Waiting

8 2 0
                                    

I don't wanna waste my time, if I can't be by his side.

Menggantungkan rasa suka pada Remy, mempertimbangkan mental, waktu dan kesempatan di masa mudanya.

Tangan yang sudah bebas.
Amy akan menangkap semua yang ada di sekitarnya.
Mencoba segalanya.

***

Bell pulang sekolah berbunyi. Amy yang sekarang sudah tidak perlu menutup-nutupi kedekatannya dengan Heins. Menyusuri lorong menuju tempat berkumpul di dekat kafetaria. Ewin dan b boy lainnya mempersiapkan diri untuk latihan break dance. Heins mengajak untuk nongkrong di sekolah, menonton Ewin dan lainnya.

Seperti biasa Heins menyediakan tempat di sebelahnya untuk Amy. Duduk di sebelah Heins masih membuat hati berdebar, panas dingin. Masih menahan diri untuk agresif, melawan aroma pemikat yang makin menggoda.

Grup break dance sudah memulai gerakan. Menonton mereka dari dekat merupakan sensasi yang berbeda. Untuk pertama kalinya melihat secara langsung gerakan break dance, Amy ngilu. Takjub. Mereka sudah profesional. Tak berkedip, Amy tak mau melewatkan detail pergerakan mereka.

'Shreek.'
Heins mengusap kepala Amy. Memutar kepala Amy kehadapannya dengan tangan kekarnya. Memandangi Heins dengan bingung.
Heins nampak sedikit bete.
"Jangan liatin mereka terus..." berbicara pelan.
Amy malu meraskan ada panah cinta menancap dihatinya.

Menurunkan tangannya, tangan Heins melesat di antara lengan Amy. Menarik Amy menempel padanya. Heins memberikan senyum manisnya. Melihat senyuman itu sebentar, kembali menunduk.

"Mereka latihan untuk persiapan pentas di acara festival budaya. Tiap pulang sekolah kamu mau ke sini atau enggak?." Ajakan Heins membuat panas dingin badan. Dengan malu-malu Amy mengiyakan ajakan itu.

Di tengah latihan, Ewin memandang ke arah mereka. Menggoda Amy, mengarahkan pola hati di tangannya. Melihat Heins yang hanya sibuk dengan Hp di tangan kanannya. Amy bertanya-tanya. Kenapa sampai saat ini Heins juga tidak 'menembaknya'. Cowok lain yang sudah ditolak Amy, dari awal sudah langsung menyatakan cinta. Heins berbeda.

Memikirkan Heins menyatakan cinta, membuat darah mengalir kencang, jantung berdebar, pipi panas.

Amy tersipu.

- -

Heins yang terus menempel pada Amy.
Heins selalu mengirim pesan untuk berjumpa setiap pulang sekolah.
Kawan Heins yang mendukung hubungan ini.

Heins belum menyatakan perasaan.
Apa yang ditunggu.
'Mau dibawa kemana hubungan kita?'

Kebersamaan dengan Heins setiap pulang sekolah. Lambat laun diketahui banyak orang. Amy dan Heins menjadi sorotan. Sejoli yang belum menyandang status berpacaran. Nampak erat di sudut sekolah sore hari. Setiap angkatan membicarakan mereka.

Heins belum juga menyatakan cintanya selama satu bulan ini.

Love is patience?

Amy sudah dibuat harus sabar diawal semesternya. Sabar soal Remy, kembali di buat harus sabar lagi menunggu Heins.

Perbedaannya, Heins menunjukan tanda, Heins menggenggam tangannya, Heins bersandar padanya, Heins memberikan senyuman itu pada Amy, Heins membuat Amy tahu bahwa dia juga menginginkannya.

Tapi apa yang menunggu mereka?

***

Hujan lebat, beberapa murid terjebak di sekolah. Tempat berkumpul grup break dance sedikit bergeser. Meski duduk di bawah lantai, Amy serasa hangat disamping Heins, menyaksikan Ewin dan grupnya berlatih.

Chocolate DelayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang