"I love you too..."
- -
Pertemuan singkat yang terkenang sepanjang masa. Tertegun. Kasmaran. Hadiah pertama yang didapatkan dari pacar, pengalaman pertama seumur hidup... senyum-senyum sendiri.
"Ini buat nemenin kamu, selama aku ujian besok. Aku enggak mau kamu kesepian."
Heins mengucapkan kalimat perhatiannya pada Amy tadi. Memeluk bonekanya di kasur, replay terus kejadian romantis yang dialaminya.
'Heins sebentar lagi lulus...'
Maunya semua ini masih berjalan seperti sekarang, namun kenyataan mereka akan berjauhan dalam beberapa bulan lagi.
'Gimana cara pacarannya nanti?'Membayangkan berpacaran dengan Heins, saat berstatus mahasiswa.
'Dia bakal ketemu cewek baru nanti...?'
Takut. Rasa takut merasuk. Amy tersadar banyak kemungkinan untuk kehilangan Heins. Kehidupan mahasiswa akan sangat luas. Hubungan mereka belum mencapai setahun, tetapi sudah akan berjauhan.
'Kenapa dia enggak pernah bahas ini?'Waktu kelulusan hanya tinggal beberapa bulan, dan Amy tidak dapat melihat masa mendatang itu.
Percaya semua akan baik-baik saja, berjalan apa adanya, selama Heins benar-benar mencintainya.
***
Melihat sekeliling, sudah beberapa hari, pasangan baru menjamur di sekolah. Efek dari hari valentine kemarin.
Menemukan Oscar dan pasangannya yang baru. Amy tersenyum menyapa mereka yang lewat dihadapannya.
"Lizy..." Amy melihat sosok Lizy pucat lewat di hadapannya seperti hantu. Segera menghampirinya, mengajaknya untuk pergi ke UKS. Lizy terbaring lemas, pucat bibirnya.
Panik, segera menghubungi Alex, meminta tolong padanya untuk membawa Remy ke UKS.
Berbincang sebentar dengan penjaga UKS, memastikan kesehatan Lizy. Ternyata memiliki penyakit parah pada organ lambungnya. Lizy yang anak rantau, jauh dari orang tua. Amy menawarkan diri untuk membawanya ke rumah sakit segera.
'Braak!' Gaduh di pintu masuk.
Remy terburu-buru menghampiri Lizy yang masih di atas ranjang. Remy panik serius.
Amy syok ternganga. Syok melihat sisi Remy yang bisa seperti itu pada pacarnya. Iri... menginginkan posisi Lizy.'Remy benar-benar sayang sama Lizy... ...Lizy beruntung...'
Sangat panik, Alex dan Remy menggotong Amy yang terdiam menuju mobil sekolah.
Salah, meninggalkan Amy di tengah jalan, kembali membawa Lizy berdua, menuju mobil untuk rujuk ke rumah sakit.
Remy dan Lizy pergi bersama wali kelas. Melihat kepergian mereka, sampai tak terlihat lagi. Masih terpaku, iri.
Iri, Lizy mendapat perlakuan sempurna dari sosok Remy.
Amy berjalan kembali menuju kelasnya.
Duduk di bangkunya, Amy mendapati secarik kertas pengumuman jadwal ujian kelulusan. Saat Heins ujian, Amy akan libur. Tak terasa waktu ini datang sangat cepat.
***
Heins
"Amy, aku mau ngomong sesuatu...
Kamu jangan marah ya, jangan sedih.""Maaf kita enggak bisa lanjut...
Aku mau fokus ujian.""Aku enggak mau kamu kesepian.
Kamu berhak bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Delay
Teen FictionTerus berharap, menunggu, dibuat bertanya-tanya. Amy tak tahu perasaan Remy kepadanya. Tidak percaya diri, takut, dan malu. Bagaimana cara menyatakan perasaan pada sahabatnya? Apa lagi doi sosok cowok cool, cuek, dan pendiam. Amy kesulitan menghada...