🍀 Bab 7

389 27 1
                                    

Kisah singkatnya adalah, ketika Nyonya Park (ibu Jimin) mencari seorang gadis untuk di jodohkan kepada putra pertamanya, Nyonya Kim tanpa malu datang dan mengajukan Yoona.

Padahal Nyonya Kim tahu sendiri betapa nakalnya Jimin ketika muda. Yah, keluarga Park memang terpandang, jadi kenakalan Jimin juga ikut tersorot hingga seluruh orang mengetahuinya.

Nyonya Kim mengabaikan sifat buruk Jimin, ia tergiur mendapatkan besan yang kaya raya, maka tanpa ragu sedikitpun menyerahkan Yoona untuk menjadi menantu di keluarga Park, tanpa berpikir bagaimana perasaan Yoona.

Tentu imbalan yang Nyonya Kim dapatkan tidak sedikit, ia bahkan sampai bisa membeli mobil dan rumah baru. Nyonya Park sungguh sangat menyukai Yoona.

Bahkan Nyonya Park jugalah yang membiayai kuliah Yoona sampai lulus, katanya agar Yoona tidak minder saat sudah menjadi istri Jimin nanti.

Ketika Yoona sibuk berkuliah, ketika itu juga Jimin mulai berproses menjadi pria yang jauh lebih baik, ia bahkan juga mendirikan perusahaanya sendiri, tapi tetap di bawah naungan perusahaan keluarganya.

Setelah Yoona lulus, barulah keduanya di pertemukan dan kemudian menikah. Keduanya sama-sama acuh tak acuh, hanya memikirkan tentang pekerjaan saja, tidak pernah berpikir ingin memulai hubungan seperti seorang suami istri sungguhan.

Tapi... Entah bagaimana takdir akan membawa mereka, Jimin dan Yoona tentu saja tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang sudah di depan mata ini.

"Yoona, jangan berpikir karena kau sudah menjadi menantu di keluarga Park kau jadi bisa melupakan kami. Aku akan selalu datang dan mengingatkan darimana kau berasal" Tuan Kim seperti menasehati, tapi sejujurnya itu adalah ancaman untuk Yoona yang harus ingat untuk mengirimkan uang setiap Minggu kepada mereka.

Yoona hanya bisa menunduk, bagaimanapun dirinya hanya seorang anak yang juga membutuhkan kasih sayang, ia harap dengan dirinya menjadi anak patuh bisa membuat kedua orangtuanya juga menyayanginya suatu hari nanti.

"Maaf Appa, Eomma, Yoona lupa mengirim uang karena kemarin Yoona demam, gaunya juga hampir rampung, Yoona akan mengirimnya nanti malam" dengan lembut gadis itu bersuara, meski orang tuanya sudah kasar, Yoona tidak pernah berniat membalas perlakukan mereka.

"Bagus, aku tunggu segera" setelah mengatakan kalimat itu dengan ketus, bahkan tanpa menunjukan belas kasihnya setelah mendengar bahwa putri mereka demam, kedu pasangan paruh baya itu pergi begitu saja.

Yoona menghela nafas, ia dengan kasar menghempaskan tubuhnya ke sofa dan memejamkan mata. Yoona sering kali ingin menangisi takdirnya yang sangat buruk, tapi rasanya percuma saja, itu tidak akan merubah apapun.

"Nona... Saya..."

"Tolong antar aku ke butik" Yoona yang sejak tadi terlihat ramah, sekarang jadi lebih serius dan berwajah lesu, asisten Jimin yang melihatnya sejujurnya kasihan, tapi ia juga tidak bisa ikut campur, paling cuma melapor kepada Jimin saja.

☃️☃️☃️

"Kedepannya, jangan biarkan dua orang ini mengusikku ataupun istriku" Jimin menunjukan wajah kedu mertuanya agar di hapal oleh tim keamanan

Seharusnya malam ini Jimin sudah pulang, tapi ia harus memperketat keamanan, Jimin tidak mau seseorang mengganggu waktu sibuknya.

"Rekrut beberapa orang untuk menjaga butik dan wilayah apartemen" kata Jimin kepada asistennya.

Jimin sejujurnya tidak perduli tentang Yoona yang terganggu atau tidak dengan kehadiran kedua orang tuanya. Yang Jimin tahu ia sangat tidak suka orang yang tidak sopan seperti kedua mertuanya, jadi akan jauh lebih baik mencegah mereka membuat rumah dari pada harus membenahi kerusuhan yang mereka ciptakan.

Pansy BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang