02. Entangled

2.2K 87 2
                                    

Virgo Area🚩

Virgo tak menahan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Virgo tak menahan dirinya. Dia bersikap lebih agresif dengan menekan punggung Gemini untuk lebih erat dekat. Pungutan bibir mereka di dominan oleh kemarahan Virgo yang masih tersisa tadi. Dia membuat perempuannya kesulitan mengimbangi.

Lidah Virgo masuk lebih dalam, menjulur masuk ke dalam mulut Gemini; menggerakkannya dengan puas disana. Bahkan, Gemini yang sudah kesulitan bernafas tak ia pedulikan. Lelaki itu lebih mementingkan hawa nafsunya yang di lengkapi amarah.

Emh, Virgo ...”

Gemini meremas turtleneck Virgo — dia memohon secara tak langsung dari sana. Agar Virgo melepaskan tautan bibir mereka.

Dan Virgo, baru menyudahi setelah beberapa detik lamanya. Bukan hanya nafas Gemini yang memburu, tetapi Virgo juga. Namun lelaki itu lebih bersikap santai dan tenang.

Virgo menyandarkan punggung pada kursi mobil. Menatap ke depan dengan pikiran berkecamuk. Dia menoleh sekilas pada Gemini yang sudah diam di tempat sambil menautkan jari-jarinya gugup.

Ah, perempuan itu selalu saja membuat hatinya bergemuruh tak menentu.

“Lo mau gue bikin dia sekarat, atau bikin dia langsung masuk kuburan?” Pertanyaan menyerang itu membuat Gemini menoleh terkejut.

Dia menatap bola mata green Virgo yang berasal dari ibunya.

“Virgo, jangan ngomong kaya gitu. Serem ...” Tangan Gemini saling bertaut di atas paha. Dia takut Virgo melakukan hal nekat tersebut.

“Dia berani peluk lo. Gue marah, Gemini.”

“Maaf. Aku yang salah karena nggak menghindar." Gemini mencicit lirih seperti anak tikus.

Virgo dengan segala ucapan dan tindakannya yang selalu mengintimidasi. Gemini takut pada laki-laki itu, bahkan selalu ingin kabur jika bisa.

Di dalam ruang lingkup yang sempit ini. Gemini merasa terkurung. Setelah makan siang, lelaki tersebut langsung pergi menuju mobil dan saat ini belum menjalankannya. Gemini menghabiskan waktu hanya untuk membuat amarah lelaki itu reda.

“Gue marah, gue pengin bunuh dia, Gemini.” Virgo mengutarakan isi hatinya tanpa perduli. Cemburu buta sampai rasanya akan gila.

“Jangan lakuin itu, Virgo. Aku yang salah ..., aku— kamu bisa marah sama aku.”

Virgo menoleh ke arah tunangannya yang menatap takut-takut ke arahnya. Perempuan itu hanya memiliki nyali secuil– bahkan untuk menatap wajahnya saja takut.

Lelaki itu mendekatkan tubuhnya ke Gemini, mengurung tubuh kecil itu dengan tangan kanannya yang bertumpu pada kaca jendela mobil.

“Badan lo bukan sepenuhnya milik lo, Gemini. Dia punya gue. Jadi jangan biarin tangan orang lain sentuh.”

Jelas, Gemini paham itu. Tubuhnya, bahkan di klaim bukan miliknya. Gemini kehilangan atas dirinya sendiri.

"I won't take you home. Malam ini di apartemen gue.”

Virgo mengecup sekilas bibir Gemini. Kemudian memasangkan sabuk pengaman untuk tunangannya. Setelahnya, lelaki tersebut membenarkan posisinya. Kembali menyetir dengan siku kanan menumpu di kaca mobil yang tertutup.

📎📎📎

Malamnya, tubuh Gemini di dekap begitu posessif oleh Virgo. Meski merasa hangat, tetapi Gemini pun merasakan ketidaknyamanan. Bukan hanya karena posisinya saat ini, namun juga pada Virgo yang membuat jantungnya tidak santai.

Wajah laki-laki itu tepat berada di depan wajahnya. Gemini risih, meski hal seperti ini sudah di lakukan berulang kali— rasanya masih sama, masih mendebarkan dan menghawatirkan.

Tangan perempuan itu reflek menepuk pelan pundak Virgo, dia secara reflek membawa tangannya ke atas— pada rambut lebat Virgo yang sudah panjang sampai leher.

Laki-laki itu ..., andai saja tidak suka memaksa dan mengekang, pasti Gemini sudah jatuh hati sepenuh hatinya.  Sayang seribu sayang. Si tampan itu memiliki kepribadian yang membuat Gemini terintimidasi terus-terusan. Membuat dirinya merasa tertekan dan terkurung.

“Padahal kamu banyak yang suka. Kenapa harus aku?” lirih Gemini berujar pelan.

Ia selalu berfikir. Mengapa Virgo yang memiliki wajah tampan, finansial yang tinggi, keluarga terpandang— harus memilih Gemini dan mengekangnya oleh jeratan tak kasat mata yang sangat menyiksa.

Perempuan itu secara reflek naluriahnya mengusap rambut Virgo pelan. Mengelusnya sangat pelan dan hati-hati. Namun belum satu menit berada disana, tiba-tiba sekali lelaki itu memegang pergelangan tangannya – menghentikan pergerakan tangan Gemini. Kedua mata Virgo langsung bersitatap dengan mata terkejut Gemini yang menggemaskan.

Virgo terhipnotis hanya karena itu.

“Ma-maaf, Virgo.” Gemini takut lelaki itu marah karena sikap lancangnya.

Laki-laki itu meregangkan pelukan tanpa merespon. “Jam berapa sekarang?" tanyanya.

Gemini buru-buru melihat ponsel, hingga tangan Virgo lepas dari pinggangnya.

“Jam delapan kurang. Kamu udah laper?” Perempuan itu menoleh ke arah Virgo.

Lantas, lelaki di sampingnya tersebut mengangguk, dia turun dari ranjang. “Gue mau mandi dulu,” katanya.

Gemini ikut bangkit. Dia menggelung rambut panjangnya asal dan juga menggunakan sendal bulu. “Aku siapin makanannya dulu kalau gitu.”

Lantas, keduanya pergi menuju tujuan masing-masing.

*****

Vote, Follow, Komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote, Follow, Komen.
Kalo bisa.

Penulis Hujan_

VIRGO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang