🍀 Bab 27

698 37 5
                                    

Di malam yang hening dan dingin ini, Jimin justru dengan semangat menciptakan hawa panas di kamarnya.

Matanya menggelap penuh gairah, menatap istrinya tanpa ampun yang hanya bisa pasrah di bawah tubuh kekarnya.

Chup

"Sayang, jangan lelah kau audah berjanji" Jimin dengan suara beratnya terus berbisik, membuat Yoona yang sudah hampir terpejam kembali membuka matanya.

"Ahh"

Sudah sejak beberapa minggu Jimin tidak mendapatkan haknya, jadi malam ini pria itu menagihnya hingga puas setelah tadi mendapatkan ijin dari dokter.

"Jim... Sakithh" Yoona sudah sangat lelah, Jimin tidak mau berhenti menggagahinya sejak tiga jam yang lalu.

Jimin baru saja memindahkan Yoona ke atas pangkuanya tanpa melepaskan tautan mereka di bawah sana.

Pria itu dengan semangat bangun dari ranjang, membawa tubuh kecil Yoona untuk di sandarkan di dinding kamar mereka.

"Ahhh..." Yoona ingin sekali menjerit rasanya, Jimin terlalu jauh measuk kedalam sana.

"Shusstt... Aku akan pelan-pelanhh" Jimin kembali berbisik, kali ini ia benar-benar bergerak dengan lembut seperti keinginan Yoona.

"Jim... Aahhh, terlalu dalam" Yoona berbicara dengan wajah sexynya, ia menggigit bibirnya untuk menahan desahan, tapi terkadang suara itu tetap saja keluar.

"Didalam sangat hangat, aku menyukainya" ujar Jimin dengan nada menggoda, ia sama sekali tidak merasakan sakit meski saat ini kuku kuku Yoona sedang menancap di punggungnya.

"Tapi rasanyahh Ahhh" Yoona berhenti bicara ketika Jimin semakin memperkuat hujamannya di bawah sana. Ia kehilangan kata-katanya.

"Ahhh Sayanghhh"

"Jimmhhh pelanhhh" Yoona merengek, ia memeluk Jimin semakin erat karena takut jatuh, kepalanya ia sandarkan tepat di pundak Jimin.

"Sayang janganhhh menangishhh"

Yoona hanya bisa menggeleng, di bawah sana bergerak terlalu perkasa.

"Ahhhh"

Yoona menjerit keras ketika baru saja mendapatkan pelepasan panjangnya, tubuhnya bergetar hebat di dalam pelukan Jimin.

Begitu pula dengan Jimin, kepanya mendongak dengan mulut terbuka, sungguh kenikmatan pada tubuh istrinya memng tidak ada duanya.

Sambil mengatur nafas, Jimin meraih dagu Yoona dan meraup bibir wanita itu.

"Ehmm... Sudah" kata Yoona setelah melepaskan tautan bibir mereka dengan paksa.

"Tapi..." Jimin berhenti bicara saat menyadari ada sisa air mata di sudut mata Yoona. "Kau menangis? Apa aku menyakitimu?"

Jimin khawatir, ia melepaskan penyatuan mereka dengan cepat, dn hal itu membuat Yoona meringis merasakan ngilu. Jimin kemudian membawa tubuh Yoona untuk di dudukan di atas ranjang dengan berbalut selimut bersama.

"Dimana aku menyakitimu hm? Aku minta maaf"

Yoona menggeleng, tapi matanya masih tetap berkaca-kaca.

"Tidak apa-apa, katakan padaku, kau bisa membalasnya jika perlu" demi tuhan, Jimin tidak bermaksud menyakiti istrinya, ia tidak tahu jika permainannya membuat Yoona menangis seperti ini.

"Sakit"

"Sakit? Dimana yang sakit sayang"

Yoona lebih dulu memeluk Jimin sebelum menjawab, pria itu kemudi berbaring sambil terus mengusap-usap punggung Yoona.

Pansy BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang