Bab 2 Antara setuju dan Tidak setuju

353 13 1
                                    

★✾★

Pada hari senin, saya mendapatkan kabar dari kedua orang tuaku, saya mau di pertemukan dengan seorang lelaki. Dia adalah anak dari teman ayahku yang ingin dijodohkan denganku

Saya sangat terkejut mendengar kabar itu, apalagi saya tidak bisa membantah orang tuaku

"Kamu adalah anak perempuan yang pertama di keluarga ini, dan ini juga demi kebaikanmu sendiri, Nak."

"Maksud ibu mau pertemukan kalian berdua, kita sebagai orang tua mau melihat anaknya mempunyai pasangan yang cocok, tapi kami nggak akan maksa kalau kamu nggak mau" dengan tatapan mata seakan ikut berbicara

"Keputusan ini berada di kamu, Ibu dan Ayah hanya memperkenalkan saja. Selebihnya kalau kamu serius, kami berdua sangat mendukung. Nanti lelaki itu akan datang pada hari rabu setelah kamu pulang sekolah."

What!! Saya terkejut mendengar apa yang dikatakan ibuku barusan, tapi mau bagaimana lagi

Saya hanya bisa menghela nafas panjang setelah ibuku berkata seperti itu

Saya hanya dapat tersenyum dan memeluk ibuku sambil meneteskan air mata

Mendengar kabar itu saya tidak mau memberitahu keteman-temanku tentang cerita semalam

Saya sangat sedih dan sangat pusing memikirkan semua itu karena, saya masih ingin melanjutkan pendidikan dan menggapai cita-citaku

★✾★

Tibalah hari dimana saya akan dipertemukan dengan lelaki itu. Saya sama sekali tidak mengetahui siapa lelaki itu sebab tak pernah bertukaran nomor kontak dan saya juga tidak pernah melihat wajah lelaki itu

Saat itu saya pulang dari sekolah pukul 15.00 karena jarak sekolah dari rumah tidak jauh. Saya hanya menempuh waktu 3 menit berjalan kaki

Setelah sampai di rumah, saya pun bergegas mengganti baju sekolah dan merapikannya. Kemudian bergegas mandi dan memakai baju gamis abu-abu yang sudah disediakan

Sembari menunggu, saya berbaring di kasur sambil bermain hp karena merasa lelah

★✾★

Akhirnya lelaki itu datang bersama kedua orang tuanya. Awalnya dia hanya bercerita dengan orang tuaku. Namun lambat laun kedua orang tuaku memanggilku untuk keluar. Dengan rasa mager yang masih mendera jiwaku, saya terpaksa harus keluar menemui mereka di ruang tamu

Hendak membuka pintu, saya dibuat gugup karena saya sama sekali tidak mau bertemu dengan lelaki itu

(Suara pintu terbuka..)

Setelah meyakinkan diri saya pun tak lupa membaca basmallah *bismillahirrahmanirrahim* untuk bertemu lelaki itu

Setelah duduk di samping ibuku, saya baru mengangkat wajahku dan melihat lelaki itu. Saya melihat wajahnya yang sangat tampan dengan kulit sawo matang. Saya langsung berucap kagum dalam batinku *Masyaallah... sungguh sempurna ciptaan-mu. Ya Allah*

★✾★

Terima atau tidak??

Setelah berbincang-bincang dengan kedua belah pihak. Akhirnya saya dan lelaki itu saling berkenalan. Sebelum saya berkenalan, saya  terlebih dahulu berkenalan dengan orang tua lelaki itu. Ibunya bernama Nur Rosdiana dan ayahnya bernama Muhammad Adam

"Salam kenal, nama saya Muhammad Takbir Dzulhijjah panggil saja Takbir" ucap lelaki itu sambil tersenyum melihatku

"Iya, salam kenal juga. Saya Nurul Aisyah Khumairah, panggil saja Aisyah"

"Oh, iya. Nak Aisyah ini cantik sama seperti namanya" ucap Diana sambil tersenyum menatapku

"Aisyah. kedatangan kami disini ada niat baik, Saya selaku ibu Takbir mau menjodohkan Aisyah dengan Takbir, tapi bukan waktu dekat ini. Karena Aisyah masih sekolah, nanti kalau kamu sudah lulus, pihak keluarga om dan tante ingin melamar Aisyah untuk Takbir. jadi kamu dan Takbir ada waktu untuk saling mengenal satu sama lain." ujar Diana

"Maaf, Tante. Bukannya saya mau nolak niat baik Tante. Tapi saya mau fokus belajar dulu dan mau kuliah juga" ucapku dengan nada lembut

"Kan setelah nikah kamu bisa kuliah" ucap Diana tetap bersikukuh

"Iya, Tante. Aisyah tau kalo soal itu.. tapi diumur saya tamat SMA, saya masih belum kepikiran untuk nikah diumur segitu. Lagian Aisyah juga belum matang untuk berkeluarga. Kalau memang Om, Tante, dan Takbir mau menunggu, saya selesai pendidikan, saya mungkin bisa menolaknya" ucapku terjeda beberapa detik "Tapi kalau Takbir menemukan wanita yang lebih baik daripada saya, saya tidak melarang dia untuk memilihnya. Daripada Takbir udah nunggu lama, mending Takbir cari yang lain saja. Lagi pula kalau Om dan Tante nungguin Aisyah selesai pendidikan, saya juga belum pasti untuk nerima Takbir karena Allah maha membolak balikkan hati hambanya. Jadi kalau Om dan Tante tidak mau menunggu, lebih baik Om dan Tante mencarikan Takbir calon istri yang jauh lebih baik dari pada Aisyah. Maaf Om dan Tante Aisyah bilang kayak gini saya tidak mau kalau nanti Om, Tante dan Takbir udah lama nunggu Aisyah tapi Aisyah tidak bisa memberikan kepastian yang menjanjikan. Jika suatu hari nanti Aisyah menolak maksud baik Takbir, Aisyah nggak mau nanti Takbir sakit hati. Aisyah nggak mau kalau Takbir nyimpen luka atau dendam dengan Aisyah" ungkap Aisyah

"Iya, Nak.. Tante dan Om ngerti yang kamu maksud, kalau kita nunggu lama lalu ujung-ujungnya nggak bisa bersatu yang ngerasain sakitnya kan Takbir kalo sudah nyimpen perasaan dengan kamu. Saya ngerti keputusan kamu, saya nggak maksa kalian berdua karena yang jalanin ini kalian berdua, bukan Om dan Tante" ujar Diana

"Iya, Nak. Om nggak maksa juga, karena ini kan yang jalanin kamu" ucap Adam ikut menambahkan "Seperti yang dibilang tante, jadi saya hargain keputusan kamu. Insyaallah kalo jodoh nggak kemana karena jodoh kita sudah tercatat di Lauhul Mahfudz."

"Iya. Om, Tante, maaf yah Aisyah ngomong gini, sebenarnya saya nggak mau ngomong gini tapi ini demi kebaikan saya, jadi saya benar-benar minta maaf Om Tante" ujar Aisyah sambari menundukkan pandangannya

★✾★

Wanita Yang Tepat Untuk Lelaki Misterius [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang