang sangat serius melihat video cctv itu

"Bukan ini yang di dapur"

"Tunggu coba pause. Gam ini tas yang sering Aisyah pake kan?" tanya Wahyu yang sekian kalinya

"Ada dua sih yang sering banget dia pakai"

"Yaudah ambilin tas yang satunya dengan handphone ya" ucap Wahyu

"Bentar telpon mba Yuni dulu. Saya udah nggak tahan ini pusing banget" Azgam pun menyuruh mba Yuni mengambilkan apa yang dikatakan Wahyu dan membawanya ke mereka berdua

"Makasih mbak"

"Iya pak sama-sama. Saya pamit keluar"

"Cepet keluarin apa yang ada di dalam tas itu"

Azgam pun mengeluarkan satu persatu dari tas selempang yang Aisyah sering kenakan

"Udah. Trus di apain lagi?" tanya Azgam yang sudah sangat kelelahan

"Buka dompetnya coba?"

"Nih apa lagi?"

"Aisyah nggak bawa kartu kredit?"

Azgam terdiam sejenak sambil menatap Wahyu

"Ehh saya nanya ya dijawab." celetuk Wahyu

"Iya-ya sabar." Azgam pun melihat satu persatu kartu kredit itu, Azgam merasa ada satu kartu kredit yang tak ada di dompet Aisyah "Wahyu"

"Hm"

"Saya ngerasa ada satu kartu kredit yang nggak ada di dompet ini, tapi saya nggak tau kartu kredit yang mana yang nggak ada" Azgam pun berusaha mengingat kartu kredit itu

"Handphone Aisyah mana?"

"Oh iya. Mana handphone Aisyah ada yang mau gw lihat" ujar Azgam

Dengan wajah penuh dengan harapan kalau Aisyah bentar lagi akan kembali kepadanya

Tapi. Harapan itu seketika membuatnya tidak ada lagi kesempatan karena ternyata Azgam sama sekali tak mengetahui pin handphone Aisyah

Azgam berusaha memasukkan pin tapi upayanya gagal, Azgam yang terlihat sangat lelah memijat keningnya

Azgam pun menaruh kembali handphone itu dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya

Karena Azgam mendapatkan sebuah amplop yang tidak lain tidak bukan adalah surat gugatan cerai dari istrinya

Tangis Azgam pun pecah saat itu juga melihat surat itu berisikan gugatan cerai

Azgam sangat menyesal karena kejadian malam itu, ia tak tahu lagi harus bagaimana caranya agar Aisyah kembali bersamanya

Apalah daya Azgam yang terlihat kuat dan tak ingin memperlihatkan kesedihannya kini ia sudah tak bisa menahannya


★✾★

Wanita Yang Tepat Untuk Lelaki Misterius [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang