Hari terakhir di minggu pertama, dalam pelajaran siang hari, suasana kelas yang tenang, murid depan fokus pada guru. Barisan belakang mulai merasa bosan. Amy mendengarkan musik dengan earphone. Remy asik berdiskusi dengan yang lain.
Suasana bosan, seketika terpecah kala rombongan di luar kelas ribut melewati kelas. Kepala semua murid menengok ke arah jendela, memantau keributan di luar. Melihat senior melewati kelas, merupakan sebuah iklan yang tak bisa dilewatkan mereka.
Senior yang lewat di depan kelas, memandangi murid di dalam. Memantau adik kelas mereka. Sampai di gerombolan terakhir, yang paling ribut. Gerombolan cowok yang bergurau dengan lantang sedari tadi. Bagian final yang di tunggu penonton akhirnya tiba.
Penonton tiba-tiba terkejut, melihat gestur tangan salah satu menunjuk di antara mereka. Murid di kelas mencari siapa yang di maksud.
"Woi, lihat itu!" Seru salah satu dari senior memanggil teman yang lain. Murid yang di bangku depan menoleh ke belakang. Murid di belakang menatap senior penuh siaga.
Sekarang senior itu memberi isyarat earphone pada mereka. Remy yang mengetahui maksud mereka, menatap dengan kesal.
Tidak tahu keadaan, sampai kawan di depannya memberitahunya. Amy menoleh ke jendela. Gerombolan tak asing bagi Amy, Amy teringat kembali dengan sosok cowok bobber.
Seketika pandangan Amy bertemu dengan cowok tinggi, berkulit coklat yang mengenakan jaket. 'Itu dia...' dalam hati.
Amy tak melepaskan pandangannya.
Terhipnotis dengan sosok itu.Ketika tersadar akan aura hangat di sampingnya, menyadari tatapan tajam cowok bobber yang tidak lagi ditujukan padanya. Amy melirik ke samping, menemukan Remy yang nampak kesal. Entah mengapa.
Teman Amy heboh mengetahui Amy diincar oleh sosok senior yang mempesona.
***
Di kafetaria membeli jajanan hendak kembali ke dalam kelas. Sesak penuh orang, membuat Amy sebentar terpisah dengan teman. Amy mencari celah untuk kembali jalan dengan mereka. Amy selalu menghindari beberapa cowok senior yang mengincarnya berkumpul dan selalu berusaha mendekati di kantin.
Berhasil kabur dari kerumunan Amy sedikit berlari kembali ke barisan di belakang kawanannya.
Dari kejauhan Amy mendengar Alex dan Ronald berteriak. Terhenti sebentar mencari keberadaanya, pandangan tertuju pada mereka di sebrang kiri. Alex, Ronald, Remy, geng lainnya termasuk Oscar.
Seakan mereka menunjukkan pada Amy, sudah mendapat markas baru, di markas itu mereka berbaur dengan senior juga. Alex dan Ronald menyapa bahagia, Remy memberi senyum, Oscar pura-pura tidak melihat.
Amy enggan menghampiri mereka.
Membalas sapaan mereka dengan memberi senyuman lebar, Amy lanjut berjalan."Eh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Delay
Fiksi RemajaTerus berharap, menunggu, dibuat bertanya-tanya. Amy tak tahu perasaan Remy kepadanya. Tidak percaya diri, takut, dan malu. Bagaimana cara menyatakan perasaan pada sahabatnya? Apa lagi doi sosok cowok cool, cuek, dan pendiam. Amy kesulitan menghada...