Haechan duduk di depan meja makan yang ada di apartemen Jungkook. Dia duduk tenang saja, membiarkan beberapa pelayan datang dan menata pada meja makan hingga akhirnya terisi penuh. Sambil menunggu meja penuh, Haechan sesekali mengecek handphone dan ternyata dua temannya juga belum sampai asrama. Sepertinya Beomgyu dan Jeongin pagi ini sibuk di genjot oleh Bangchan dan Johnny jadi sudah pasti akan terlambat. Semoga saja Jimin tidak ngamuk - ngamuk lagi kepada mereka.
"Dimakan Haechan, jangan diam saja," kata Jungkook sambil memberikan kode agar para pelayan pergi.
Dua pelayan yang di beri kode kemudian membungkukkan badan dengan sangat sopan sebelum akhirnya melangkah pergi.
Haechan menatap pada dua pelayan perempuan dengan seragam khas pelayan bahkan memakai bando melangkah keluar dari ruang makan. Haechan mau beli seragam pelayan juga ah… tapi yang agak seksi dan warnanya jangan hitam putih, sepertinya asyik.
"Kau mau bicara apa sebenarnya hyung?" tanya Haechan sambil mengambilkan nasi hangat untuk Jungkook. Walaupun agak kesal, Haechan tetap melayani dengan sepenuh hati dan sepenuh jiwa.
"Terima kasih," ucap Jungkook, "Makan saja dulu.. nanti keselek kalau membahas sambil makan."
"Aku tahu," Haechan menatap dengan tatapan cukup tajam pada Jungkook. Ia yang mau mengomel berhenti berbicara ketika Jungkook mengambil irisan daging ayam yang dimasak kecap manis dan menggerakkan sumpit yang sudah mencapai ayam kearah Haechan.
"Wuuuusssh.. wuing wuing wuing ayam datang…. Ayo dimakan ayamnya Haechan sayang," kata Jungkook yang menyuapkan ayam ke arah Haechan.
Haechan membuka mulutnya dan menerima suapan dari Jungkook. Ia mengunyah makanan dan matanya terbelalak lebar karena ternyata makanannya enak.
"Enak kan… dua pelayan itu sudah bersamaku sejak aku kecil memang masakan mereka yang paling enak," kata Jungkook.
"Aku juga bisa memasak. Masakanku juga enak," kata Haechan yang mengambil lauk lainnya dan memakan dengan lahap, "Ini juga enak."
"Memang Haechan bisa masak apa yang kau bilang enak itu?" tanya Jungkook yang sebenarnya tidak yakin kalau Haechan bisa memasak.
"Mie instan," jawab Haechan dengan cengiran lebar.
Jungkook terdiam sejenak, namun kemudian dia ikut tersenyum dan melanjutkan makannya. Memang benar dugaannya, dia berbakat menjadi dukun sepertinya.
"Jadi, ada masalah apa sebenarnya?" tanya Haechan sambil menatap kearah Jungkook, "Taehyung Daddy sama Mingyu Daddy merebutkanku ya."
"Untung saja tidak ada Jeongin dan Beomgyu, bisa - bisa di Jambak kau," kata Jungkook sambil geleng - geleng kepala, kelakuan Haechan memang luar biasa ajaib.
"Iiiih hyung jawab saja sih jangan muter - muter dulu," kata Haechan sambil memanyunkan bibirnya.
"Kalau dari pembicaraan lusa kemarin yang naksir denganmu itu Mingyu, Taehyung hyung sih enggak ada ucapan naksir padamu," kata Jungkook.
Haechan terdiam dengan dengusan kesal. Ia tidak berkata apapun lagi dan melanjutkan makannya. Haechan mengambil kimchi lobak, memakannya. Tangan Haechan terjulur dan mengambil telur dadar kemudian memakan lagi. Haechan mengunyah dengan penuh semangat tapi lama - lama kesal juga karena ternyata Taehyung tidak mencintainya.
"Nah masalahnya… Mingyu ingin perjanjian dibatalkan agar bisa memilikimu secara utuh," kata Jungkook.
Haechan mendongakkan kepala, "Tapi kalau aku tidak cinta pada Mingyu hyung gimana? Dan aku ini bukan baby sugar ya. Kemarin itu jual diri kan karena butuh biaya debut. Kalian pikir aku, Jeongin dan Beomgyu benar - benar mau jual diri."
"Nah masalah itu juga sudah aku beritahu pada Mingyu. Tapi…" Jungkook meletakkan sumpit, tangannya mengambil tisu dan membersihkan sudut bibir Haechan yang agak kotor.
Karena Jungkook menggantung ucapannya, Haechan menjadi penasaran dan menatap balik pada Jungkook, "Tapi apa Hyung?"
"Dengan sikap Mingyu seperti itu berarti dia benar - benar mencintaimu," kata Jungkook, "Mingyu bahkan sampai ingin membatalkan perjanjian. Dan hal itu belum pernah terjadi selama kami melakukan kegiatan sex ini selama beberapa kali. Aku khawatir juga kalau nanti malah Mingyu dan Taehyung hyung berantem dalam waktu yang cukup lama."
"Tenang saja," Haechan tersenyum lebar, "Akan aku damaikan mereka berdua. Kalau dengan Haechan semua orang akan berdamai."
"Kemarin saja kau berantem dengan Jeongin," cibir Jungkook kearah Haechan.
"Percaya padaku Hyung… aku ini agak - agak ajaib," kata Haechan yang lanjut sarapan.
"Tapi setelah ini kau ada latihan kan, jadi harus pulang dulu ke asrama," kata Jungkook.
"Iya hyung, nanti kalau ada waktu baru aku temui Taehyung dady dan Mingyu Dady," kata Haechan yang kemudian menatap pada Jungkook, "Antar sekalian ya… Dady Jungkook mau berangkat kerja kan."
"Iya, siap… aku antar sampai ke ujung dunia," kata Jungkook.
"Mulai lebay deh Daddy," kata Haechan yang membuka mulut menerima suapan dari Jungkook lagi.
"Ketularan kau sepertinya aku ini," balas Jungkook.
Haechan mengunyah sambil tersenyum - senyum saja.
@@@@@
Haechan mendengus kesal ketika perjalanan menuju asrama malah terjebak macet panjang gara - gara entah apa yang ada di depan sana dan membuat jalanan macet separah ini.
Jungkook yang sedang mengecek pergerakan saham di jok belakang sama seperti Haechan, terkejut luar biasa ketika Haechan membuka jendela dan mengeluarkan setengah badan dari jendela.
"Haechan bahaya!!!" jerit Jungkook panik.
"Tenang hyung, aku hanya heran saja di depan sana ada apa," Haechan berusaha melihat apa yang membuat macet, "Jangan - jangan ada dinosaurus lewat nih."
Jungkook menggeser duduknya, awalnya dia hanya berniat untuk memegangi Haechan saja agar tidak terjatuh tapi tiba - tiba dia mendapat ide yang cukup gila. Jungkook mengelus lembut pada pantat Haechan, tangannya kemudian bergerak melepaskan resleting celana Haechan dan menurunkannya begitu saja.
Haechan mengerutkan kening, dia menolehkan kepala kearah dalam mobil dimana celananya sudah dilepas oleh Jungkook.
"Daddy…" panggil Haechan panik.
"Sudah ketemu apa yanh membuat macet? Kalau belum coba lihat terus," kata Jungkook.
Haechan tahu maksud dari ucapan Jungkook, dia akhirnya berpegangan pada pinggiran jendela dengan posisi setengah badan masih diluar jendela ketika merasakan pantatnya diremas - remas oleh Jungkook.
Jungkook menciumi pada bongkahan pantat Haechan, ia menggerakkan tangannya mengelus pada lubang anal Haechan hingga kemudian jari tengahnya menelusup masuk kedalam lubang anal Haechan.
Haechan menahan desahannya dengan susah payah. Dan dia rasa sebentar lagi dia tidak akan bisa menahan. Haechan menggerakkan tubuh masuk kembali kedalam mobil dan berakhir duduk dipangkuan Jungkook.
Jungkook menutup jendela agar suara desahan Haechan tidak terdengar sampai luar.
"Daddy, katanya kalau menyentuh baby sugar nanti ada denda," kata Haechan sambil mendesah lembut. Jari Jungkook memang sudah keluar dari lubang analnya tapi sekarang Jungkook membuka pakaiannya dan menciumi pada dadanya.
"Denda cuma 200 juta ini, mending bayar deh daripada penis menderita," kata Jungkook yang menjilati pada ujung puting payudara milik Haechan.
"Aaaah… enghhh… aaah… ah ah…" Haechan benar - benar meloloskan diri untuk mendesah nikmat.
Di sela - sela desahan Haechan, dan hisapan Jungkook pada puting Haechan, mobil mulai melaju sedikit demi sedikit. Jungkook melepaskan hisapannya, ia kemudian bergerak melumat pada bibir Haechan ketika handphone Jungkook berdering nyaring.
Jungkook melepaskan ciuman. Kepala Jungkook dan Haechan dengan kompak menoleh kearah handphone milik Jungkook dan keduanya saling berpandangan lagi ketika melihat nama Mingyu yang menelepon
. Jungkook dan Haechan merasa seperti sedang selingkuh, padahal mereka tidak mengkhianati siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL 🔞🔞🔞
FanfictionPerjalanan karir dari Haechan, Beomgyu dan Jeongin yang ternyata penuh lika liku dan intrik permasalahan. sampai akhirnya mereka bertemu dengan 5 sugar Daddy yang menawarkan bantuan. tapi tentu saja tidak ada yang gratis di dunia ini. WARNING!! BOYS...