32.

210 13 4
                                    

Sebenernya pada suka enggak sih sama book ini??? padahal kalau seengaknya ada yang komentar satu atau dua, aku rencana mau bikin yang kayak gini lagi. tapi komentar kok sepi2 aja.. makanya aku jadi enggak tahu sebenernya pada suka atau enggak. karena aku gak tahu, jadi males kalau mau bikin cerita model begini lagi. padahal di otakku banyak tersimpan adegan2 sex liar yang cukup 'menyenangkan'... tapi... ya simpen aja buat diri sendiri.. toh enggak pada suka kayaknya sama cerita beginian ya...

SELAMAT MEMBACA

3 laki - laki berumur di awal 20an kembali berkumpul di ruang latihan. Jeongin dan Beomgyu bercerita dengan heboh mengenai apa yang terjadi pada mereka semalam.

"Ternyata tidak semengerikan itu didobel," kata Beomgyu, "Pantesan aja Haechan Masih bisa haha hihi. Coba deh kapan - kapan Jeongin."

"Hmmm… aku sudah cukup puas kok main sama Taehyung Daddy," Jeongin mendekat pada Beomgyu, "Taehyung Daddy janji mau mengajakku jalan - jalan ke gurun Nevada."

Beomgyu mengerutkan kening menatap pada Jeongin, "Dimana gurun Nevada itu?"

"Di Amerika," jawab Jeongin sambil tersenyum lebar, "Tempat pemerintah AS meletakkan Area 51 untuk menyelidiki Alien."

Beomgyu semakin pusing mendengar penjelasan dari Jeongin. Dia tahu memang sudah agak lama temannya ini memiliki ketertarikan pada Alien, setelah sekian lama sepertinya Jeongin bertemu belahan jiwa yang sama - sama suka dengan alien, walaupun tidak disangka oleh Beomgyu ternyata orang itu yang sama - sama suka alien adalah Taehyung. Tidak terlihat sama sekali jika Taehyung suka alien.

"Mau ngapain kalian ke gurun nevada?" tanya Beomgyu menatap heran pada Jeongin.

"Nunggu alien lewat," kata Jeongin dengan cengiran lebar. Dia tidak berharap Beomgyu akan memahami hobi mahalnya dengan Taehyung.

Beomgyu menghela nafas panjang, dia sudah tidak mau bertanya lagi pada Jeongin dan menatap pada Haechan yang masih sibuk pemanasan. Haechan cukup aneh sedari tadi, tidak menanggapi dan bahkan tidak ikut ngobrol sama sekali dengan mereka. Jeongin dan Beomgyu menyadari keanehan Haechan, keduanya saling tatap kemudian bangkit berdiri dan mendekat pada Haechan yang sedang latihan A I U E O. Karena mendadak didekati oleh dua temannya, Haechan sampai terperanjat kaget.

"Ada apa?" tanya Haechan.

"Kok gak ikut ngobrol?" Jeongin balik bertanya.

"Males,mau konsentrasi latihan dulu biar jadi bagus," Haechan yang mau kembali latihan, dikejutkan dan dipaksa dua temannya untuk ikut duduk dengan Jeongin dan Beomgyu, "Apa sih??"

"Ayo cerita, pasti ada sesuatu kan antara kau dan Jungkook Daddy," kata Beomgyu yang sedikit memaksa pada Haechan. Dia benar - benar penasaran karena tidak biasanya melihat Haechan lemas.

"Enggak ada cerita menarik apapun kok," Haechan menggelengkan kepala, tidak mau menatap pada dua temannya.

Jeongin dan Beomgyu melihat wajah sedih yang jelas terlihat di wajah Haechan. Pasti ada sesuatu yang terjadi pada teman mereka yang memang queen drama ini.

"Cerita saja, kami dengarkan kok… sepertinya kau ada masalah ya," kata Jeongin mengelus lembut pada tangan Haechan.

"Enggak kok… gak ada masalah apapun," kata Haechan yang menyingkirkan Jeongin dengan lembut, "Ayo latihan.."

"Enggak… aku gak mau latihan kalau kau tidak jujur pada kami," Beomgyu memaksa Haechan duduk kembali di sampingnya, kali ini Jeongin menghimpit tubuh Haechan biar tidak kabur dari mereka berdua.

"Apasih?? Lepaskan…" Haechan meronta - ronta hebat.

"Kalau gak mau cerita pasti antara luar biasa banget nget nget atau justru karena ada hal yang aneh terjadi antara kau dan Jungkook Daddy?" tanya Jeongin.

Haechan menatap pada dua temannya, ke arah kanan dia menatap pada Beomgyu, ke arah kiri dia menatap pada Jeongin.

"Aku tidak melakukan sex atau apapun dengan Jungkook hyung," kata Haechan.

"Lho?? Biasanya paling semangat .." kata Beomgyu yang semakin yakin jika ada hal yang aneh.

"Aku tidak semangat karena memikirkan nasib kita setelah ini," kata Haechan, "Setelah perjanjian selesai."

Haechan tersenyum menatap pada dua sahabatnya, "Aku tahu kita mau debut kan setelah ini. Aku tahu… apalagi setelah mendengar cerita Jeongin aku cukup senang karena akhirnya kau ketemu dengan belahan jiwa yang sama - sama suka dengan alien. Dan Beomgyu tinggal milih salah satu kan… atau mau 3 - 3 nya?"

"Aku mau Bangchan hyung," jawab Beomgyu dengan tegas.

"Kenapa milih yang paling serem sih?" tanya Jeongin menatap heran pada Beomgyu, memang diluar nalar semua teman - temannya ini.

"Tapi Bangchan hyung itu yang paling lembut dan perhatian padaku," kata Beomgyu, "Dia memanggilku memakai sayang Mulu. Kalau masalah Johnny Daddy yang berprinsip enggak mau mencintai baby sugarnya ya sudah lah ya…. Kan aku juga gak naksir dia."

Beomgyu dan Jeongin kembali menatap pada Haechan.

"Kau apes saja suka sama Jungkook Daddy yang enggak peka," kata Beomgyu yang ingin menoyor kepala Haechan tapi menahan diri karena melihat temannya sudah sangat sedih sekali.

"Aku gak suka sama Jungkook Daddy kok," kata Haechan, membantah dengan keras asumsi dari dua temannya.

"Terus kenapa kau sedih kalau enggak suka?" tanya Jeongin.

Haechan tidak menjawab, perlahan - lahan matanya menjadi memerah, kemudian airmata menetes dan ia menangis keras karena pertanyaan Jeongin.

"Lho kenapa menangis???" Teriak Beomgyu panik yang memukul geram pada Jeongin.

"Mana aku tahu.. jangan pukul aku!!!" Jeongin balik berteriak dan menghindari pukulan - pukulan dari Beomgyu.

"Sudah dong jangan nangis Haechan," ucap Beomgyu sambil mengelus - elus lembut pada punggung Haechan.

"Iya… maafkan kami, sudah ya jangan nangis lagi," kata Jeongin yang berusaha menenangkan Haechan.

Suara Haechan sampai berbunyi ngik ngik karena tangisannya yang masih kencang. Isak tangisnya tidak juga berhenti walaupun Taeil melangkah masuk ke ruang latihan dan

menatap heran pada Haechan, Beomgyu dan Jeongin yang sedang saling menenangkan.

"Kalian kenapa? Aku mau datang melatih, kenapa malah Haechan menangis?" Tanya Taeil yang menyingkirkan dua sahabat Haechan dan memeluk tubuh Haechan dengan lembut.

"Beomgyu yang bikin menangis itu saem," kata Jeongin.

"Heh kok aku…" mata Beomgyu melotot tidak terima menatap pada Jeongin dan sebelum keduanya baku hantam, Taeil sudah mencegah dengan mata yang mendelik

"Sudah… jangan berantem… hari ini kita latihan di luar saja," kata Taeil yang masih menepuk - nepuk punggung Haechan, "Kalian tahu hutan di belakang perumahan ini kan."

Beomgyu, Jeongin dan Haechan yang mengusap air matanya ikut menatap pada Taeil. Ketiganya menganggukkan kepala, karena memang mengerti dimana letak yang di maksud oleh Taeil.

"Haechan cuci muka dulu sana, sebelum kita latihan di alam," Taeil bangkit berdiri, tersenyum lebar pada 3 muridnya yang saling membantu untuk bangkit berdiri.

Haechan melangkah ditemani oleh Jeongin dan Beomgyu untuk pergi toilet dan membasuh muka. Sementara itu, Taeil mengeluarkan handphone dari dalam sakunya dan menghubungi seseorang yang sudah pasti orang itu adalah Jimin.

"Jimin-ah… aku bawa anak - anak latihan keluar ya… tadi saat aku masuk ruang latihan, Haechan sedang menangis, jadi aku rasa perlu dibawa ke luar untuk mendapat suasana yang berbeda," kata Taeil yang kemudian menutup handphonenya.

"Ayok saem… Haechan sudah mencuci muka dan lebih ganteng sekarang," kata Beomgyu yang tersenyum lebar menyodorkan Haechan pada Taeil.

IDOL 🔞🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang