"Ayo dek keluar. Temenin makan malem." Owen membuka pintu kamar Amy. Amy masih betah bermain game PC, tidak tahu waktu sudah lewat jam makan malam.
Dipaksa Owen, Amy terpaksa untuk keluar. Berpamitan dengan Papa dan Mama yang baru pulang dari supermarket.
Kakak beradik pergi menggunakan mobil.Amy dibawa kakaknya ke sebuah cafe baru yang ramai. Owen berjalan santai, seperti sudah tahu akan duduk dimana. Melewati beberapa meja kosong. Sesampainya di meja yang dituju, Amy terkejut Owen memilih meja yang penuh dengan cowok-cowok, teman perkumpulan Owen.
"Ini adikku, bentar lagi mau masuk SMA, kalian jangan macem-macem sama dia." Owen memperkenalkan Amy pada mereka, beberapa ada yang masih di bangku SMA, yang lain anak kuliah. Amy memberi salam singkat.
"Kirain tadi mau ngenalin pacar baru!"
Celoteh temannya, seketika yang berbicara itu ditempeleng oleh Owen. Mereka adalah teman bermain billiard, Owen hampir setiap malam menghabiskan waktu bersama mereka.Amy menyimak percakapan di meja, masih kebingungan kenapa Owen membawanya di perkumpulan mereka.
"Oya, Mikha. Dia kakaknya Remy." Owen memperkenalkan Mikha pada Amy. Terkejut mengetahui kakak Remy untuk pertama kali. Wajahnya sedikit mirip dengan Remy, Amy terpana sebentar. Mikha menyambut, lebih ramah daripada Remy, Mikha sangat periang.
"Ini Amy yang sering terlambat ya?" Tanya salah satu dari mereka yang masih mengenakan seragam. Amy mencoba mengingat sosoknya. Sekolah mereka satu lembaga, hanya berbeda gedung SMP dan SMA.
"Kita pernah telat bareng, kemarin, aku yang di suruh pak satpam manjat gerbang." jelasnya.
Amy pun teringat, dengan sopan memberi salam."Adiknya Owen banget, ngaret." Sahut salah satu teman Owen.
"Cuma adiknya lebih berprestasi." Lanjut meledek Owen, mereka saling ledek menggiring pembicaraan ke masa lalu dan hal aib lainnya seputar pembahasan para cowok.- -
Saat pulang, di dalam mobil, Owen menyetir pelan menuju rumah. Amy nampak sedikit mengantuk.
"Dek, kamu simak tadi. Pokoknya aku enggak bolehin kamu pacaran sama cowok kayak mereka di SMA nanti." Owen bersikap layaknya ayah Amy."Tadi aku bawa kamu, biar kamu tahu isi pikiran cowok umur segini, kamu harus bisa bedain cowok mana yang serius sama kamu nantinya. Umur sekolah, mereka itu masih main-main."
"Aku mau kamu bisa jadi dirimu sendiri, nikmati masa mudamu. Oke." Panjang Owen menasihati adiknya tersayang.Amy senang mendapat perlakuan dari Owen yang menjaganya meski jarang menunjukannya.
"Oke Owen, thank you Owen." Amy memeluk kakaknya berterima kasih.***
Di kamar Amy berlanjut, lupa waktu hampir larut, asik mabar online lagi bersama Remy.
Mematikan PC, Amy mulai mengantuk, seketika teringat sesuatu.
Remy Benson
Online"Oiya, Aku tadi ketemu Ko Mikha!"
"Kok bisa?"
"Ko Mikha temen Owen,
aku dinner sama Owen tadi.""Mirip sama kamu. Hahaha."
"Oya? Kamu suka yang mana?"
"Iihh, kok tanya suka..."
😛
"Remy aja deh! Yang gemeess. 😛"
😉
_______
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Delay
Novela JuvenilTerus berharap, menunggu, dibuat bertanya-tanya. Amy tak tahu perasaan Remy kepadanya. Tidak percaya diri, takut, dan malu. Bagaimana cara menyatakan perasaan pada sahabatnya? Apa lagi doi sosok cowok cool, cuek, dan pendiam. Amy kesulitan menghada...