Adult Amy
11:11
Merasakan pelukan yang dirindukan selama ini. Berbalik badan. Bertatapan. Memandangi sosok Heins. Meraih pipinya, mengusapkan jarinya. Janggut yang habis dicukur. Geli.
Dua tahun berlalu semenjak kenangan pahit di antara mereka. Banyak hal yang berubah pada diri masing-masing. Amy mempertanyakan perasaannya, apakah masih ada...
Apakah perasaan Heins juga masih ada?Rasa nikmat semalam sangat memuaskan. Tak lagi penasaran, tak lagi tertahan, tak lagi dilema, rasanya ingin lagi.
Melihat Amy masih tanpa busana didekapannya, Heins membelai sekujur tubuh Amy. Mencium spot sensitif, di leher Amy. "Haha... aku tau titikmu." Kalimat pembuka dari Heins. Amy memeluk tubuh Heins, manja. Nyaman.
"Maaf ya, aku dulu nyakitin kamu." Heins memeluk erat tubuh Amy.
"Hehe... Ewin yang cerita semua, kamu jahat banget sih." Amy menjawab tenang.
"Jahat apa..." Heins mengelus pundak Amy.
"Jahat nikmatin sendiri, aku enggak diajak join dari dulu." Menggelitik pinggang Heins, mencairkan suasana.Heins tertawa, suara Heins di pagi hari, syahdu rasanya. Aroma mulut sedikit bau terhirup.
"Aku enggak nyangka kamu bisa se enjoy ini. Aku kira kamu cewek yang bakal cerewetin pergaulanku." Jawaban Heins menyangkut di benak Amy. Saat dulu, mungkin itu hal yang pasti akan dilakukannya.
Tapi kini, people change, setiap waktu. Bersyukur Amy sampai di lingkungan ini bukan karena sentimen, but because of fun. Tidak terjerumus sangat dalam, Amy membandingkan dirinya dengan Heins dan Ewin. Mereka addicted. Amy tak ingin memiliki masa depan itu. Membatasi diri.
Tak tersadar melamun, Heins memanggil namanya. "Hei... gimana menurutmu... apa kita masih bisa lanjut lagi?"
Terkejut. Berusaha santai, mencium kuping Heins, menggodanya. Hampir membuat Heins turn on. "No... aku enjoy begini. Feel free aja kalo kamu mau main lagi sama aku." Amy memotong momen. Heins terbelalak.
"Jangan gini please.., besok aku balik ke Bali, jangan buat aku kentang hari ini!"
Heins mengangkat Amy duduk diatas tubuhnya, memandangi kemolekan Amy, tak kuasa. Amy menutupi tubuhnya, berusaha lari dari Heins. Mengajaknya bergurau.
Mengambil pakaiannya, berlari ke dalam kamar mandi. Mengunci pintu. Bernafas lega, mengenakan pakaiannya, berlari ke luar kamar.
***
Menemukan pasukannya masih tepar, Amy membereskan meja yang berantakkan. Menyiapkan gelas dan teko berisi air putih untuk mereka. Melihat Amy duduk di bawah, mengangkat gelas. Carlos setengah sadar di belakangnya, melihat tubuh Amy dari belakang, merangkul pinggang Amy, menarik Amy ke arahnya.
Terkaget, gelas berisikan air di tangan Amy tersentak, airnya tersiram ke kepala Keanu. Membangunkan mereka semua. Masih mager, Keanu lanjut tidur di paha Amy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Delay
Roman pour AdolescentsTerus berharap, menunggu, dibuat bertanya-tanya. Amy tak tahu perasaan Remy kepadanya. Tidak percaya diri, takut, dan malu. Bagaimana cara menyatakan perasaan pada sahabatnya? Apa lagi doi sosok cowok cool, cuek, dan pendiam. Amy kesulitan menghada...