45.

129 5 0
                                    

Suasana bar pribadi di rumah mewah Chulyong selalu membuat Jimin nyaman. Lampu temaram yang berganti warna dari ungu ke merah kemudian ke hijau kemudian ke warna kuning hangat dan terakhir warna putih normal dan akan kembali lagi pada urutan. Pada bar pribadi Chulyong hanya terdapat satu set sofa berbentuk setengah lingkaran dengan meja berbentuk bulat di bagian tengahnya. Kemudian di sisi depan bar yang berbentuk melingkar juga terdapat 6 bar stool berwarna cokelat tua yang senada dengan warna bar. Chulyong tidak meletakkan kursi atau meja tambahan, karena ini memang bar pribadi dan dia jarang sekali mengundang tamu untuk minum - minum di bar pribadi ini. Untuk pertemuan Chulyong lebih suka bersifat resmi dan akan melakukan di ruang pertemuan yang sudah ada.

Malam ini istimewa untuk Chulyong maupun Jimin karena itu semua gangguan apapun bentuknya disingkirkan oleh Chulyong. Pintu bar di tutup dan dikunci oleh Chulyong, untuk peracikan minuman diserahkan kepada Jimin yang memang belajar meracik minuman.

Jimin yang sedang membuatkan minuman untuk Chulyong dan dirinya menatap pada Chulyong yang begitu serius mengunci pintu. Sepertinya malam ini akan akan sesuatu yang berbeda atau sebut saja malam ini sepertinya Jimin akan digempur Chulyong di bar pribadi ini. Jimin senyum - senyum sendiri membayangkan hangatnya pelukan tubuh kekar Chulyong. Membayangkan bibir Chulyong yang menyapu pada bibirnya. Membayangkan...

"Kenapa kok senyum - senyum sendiri? Kau membayangkan apa hayo?" goda Chulyong yang sudah ada di depan Jimin.

"Enggak membayangkan apapun chagi," Jimin mendorong gelas yang berisi minuman dengan warna biru.

"Jangan berbohong pasti kau membayangkan sesuatu yang mesum kan. Aku tahu dari tatap matamu," kata Chulyong, "Jangan suka memarahi Haechan, Beomgyu dan Jeongin kalau mereka mesum. Karena sepertinya mereka meniru kelakuanmu."

Jimin tersenyum malu - malu, "Jangan bicarakan anak - anak itu, bagaimana kalau kita bicarakan mengenai kita saja."

"Mau membicarakan apa memangnya?" tanya Chulyong.

Jimin meletakkan dua tangan untuk menompang dagunya. Tatap matanya lurus menatap kearah Chulyong yang juga menatap kepadanya.

"Aku masih tidak menyangka jika om - om yang dulu aku takuti malah menjadi kekasihku," kata Jimin.

"Rencana Dewa memang tidak terduga kan," balas Chulyong yang menggerakkan tangannya dan menggenggam lembut pada tangan Jimin. Ia mengangkat tangan Jimin dan mencium lembut pada punggung tangan Jimin. Memang tidak pernah ada yang tahu mengenai rencana Dewa.

Jimin sebenarnya takut, tapi jika dia tidak melakukan apapun maka temannya Taeil bisa benar - benar bunuh diri karena tertekan dengan apa yang terjadi. Jimin mendapat jalan keluar yang cukup aneh dan berbahaya jika dari cerita kenalannya, tapi... Jimin merasa hanya ini satu - satunya jalan untuk menyelesaikan masalah Taeil.

Jimin menatap kearah pintu dengan gugup ketika pintu terbuka. Jimin langsung bertemu tatap dengan seorang laki - laki bertubuh tegap yang hanya memakai kaos tank top berwarna hitam. Pakaian laki - laki itu membuat tubuh bagian depannya terlihat memiliki banyak tato bahkan terlihat ada tato naga.

"Ada apa? Kenapa kau datang mau meminta bantuanku?"

Jimin menolehkan kepala kearah kenalannya yang merupakan salah satu anak buah dari laki - laki ini.

"Jadi begini Chulyong - ssi," kata Jimin sambil mengelus - elus dengkulnya.

"Kau salah satu member X-Sektor kan," kata Chulyong.

Jimin tersenyum lebar, "Iya tuan.. ternyata anda mengenalku, senang sekali rasanya."

"Salah satu anakku menyukai X-Sektor jadi aku tahu. Bagaimana tidak tahu kalau setiap hari dia memutar lagu kalian dengan speaker," kata Chulyong.

Jimin hanya tersenyum - senyum saja, cukup senang karena ternyata orang yang ingin dia mintai tolong tahu tentang dia.

"Jadi, kenapa kau kesini? Mau meminta bantuan mengenai skandal kalian kah?" tanya Chulyong.

Jimin langsung terdiam, dia hanya bisa menganggukkan kepala.

"Akan aku bantu," kata Chulyong, "Tapi... aku tidak bisa membantu mengenai opini masyarakat atau mengembalikan fandommu."

"Aku tidak meminta untuk mengubah pandangan masyarakat tapi... temanku itu dijebak. Taeil namanya, dia dijebak," Jimin berusaha menahan emosinya, "Taeil disuruh oleh salah satu CEO kami untuk menemani sponsor minum tapi kemudian dia dilecehkan. Taeil melawan dan memukul salah satu sponsor, tapi perusahaan menutupi dan malah bilang kalau Taeil sengaja menjual diri untuk meningkatkan popularitasnya."

"Lalu apa yang bisa aku lakukan untukmu? Untuk temanmu itu?" tanya Chulyong.

"Buka semua fakta yang ada, sebarkan di internet. Aku ingin kau membantuku itu," kata Jimin, "Aku takut Taeil akan terus menerus drop dan akan melakukan bunuh diri."

Chulyong terdiam dan membuat Jimin merasa gugup. Takut jika Chulyong akan menolak permintaannya.

"Akan aku bantu. Akan aku tuntaskan semua masalah temanmu," kata Chulyong, "Aku juga tidak mau kalau anakku terus menerus bersedih."

Jimin tersenyum lebar, akhirnya ada harapan.

"Tapi ada syarat," kata Chulyong.

"Apa itu?" tanya Jimin.

"Sebenarnya yang aku inginkan tidak berbeda jauh dari yang dilakukan perusahaanmu dan sponsormu," kata Chulyong, "Aku ingin kau menjadi baby sugarku. Nanti akan ada perjanjian resmi jadi kalau kau merasa disakiti dan tidak sesuai dengan perjanjian maka kau bisa menuntutku. Dan selama kau menjadi baby sugarku, aku akan membiayai semua hidupmu, termasuk jajan, uang bulanan, uang wisata, bahkan kalau kau ingin membuat agensi talent sendiri."

Jimin membuka mata dan mulut, sepertinya ada sesuatu yang aneh disini. Dia tentu saja tidak nyaman karena tiba - tiba diminta menjadi baby sugar dari sosok om - om yang baru ditemuinya, tapi... dia tidak mau Taeil terus menerus dituduh sebagai pelacur oleh para netizen goblok. Taeil harus diselamatkan dan Jimin tidak masalah jika dia harus berkorban.

"Baik aku mau," kata Jimin, "Yang penting kau benar - benar membantu masalah Taeil. Aku tidak akan meminta barang - barang mahal. Aku hanya ingin Taeil selamat, bahagia dna bisa tersenyum kembali."

Sambil mengingat - ingat masa lalu, Jimin tidak melepaskan pelukannya dari lengan kekar Chulyong.

"Aku masih ingat sekali, sebulan setelah pertemuan kita dan kasus Taeil selesai, kau dan Taeil memutuskan keluar dari grup," kata Chulyong.

"Dan kau memberiku apartemen mahal dengan harga yang tidak akan pernah bisa aku beli meski jadi idol 10 tahun," Jimin menatap pada Chulyong, "Kau sesayang itu padaku ya hyung.... Apartemen mahal saja kau belikan begitu saja."

"Waktu itu bukan sayang sih sebenernya. Sayangku padamu belum muncul tapi... goyangan mu membuatku terlena dan ketagihan," kata Chulyong dengan sejujurnya.

Jimin melepaskan pelukannya dari lengan kekasihnya, ia kemudian berpindah duduk dipangkuan kekasihnya. Sofa berbentuk melingkar ini akan menjadi saksi kalau mereka akan bercinta sebentar lagi.

"Setelah bertahun - tahun, goyanganku masih membuatmu terlena enggak sayang?" ucap Jimin sambil menggoyangkan pantatnya tepat diatas pangkuan Chulyong.

"Selalu... selalu membuatku kecanduan," Chulyong melingkar tangannya pada pinggul Jimin, menarik tubuh kekasihnya mendekat padanya.

Jimin tersenyum lebar, ia menangkup wajah Chulyong dan memberikan kecupan lembut pada bibir Chulyong.

IDOL 🔞🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang