25.

226 9 0
                                    

Bangchan beruntung sekali karena begitu sampai di Jepang ternyata Jeongin lelah dan lupa dengan keinginan untuk mencari bajak laut.

“Capek daddy…” ucap Jeongin manja sambil merebahkan kepalanya pada bahu kekar Bangchan. Dia bahkan sudah tidak sanggup untuk berjalan, karena memang capek, ditambah di genjot terus menerus oleh Bangchan diatas kapal.

“Mau daddy gendong?” tanya Bangchan yang melihat Jeongin seperti sudah sangat mengantuk sekali.

Jeongin menatap pada Bangchan dan menganggukkan kepala dengan wajah yang dia buat seimut mungkin. Karena tingkah lucu dari Jeongin, Bangchan bukannya segera menggendong tubuh Jeongin malah menciumi gemas pada pipi tirus Jeongin.

“Iiiih… dadddy…. jangan cium - cium lagi, nanti kepengen lagi, sudah gendong saja yang benar,” Jeongin langsung menyodorkan tangannya keatas seperti ingin segera digendong oleh Bangchan.

“Iya… iya… sabar…” kata Bangchan yang kemudian mengangkat tubuh Jeongin untuk ia gendong seperti seolah - olah dia adalah induk koala.

Begitu tubuh Jeongin digendong, ia langsung melingkarkan tangannya di leher Bangchan dan agar sikap manjanya semakin sempurna, Jeongin merebahkan kepalanya di bahu Bangchan. Nyaman sekali dia seperti ini dan tidak perlu memikirkan apakah Bangchan akan terlalu berat karena menggendongnya, masa dengan tubuh kekar Bangchan tidak sanggup mengangkat Jeongin.

“Besok mau jalan - jalan kemana?” tanya Bangchan sambil melangkah menuju kamar yang sudah dipesan di hotel favorit keluarga mereka. Akan sangat kebetulan sekali atau aneh sekali jika dia bertemu ayahnya di hotel ini. Walaupun sebenarnya ya tidak apa - apa juga, tapi tetap saja aneh.

“Katanya hyung mau mempertemukanku dengan ayahnya hyung,” kata Jeongin yang mengangkat kepalanya dan menatap pada Bangchan.

“Aku kok khawatir ya mempertemukanmu dengan ayahku,” kata Bangchan.

Jeongin menatap kearah Bangchan dengan tatapan tidak suka tapi dia memilih untuk tidak berkata apapun.

“Jangan salah paham dulu, bukan kenapa - ke…”

“Turunkan aku hyung,” kata Jeongin.

Bangchan menghentikan langkah kakinya dan menatap kearah Jeongin yang masih memasang wajah tidak suka kepadanya, “Tinggal dikit lagi sudah sampai di kamar.”

“Turun… turun!!!” teriak Jeongin.

Bangchan menurunkan tubuh Jeongin dan menatap heran pada sosok dihadapannya ini. Kenapa mendadak Jeongin mengamuk tidak jelas seperti ini.

“Aku tahu maksud hyung yang sebenarnya,” kata Jeongin.

“Apa?” tanya Bangchan yang mulai penasaran.

“Kata Beomgyu para daddy itu hanya menganggap aku, Beomgyu dan Haechan sebagai pelacur jadi jangan sampai jatuh hati atau bahkan berharap pada para daddy,” kata Jeongin.

“Bukan seperti itu,” Bangchan mulai mengutuk apapun yang terjadi diantara Johnny dan Beomgyu, “Masa iya kami menganggap kalian sebagai pelacur.”

“Tapi kami di sewa memang untuk memenuhi kebutuhan sex kalian kan,” kata Jeongin.

Bangchan terdiam sejenak, “Ya memang iya…”

“Berarti sama kan kami ini dengan pelacur,” kata Jeongin.

“Pelacur kan dengan banyak orang,” Bangchan masih berusaha membantah ucapan Jeongin.

“Memangnya 5 enggak banyak?” tanya Jeongin.

“Banyak,” jawab Bangchan yang kemudian melangkah mendekat pada Jeongin, “Kami berlima mungkin tidak jatuh hati beneran dengan kalian bertiga. Dan yang lebih parah mungkin setelah kontrak selesai kami akan memilih baby sugar yang lain tapi kan….”

IDOL 🔞🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang