22. Bolehkah Untuk Cinta?

1K 62 0
                                    

“Virgooo, kamu udah selesai belum?? Kamu kesini deh bentar,” panggilan Gemini langsung membuat Virgo menghentikan aktifitasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Virgooo, kamu udah selesai belum?? Kamu kesini deh bentar,” panggilan Gemini langsung membuat Virgo menghentikan aktifitasnya.

Virgo yang semula tengah melakukan olahraga sore hari untuk melemaskan otot-otot punggung serta tangannya dengan lat pulldownterpaksa menghentikannya. Dia menghampiri tunangannya hanya dengan shirtless sembari mengelap keringat yang membasahi tubuhnya.

Why babe?”

“Ini—” Dalam sekejap, Gemini membuang muka di sertai mata melebar. Meski sesekali pernah melihat Virgo bertelanjang dada, tetap saja mengejutkan jantungnya.

“Badan kamu itu, tutupin dulu.”

Meskipun tubuh Virgo tidak memiliki bentuk kotak-kotak, tetapi dadanya begitu kuat dan lebar. Seolah dari sana memberikan perlindungan untuk bisa bersembunyi. Otot-ototnya pun tercipta sangat kekar karena rajin olahraga. Bentuk badannya sangat menggiurkan iman— apalagi saat ini lelaki tersebut tengah menggunakan celana training yang longgar di bagian pinggang — membuat celana itu sekali tarik pun pasti akan merosot ke bawah.

Sedangkan Virgo malah mendekat, mencondongkan wajahnya pada sang tunangan yang masih senantiasa membuka muka kikuk.

Aroma campuran keringat dan parfum yang Virgo gunakan menguar di pencium Gemini. Membuat ia yakin, lelaki tersebut jaraknya sangat dekat.

You've seen it all, babe.”

Suara itu berdengung di telinga Gemini.  Seperti terompet yang membuat gendang telinga seakan mau pecah— lantaran teramat syahdunya. Kedua pipi Gemini langsung terasa panas seperti terbakar tiba-tiba.

Virgo lantas mencoleknya sambil terkekeh. “Pipinya merah sayang.”

Gemini langsung kembali menatap Virgo, dia tahu saat ini pipinya seakan menggunakan blush on.

“Itu aku nggak sengaja. Kamu nggak kunci pintu kamar mandi.”

Mengingat momen itu rasanya memalukan. Tetapi entah mengapa, Virgo tidak terganggu dan hanya dirinya yang merasa malu sendirian.

Segera Gemini mengingat tujuannya. Ia menyerahkan kaos berwarna putih dengan setengah bentuk love.

“Untuk hadiah ulangtahun kamu. Kita pakai baju couple. Lihat, disini ada inisial nama aku.” Gemini menunjuk huruf G di bagian tengah bentuk love-nya.

“Nah, kalau di baju aku ada inisial nama kamu. Hari ini kita ke kampus pakai ini, kamu mau nggak?”

Melihat Virgo yang hanya bungkam dengan wajah datar sambil menghadapnya— Gemini langsung meneguk ludah, ia jadi merasa takut di tolak karena Virgo hanya diam.

Eum ... kalau kamu nggak mau, enggak apa-apa, soalnya alay juga ya—”

Bibir Gemini langsung di bungkam oleh Virgo, bibir lelaki itu mengoyak bibir bagian bawahnya cukup lama. Setelah selesai, lelaki tersebut tersenyum miring.

VIRGO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang