Sampai di apart milik Steve. Steve menyambut Amy di depan pintu. Dengan sambutan hangat, Amy memasuki ruangan. Di meja sudah tersusun rapih semua yang dipesannya.
Melihat itu Amy memanfaatkan momen betenya pada Steve sebagai pelampiasan sedih dari luka yang ditutupinya. Memeluk Steve dengan manja, Amy melampiaskan kekesalannya dalam pelukan Steve. Meski keringat Steve terasa. Bertahan dalam dekapan. Perlahan Amy meneteskan air mata.
"Loh, nangis... jangan, jangan." Steve panik seketika.
Amy menangis sejadi-jadinya, karena sudah terlanjur. Beruntung momen betenya dapat dijadikan cover dari penyebab utamanya.Mengarahkan Amy untuk duduk, menenangkannya. Steve berlutut memohon maaf sebesar-besarnya pada Amy. Merasa bersalah.
"Duh, kamu sampe gini. Udah bobo sini aja ya malem ini." Steve mendekap Amy manja.
"Aku mau dua hari di sini." Amy ngelunjak.
"Hah. Lama banget?" Steve serius.
"Oh, dua hari lama? Kamu enggak mau ada aku?" Hampir Amy mengangkat isu lainnya.
"Enggak... aku mikirin kamu kuliahnya, terus juga apart ini kadang adikku dateng, aku kayak nyelundupin apa nanti kalo dia main ke sini tahu ada kamu." Steve meluruskan.
"Kenapa aku enggak dikenalin?!" Amy sedikit emosi.
"Bukan gitu, semua ada waktunya nanti. Kamu juga dadakan gini. Keluarga ku lagi pergi semua, rumah aku kosong. Jadi aku bawa kamu ke apart. Daripada tetangga gosip kan."
Penjelasan Steve meredakan emosinya. Amy mulai terdiam, menerima semua.
Malam berlanjut. Setelah menyantap makanan, Steve memakai kamar mandi terlebih dahulu. Amy tak mau menunggu. Dirinya memasuki kamar mandi. Mandi bersama Steve. Steve yang terkejut, tapi sumringah. Melanjutkan momen itu. Alhasil apa yang terjadi terjadilah.
Dibawah shower, mengoleskan sabun pada tubuh Amy. Tangan Steve bergerak mengikuti pola lekukan tubuh Amy. Menggoda. Amy terangsang dalam tiap sentuhannya. Licin dari sabun, remasan Steve pada dada dan pinggangnya membuat Amy mendesah. Desahannya meningkatkan gairah mereka berdua.
Basah dan licin, Steve mencumbu Amy di dalam kamar mandi. Wajah Steve pada dadanya menampakkan sosok Remy sekilas.
Adegan panas melebihi air panas yang mereka pakai. Steve tak kuasa, menikmati tubuh Amy seperti hidangan pencuci mulut. Memeluk Amy yang licin, mengangkatnya, menyandarkan Amy ke tembok. Mencium Amy dengan nafsu. Amy dibuat pasrah, menikmati sensasinya. Perlahan Steve turun ke bawah. Menjilat bagian Amy.
Kegelian Amy berteriak. Tetap dilanjutkan Steve penuh hasrat. Amy becek.
Perlahan Steve menurunkan Amy pada posisinya. Pas tepat sasaran, Steve memasukan miliknya. Amy ditusuknya perlahan, keenakan. Mereka memenuhi hasrat luar biasa dalam kamar mandi.
"Keluarin di luar ya." Amy sempat mempringati.
Steve menikmati buah dada Amy dihadapannya. Merangsang penuh nafsu. Bergoyang cepat, Steve segera menuju klimaksnya. Segera cepat dia tarik keluar batangnya. Tumpah ruah di luar. Amy mengecup bibirnya, masih bernafsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Delay
Teen FictionTerus berharap, menunggu, dibuat bertanya-tanya. Amy tak tahu perasaan Remy kepadanya. Tidak percaya diri, takut, dan malu. Bagaimana cara menyatakan perasaan pada sahabatnya? Apa lagi doi sosok cowok cool, cuek, dan pendiam. Amy kesulitan menghada...