36.

155 6 0
                                    

Taeil semenjak usia sekolahnya dulu memang tidak terlalu suka bersosialisasi. Bahkan ketika menjadi idol grup pun, dia terbilang tidak terlalu banyak memiliki teman. Karena itu dia benar - benar merasa bersyukur karena bertemu dengan Jimin yang selalu siap membantunya. Bahkan terkadang bantuan Jimin, dia rasa terlalu berlebihan, dengan jual diri ke mafia yang menolong mereka. Walaupun sekarang Jimin bilang kalau beneran suka pada sang mafia.

Dan.... Taeil mulai merasakan jika dia butuh bantuan Jimin saat ini.

"Owwwh aku ingat kau," kata Johnny sambil meminum sedikit kopi hitam ya, "Jungkook tergila - gila sekali dengan grup kalian. Kalau tidak salah kau biasnya Jungkook."

Mendengar ucapan Johnny, Taeil malah tersenyum dan berakhir tertawa cukup keras. Johnny balik menatap pada Taeil dengan aneh. Dari suara tawanya, seperti seolah - olah Taeil tidak percaya jika Jungkook adalah penggemarnya.

"Aku pernah bertemu dengan Jungkook," kata Taeil setelah selesai tertawa, "Dia juga bilang kalau penggemarku. Aneh sekali ada orang yang menjadi penggemarku... aku ini jelek."

Taeil terkejut ketika tiba - tiba tangannya dipegang cukup erat oleh Johnny.

"Kenapa kau bilang begitu? Kau jadi idola karena banyak yang menyukaimu kan," kata Johnny, "Kalau aku tidak besar dan kuliah di Luar negeri, dan tinggal disini mungkin aku juga akan menjadi penggemarmu."

"Serius??" tanya Taeil dengan kening mengkerut, "Jimin lebih manis lho..."

Johnny tersenyum lebar, "Tapi aku enggak suka yang centil dan berisik begitu. Jimin itu... astaga kalau sudah marah - marah seperti basoka Angkatan Darat."

Taeil melepaskan pegangan tangan Johnny sambil tersenyum lebar. Setiap orang memang memiliki kelebihan dan kekurangan masing - masing, tapi dia tidak sangka akan ada yang terang - terangan bilang jika Jimin itu centil dan berisik.

"Dan aku kagum pada pemikiran mu," kata Johnny dengan senyuman simpul dan tatap mata terus mengarah pada Taeil. Ini aneh, tapi sepertinya Johnny benar - benar telah jatuh hati dengan singkat pada Taeil.

"Pemikiran yang mana?? Tidak melaporkan kalian para sponsor mesum??" tanya Taeil.

Pertanyaan Taeil sebenernya cukup menohok di ulu hati Johnny, tapi dia terdiam dan memilih tersenyum lebar saja.

"Aku dan teman - temanku hanya memenuhi kebutuhan dasar manusia," kata Johnny.

"Aku tahu..." balas Taeil singkat.

Johnny mengerutkan kening dengan tatap mata serius mengarah pada Taeil yang mendadak terdiam dan dalam detik berikutnya tiba - tiba saja memakan sisa salad dan steak dipiring Taeil sendiri.

"Kenapa terburu - buru?" tanya Johnny, "Nanti keselek... santai saja.. kalem... kalem..."

"Aku mau kembali ke asrama dan memberikan wejangan pada 3 bocah itu kalau dunia entertainment tidak seindah di bayangan mereka," kata Taeil.

"Eeeeh... tunggu... tunggu... Taeil - ssi tunggu..." Johnny mencegah ketika Taeil hendak melangkah pergi dari hadapannya, "Kau pulang saat ini, 3 anak itu juga belum selesai urusannya dengan para Daddy mereka, jadi lebih baik kita santai saja dan lanjutkan ngopi - ngopi manis dulu ini."

Taeil menatap tidak suka kearah Johnny yang terlihat sekali mencegahnya untuk pergi, "Kau tidak ikut horny membayangkan apa yang dilakukan teman - temanmu itu?"

"Tidak..." Johnny masih mempertahankan senyuman lebar yang ia harapkan terlihat manis di wajah Taeil. Jari jemarinya yang menggenggam lembut pada tangan Taeil, mengelus lembut pada punggung tangan Taeil, "Karena sudah ada kau disini, menemaniku."

Taeil dengan cepat menarik tangannya dari pegangan tangan Johnny dan buru - buru membereskan barang bawaannya.

Johnny menyadari jika ada kesalahan di ucapannya, "Bukan begitu... maksudku bukan mau mengaj... Taeil - ssi..."

Taeil tidak mau mendengarkan apapun lagi dari Johnny dan buru - buru melangkah keluar. Masalah datang ketika Taeil panik karena Johnny mengejarnya dari belakang sehingga Taeil mempercepat langkah kakinya dan tidak melihat kearah depan sama sekali. Sampai kemudian Taeil tidak sadar jika ada seseorang di hadapannya dan berakhir tertabrak tubuh Taeil.

Taeil menatap kearah sosok yang dia tabrak dan seketika tubuhnya membeku, "Seokjin hyung...."

Seokjin hanya membalas dengan senyuman lebar, menatap kearah Taeil kemudian menatap tajam kearah Johnny.

@@@@@

Hoseok sudah ke 3 kali atau mungkin lebih melangkah keluar dari asrama kemudian berkacak pinggang di depan pintu gerbang rumah berlantai 3 yang dijadikan asrama. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri, tapi masih saja tidak ada tanda - tanda kehadiran dari 3 trainer bernama Haechan, Jeongin dan Beomgyu itu.

"Kemana sih anak - anak itu?? Bukankah seharusnya sudah selesai latihan vokal," kata Hoseok, "Bagaimana mereka mau menjadi idol yang bagus kalau disipilin saja tidak bisa?? Masa iya aku harus menerapkan sistem latihan seperti di militer??"

"Hoseok hyung..."

Hoseok menolehkan kepala, menatap pada Mingyu yang sedang melangkah menuju ke arahnya dengan wajah khawatir. Dia ini seharusnya melatih para anak - anak muda calon idol, tapi malah harus berakhir mengurus seorang laki - laki aneh yang sedari tadi mengekor padanya.

"Waktunya makan siang hyung," kata Mingyu.

Hoseok menarik nafas dalam - dalam kemudian menghembuskannya dengan kasar, "Dengar ya Kim Mingyu, aku ini sedang khawatir menunggu 3 muridku... kenapa kau malah mengajakku makan siang??? Bagaimana kalau anak - anak itu tersesat di hutan?? Taeil juga tidak bisa dihubungi!!! Arrrrrghhhhh!!!!"

Mingyu mau tidak mau menjadi memundurkan tubuhnya. Dia pikir selama ini yang sudah paling aneh di muka bumi ini adalah Haechan, tapi ternyata ada yang lebih aneh lagi.

"Aku dapat chat, kalau Haechan, Beomgyu dan Jeongin sedang bersama dengan sponsor yang lain. Mau membahas mengenai kostum," kata Mingyu yang mencoba menenangkan Hoseok, "Nah kau... daripada marah - marah lebih baik kita makan siang saja. Aku deh yang masak."

Hoseok menaikkan satu alisnya, menatap pada Mingyu dari atas kepala hingga ke ujung kaki, "Tidak menyakinkan kau bisa memasak."

"Bisa Hyung, makanya biar kau tidak penasaran ayo aku buatkan makan siang," kata Mingyu yang menawarkan tangannya untuk di gandeng oleh Hoseok.

"Memang kau mau memasak apa?" tanya Hoseok yang tidak menerima uluran tangan Mingyu.

Mingyu menutup tangannya sendiri dan melangkah disamping Hoseok, "Bebas.. kau mau minta apa?? Aku akan buatkan untukmu hyung... istimewa untukmu."

"Buatkan aku salmon grilled with creamy sous," kata Hoseok.

"Aku sudah cek di dalam lemari pendingin dan tidak ada salmon," balas Mingyu, tentu saja alasan utamanya karena dia tidak bisa memasaknya, "Minta yang lain coba hyung..."

"Spaghetti carbonara with meatball," kata Hoseok.

Mingyu menatap kearah Hoseok, "Orang Korea seharusnya bangga dengan masakan khas negaranya sendiri kan hyung. Masa iya spaghetti."

"Okey... yang tradisional ya," kata Hoseok, "Ganjang Gejang..."

"Spaghetti saja..." kata Mingyu yang buru - buru masuk kedalam kamar.

Hoseok sudah merasa agak kesal dengan tingkah Mingyu, tapi karena dia sudah lapar jadi dia iyakan saja.

Dan... kapan 3 murid Hoseok akan pulang dan mulai latihan??

-------------------

Note :

Gejang(게장) atau gejeot(게젓) adalah sebuah ragam dari jeotgal, makanan laut yang difermentasi garam dalam hidangan Korea, yang terbuat dari kepiting mentah segar yang dimarinasi dalam ganjang (saus kedelai) atau dalam saus yang berbahan dasar bubuk lada. Istilah tersebut berasal dari dua kata ge yang artinya "kepiting" dan jang yang artinya "bumbu" dalam bahasa Korea.

IDOL 🔞🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang