Permainan usai, mereka pulang.
Meresahkan, Remy pun langsung pulang.
Amy dibuat bingung. Menunggu Remy sedari tadi.Apakah dirinya tidak masuk dalam daftar tunggu bagi Remy.
Kenapa Remy tidak juga memulai PDKT.
Kenapa Remy biasa saja.Jika perasaan itu dahulu memang ada... apakah dengan begini, artinya... sekarang sudah tidak ada perasaan itu dalam diri Remy?
Apakah keduanya saling menunggu?
Atau teman-teman hanya tahu Amy seorang yang menaruh rasa pada Remy?
Mempertimbangkan itu, Amy merasakan sakit hati. Kesal, Remy tidak jelas. Amy masih malu hati untuk blak-blakan.
Amy sangat berharap Remy memulai duluan, jika benar perasaan itu ada padanya.
"Kamu jangan aneh-aneh ya, jangan mabuk, jangan drugs, jangan sama cowok nakal. Kalo ada yang jahatin kamu, langsung telepon aku." Alex benar-benar peduli pada Amy yang kini sendirian di rumah.
Amy terharu. Hanya geli sedikit, semua yang disebutnya sudah terjadi. Amy hanya mengiyakannya. Amy ingin merahasiakan semua dari mereka. Tidak mau mereka mengurusi hidupnya.
Alex dan Ronald mengajak pulang beriringan. Amy teringat akan dijemput Carlos dan Keanu. Pikirnya jangan sampai Alex dan Ronald tahu mereka.
Saat dekat parkiran, berlagak sakit perut. Amy meminta mereka pulang tanpanya.
"Enggak apa-apa, kita tunggu." Alex heroik.
"No... aku enggak nyaman kalo ditunggu."
"Kamu sendirian di sini terlalu banyak cowok." Ronald prihatin.
"It's ok, aku udah member di sini. Mereka kenal Owen." Amy mengelabui.
"Atas nama kak Owen, berarti kita harus tunggu." Alex berpendirian.
"Please, Owen aja enggak mau nunggu... karena aku di WC sejam." Amy memohon.Mengetahui waktu Amy terlama di WC, berhasil membuat mereka cabut.
Lega. Amy mengantarkan mereka sampai pergi, dengan berlagak sakit perut. Setelah jauh dari pandangan, Amy mengakhiri aktingnya. Berbalik badan, hendak menuju ke ruang tunggu. Amy pucat.
"Salam perpisahan apa tadi?" Cowok rambut plontos berwarna putih tepat di depan pintu masuk. Rupanya sedari tadi menyaksikan.
Amy terjepit dalam rasa malu.Menutupi malunya, Amy tertawa. Terpaksa dalam keadaan, melanjutkan sakit perutnya kembali. Berlari ke arah WC, meninggalkan pria eye catching yang belum diketahui namanya. Masuk ke dalam, menelepon layanan antar jemputnya.
Keanu
📞 Dalam panggilan."Bro kita enggak bisa jemput ya.
Lagi dapet kenalan dari aplikasi.
Bentar dulu yak.""Duuh!
Jangan dibawa ke rumahku.
Aku mau balik.""Yess maam."
_______***
Amy sudah terlanjur ditinggal oleh yang lainnya, kini jemputannya delay.
Muncul notifikasi pesan masuk bernama Luke. Amy tak mengenalnya, dan malas mengurusinya. Mengabaikannya.
Kembali ke ruang tunggu. Pria tadi ada di salah satu sofa. Amy agak ngeri, dan malu. Bingung, tadi pria itu sudah di luar, kenapa sekarang ada lagi di dalam.
Pria itu tersenyum melihat Amy, mengangkat tangannya menyapa.
Membalasnya mengangguk, berusaha menghindar."Kok enggak jadi pulang? Mau main lagi?" Amy mengalihkan.
"Aku nungguin kamu." Dengan santai menjawab Amy.
Agak ngeri. Amy sedikit waspada. Berharap pria di sampingnya hanya bercanda. Membalasnya meringis. Cuek, sibuk dengan Hp-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Delay
Teen FictionTerus berharap, menunggu, dibuat bertanya-tanya. Amy tak tahu perasaan Remy kepadanya. Tidak percaya diri, takut, dan malu. Bagaimana cara menyatakan perasaan pada sahabatnya? Apa lagi doi sosok cowok cool, cuek, dan pendiam. Amy kesulitan menghada...