13. "She Is Mine."

1.5K 84 9
                                    

Saat itu, Gemini pulang ke rumahnya masih disertai air mata yang membasahi pipi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat itu, Gemini pulang ke rumahnya masih disertai air mata yang membasahi pipi. Di dalam pakaiannya, basah oleh keringat—rambutnya lepek; lantaran ia memilih berlari dari tempatnya bersama Virgo tadi, sampai ke rumah. Tentu memakan waktu banyak, sehingga saat datang ke rumah, nafas Gemini tersengal-sengal sembari masih sesenggukan.

Perempuan itu duduk di teras depan rumah sambil menyembunyikan wajah di lutut—masih berusaha menahan tangisnya. Gemini menangis karena merasa lelah pada kehidupan yang di jalaninya.

Terkekang dan tidak bebas dalam melakukan segala hal. Gemini ingin menyudahi semuanya.

Lalu, setelah setengah jam ia hanya duduk disana sambil merenung, Gemini masuk ke dalam rumah yang sepi dan kosong. Soraya tidak ada di rumah, namun pintu tidak terkunci.

“Meong?”

Kehadiran Gemini di sambut Cani, kucing berbulu putih-abu itu mendongak ke arahnya. Melempar tatapan seolah penuh tanya.

Gemini langsung menggendongnya. “Kok kamu belum tidur sih?” tuturnya sendiri.

Perempuan tersebut berjalan menuju kamarnya, saat masuk, ia sudah menemukan Cimol yang tiduran di atas kasurnya. Hal itu membuat Gemini tertawa dan segera menghampiri hewan berbadan gembul tersebut. Dengan jahilnya, Gemini menggelitik perut Cimol, meraup seluruh wajahnya dengan gemas—sehingga membuat kucing tersebut terbangun sambil mengeong kesal.

Tetapi saat sadar, bola mata bulat Cimol langsung terlihat sangat berbinar. Ia mendusel pada Gemini sambil menjilati tangan perempuan itu. Kucing berbadan gembul itu pun terus bergerak—mengusir Cani yang masih berada di sekitar Gemini.

Begini saja berhasil membuat Gemini tertawa dan merasa beban di pikirannya hilang.

📎📎📎

Esoknya, saat jam menunjukkan pukul 9 pagi, Gemini keluar kamar; pergi menuju dapur untuk meneguk segelas air. Telinganya mendengar senar gitar yang tentu berasal dari kamar kakaknya. Karena Soraya itu, hobi memainkan gitar—sekaligus menjadi keahliannya.

Saat pintu kamar Soraya di buka, Gemini menoleh. Terlihat raut terkejut Soraya.

“Kok lo disini??”

Memang, mereka tidak pernah saling perduli atau bertegur sapa semenjak meninggalnya kedua orang tua. Mereka hidup dalam satu atap, namun seperti tidak saling mengenal. Tetapi itu berlaku untuk Soraya—sedangkan Gemini yang dari dulu haus kasih sayang, selalu mencoba mencuri perhatian kakaknya. Namun, Soraya tak acuh dan lebih sering berada di luar rumah.

“Berantem sama cowok lo?” cetus Soraya sinis—sembari berjalan menuju lemari pendingin.

“Balik sana. Jangan nyari ribut sama dia,” tambahnya.

VIRGO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang