25. Rumah Baru 🔞

204 10 0
                                    

Di sebuah kamar, terlihat sepasang pengantin baru masih terlelap dalam tidur mereka dengan posisi berpelukan. Pasangan pengantin baru itu tentu saja Hanbin dan Hao. Pakaian mereka masih lengkap karena semalam mereka tidak melakukan malam pertama karena terlalu lelah setelah seharian mengikuti berbagai acara di hari pernikahan mereka.

Hanbin perlahan membuka matanya. Saat sudah benar-benar bangun, Hanbin tersenyum melihat Hao, istrinya yang masih tertidur lelap dalam pelukannya. Ia masih tidak percaya bahwa kini ia dan Hao telah resmi menjadi pasangan sehidup semati. Dalam hatinya, ia berjanji akan selalu mencintai Hao seumur hidupnya dan tidak akan pernah menyakiti sang istri.

Hanbin :"Semoga pernikahan kita bisa abadi sampai maut memisahkan kita dan Tuhan mempertemukan kita lagi di surga kelak"

Hanbin mengusap lembut pipi Hao dan mengecup kening sang istri. Tak lama kemudian, Hao mulai membuka matanya karena merasa ada yang mengecup keningnya. Saat Hao benar-benar terbangun, ia melihat Hanbin ternyata sudah bangun lebih dulu dan tersenyum kepadanya.

Hanbin :"Selamat pagi, istriku"

Hao :"Selamat pagi juga, Hanbin-ah"

Hanbin :"Masih memanggil namaku? Kita kan sudah menikah, kau harus memanggilku suamiku atau HaoHao seperti biasanya"

Hao :"Aku masih belum terbiasa dengan status kita sekarang sebagai pasangan suami-istri. Aku masih sedikit canggung"

Hanbin :"Tidak apa-apa. Nanti kau juga akan terbiasa. Ini baru hari pertama kita resmi menikah, jadi santai saja"

Hanbin membawa Hao ke dalam pelukannya dan mengusap lembut belakang kepala sang istri. Hao ikut memeluk erat Hanbin dan menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami. Hao sendiri juga tidak percaya, kini ia dan Hanbin telah resmi menikah dan akan menjalani kehidupan yang baru sebagai pasangan suami-istri bahkan sehidup semati.

Hanbin :"Setelah kita menikah, kita akan pindah ke rumah baru kita"

Hao :"Rumah baru kita?"

Hanbin :"Hmm... Aku sudah membeli sebuah rumah yang berada di daerah Gyeonggi. Aku ingin tinggal di rumah yang sedikit sepi dari hiruk-pikuk kota Seoul yang ramai setiap waktu. Dan rumah itu aku benar-benar beli sendiri dengan uang hasil kerja kerasku selama berkarir sebagai dancer dan solois"

Hao :"Tapi, bukankah Gyeonggi itu sedikit jauh dari Seoul?"

Hanbin :"Iya. Tapi, kau tidak usah khawatir. Waktu untuk sampai ke sana tidak terlalu lama. Mungkin hanya memakan waktu sekitar satu setengah jam"

Hao :"Kau mau datang ke rumahku nanti? Aku butuh bantuan untuk mengemasi barang-barang dan pakaianku. Sekaligus aku harus berpisah dengan adikku, Yujin"

Hanbin :"Kau jangan sedih. Aku sudah memberikan alamat rumah kita kepada Yujin dan Gyuvin. Dengan begitu, mereka bisa berkunjung ke rumah kita kapanpun mereka mau"

Hao :"Kau serius?"

Hanbin :"Aku serius, sayang. Aku tahu betul kau sangat menyayangi Yujin meski dia bukan adik kandung mu. Aku juga sangat menyayangi keluargaku terutama adikku, Gyuvin"

Hao :"Terimakasih, BinBin. Kau tahu sekali seperti apa perasaanku"

Hanbin tersenyum dan mengusap lembut kepala Hao. Ia menarik tengkuk Hao dan mencium bibir istrinya itu. Hao menutup matanya dan membalas ciuman Hanbin. Perlahan Hanbin menindih tubuh Hao dan berganti melumat bibir sang istri. Hao melingkarkan tangannya di leher Hanbin dan sesekali meremas rambut Hanbin saat suaminya itu mencumbunya semakin dalam.

Beberapa saat kemudian, Hanbin melepaskan ciumannya dan menyatukan kening mereka berdua.

Hanbin :"Aku sudah semalaman menahan ini. Kau juga sudah janji memperbolehkan ku untuk melakukan ini tadi malam... Jadi, bisakah kita melakukan morning seks pertama kita sebagai pasangan pengantin baru?"

You and I [BinHao] [GyuJin] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang