06. Don't Have Love Yet

1.4K 68 0
                                    

Saat itu, Gemini yang berusia 11 tahun keluar dari ruang PMR, sambil membawa beberapa bungkus permen karena hadiah ulangtahun temannya, di sertai seragam SMP yang pas di tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat itu, Gemini yang berusia 11 tahun keluar dari ruang PMR, sambil membawa beberapa bungkus permen karena hadiah ulangtahun temannya, di sertai seragam SMP yang pas di tubuhnya. Tasnya berwarna jingga, besar dan berisi banyak buku. Punggungnya yang kecil, selalu merasa kesusahan membawa itu.

Seperti biasa, Gemini akan selalu pulang sendiri dengan angkutan umum. Tetapi hari ini ia cukup pulang terlambat karena sehabis rapat organisasi PMR. Waktu pun sudah menunjukkan pukul 5 sore.

Dia baru masuk sekolah, tetapi sudah berani aktif karena keinginannya sendiri.

Di jalan menuju halte, Gemini dapat melihat sosok laki-laki seusianya – menggunakan seragam sekolah yang sama. Gemini pikir dia adalah kakak kelasnya.

Gadis itu mendekat untuk ikut duduk di sampingnya. Tak ada percakapan di antara mereka. Sampai dimana, Gemini melihat jelas, kedua tangan laki-laki itu berlumuran darah. Membuat Gemini syok dan langsung bertanya.

“Kak, itu tangannya kenapa berdarah? Kakak kena beling ya? Atau apa? Aduh ..., kenapa belum di obati. Ayo ke UKS dulu kak, aku obati." Gemini yang panik di tempat, membuat Virgo menoleh dengan dahi berkerut.

“Ayo kak! Tangan kakak banyak banget darahnya. Bisa infeksi loh!”

Gemini bergerak menarik pergelangan tangan Virgo. Tetapi saat itu, Virgo hanya diam dan tak mengeluarkan reaksi apapun. Membuat Gemini kelimpungan sendiri.

“Kak, jangan di—”

“Ini bukan darah gue."  Suara itu keluar tiba-tiba. Tanpa riak bahagia dan ekspresi.

“Hah?"

Gemini kebingungan. Dia memperhatikan telapak tangan Virgo kembali seksama.

“Ini darah anak ayam," ujar Virgo, sedikit berkata pongah.

“Hah?”

Virgo yakin, setelah ini, Gemini akan ketakutan dan menganggapnya monster. Ia akan langsung berlari dalam hitungan detik, setelah Virgo mengucapkan kalimatnya.

“Gue bunuh anak ayam. Ini darah dia.”

Satu

Dua

Tiga

Hingga Virgo menghitung sampai angka lima pun, gadis itu tak beranjak dari tempatnya. Membuat kerutan samar tercipta di dahi Virgo.

“Kenapa nggak lari?”

“Lari? Kenapa aku lari?” Gemini malah melayangkan balik sebuah pertanyaan yang membuat Virgo kebingungan.

“Gue habis bunuh ayam. Enggak takut? Kenapa nggak lari?” Pertanyaan beruntun Virgo layangkan.

“Aku nggak takut kok.”

VIRGO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang