Jimin baru saja menginjakan kaki di apartemenya, setelah berkeliling dan tidak menemukan Yoona di butik. Ia segera mencari Yoona yang katanya tadi datang mencarinya.
"Non..." Ah tidak, Jimin sudah mengganti panggilanya kepada Yoona.
"Sayang?" Gumam Jimin dengan wajah datar yang bersemu merah. Ia memang tidak memiliki banyak ekspresi.
"Yoona" Jimin terlalu canggung untuk menggunakan panggilan itu, jadi lebih baik menggunakan naman saja.
"Yoona" panggilnya lagi sembari berjalan menuju kamar Yoona.
Tok
Tok
Tok
....
Karena tidak ada jawaban, Jimin jadi masuk tanpa permisi, niatnya hanya ingin mengecek apakah Yoona sudah tertidur atau belum.
Tapi hasilnya tetap sama saja, Yoona tidak ada di kamar.
"Hah" wajah Jimin jadi Melesu, entah dimana istri cantiknya itu.
"Dimana dia" gumamnya yang hendak menjauh dari kamar Yoona.
Ceklek...
Tapi suara pintu yang terdengar membuat Jimin urung, ia menoleh ke arah kamar mandi dan mendapati Yoona keluar dari sana dengan rambut basah dan bathrobe berwarna putih.
"Sa..."
"Tuan, sedang apa disini?" Pekik Yoona karena terkejut, ia tampak panik dan segera merapatkan jubah mandinya.
Jimin juga tidak kalah terkejut, ia tidak langsung menyadari keadaan Yoona yang begitu.
"Ah aku... Aku..."
Wajah keduanya tampak memerah, keduanya sama-sama malu, ini sungguh momen yang manis.
Di dalam benaknya, mereka kembali mengingat adegan panas yang mereka lalui tempo hari, itu benar-benar menggairahkan ketika di ingat, tapi juga membuat malu. Tidak elak mereka juga menyukainya.
"M-Maaf" Cicit Jimin sambil memalingkan wajahnya. "Segeralah berganti baju, aku.... aku akan menunggu" lanjutnya, dan setelah itu segera keluar dari sana.
Tepat di depan kamar Yoona, wajah datar Jimin yang tampak bersemu merah, terlihat lebih menggemaskan dengan ekspresi paniknya.
Jimin dengan susah payah menetralkan detak jantungnya yang mulai menggila. Ini menyenangkan, ia menyukai perasaan aneh ini untuk Yoona.
"Sa... Yoona, aku tunggu di ruang tengah, kita harus bicara" teriak Jimin dari luar, iapun kembali berjalan menuju ruang tengah.
Hanya saja... Ketika matanya tidak sengaja melirik ke arah dapur, Jimin melihat sebuah rantang nasi yang tergeletak sendirian.
Tidak biasanya Yoona meletakan barang sembarangan, dia pasti langsung mencucinya jika memang membawa bekal.
Karena penasaran, Jimin akhirnya mendekat untuk memeriksanya, ia membuka kotak bekal itu tanpa permisi dan mendapati beberapa menu makanan yang tampak lezat meski sudah dingin.
"Apa ini dari eomma?" Pikir Jimin, biasanya ibunya memang suka mengirim makanan melalui Yoona.
"Dia datang ke kantor untuk mengantar ini?" Gumam Jimin lagi, ia tanpa sadar mulai duduk dan memakan setiap menu satu persatu.
Jimin menyadari ada sesuatu yang berbeda dari masakan ibunya, tapi ia tetap memakanya karena memang lapar. Lagi pula... Ini malah jauh lebih enak dari biasanya.
Pria itu sibuk makan, begitu lezat sampai ia melupakan bahwa dirinya sedang menunggu Yoona.
"Tuan" Yoona keluar setelah beberapa lama, ia terkejut melihat Jimin yang sedang memakan bekal yang dirinya buat tadi siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pansy Black
RomancePernikahan yang Park Jimin dan Kim Yoona jalani adalah palsu. Keduanya hanya sibuk bekerja dan bekerja, mengabaikan satu sama lain hingga tidak menyadari ada cinta di antara mereka. Perjodohan... Sudah dua tahun sejak Yoona menjadi istri Jimin, dan...