🍀 Bab 30

209 19 4
                                    

Bukan ke apartemen, melainkan rumahnya yang sudah la tidak Yoona kunjungi.

Sekarang rumah ini sudah kosong, hanya ada seorang penjaga dan beberapa orang yang di pekerjakan untuk bersih-bersih.

Yoona yang kala itu sedang marah hanya berlalu menuju kamarnya tanpa menghiraukan sapaan dari orang-orang di sekitarnya, ia langsung masuk kedalam kamarnya dan tidak kekuar hingga malam.

"Dia menangis?" Tanya Jimin kepada seorang pekerja.

Sudah sejak sore tadi ia tiba di kediaman sang istri, tapi tidak berani masuk lantaran takut jika membuat Yoona semakin marah.

"Iya, Nona terlihat sangat sedih tadi" kata pekerja itu dengan wajah yang meyakinkan.

Dan hal itu lagi-lagi membuat hati Jimin terluka, ia kecewa pada dirinya sendiri yang tidak becus menjadi suami. Padahal... Dulu Jimin sudah berjanji akan menjaga Yoona dengan baik dan tidak akan mengecewakannya.

Tok Tok Tok

"Sayangku, bisa berbicara sebentar?"

Jimin tidak berharap banyak, itahu betul rasa kecewa yang Yoona rasakan. Kali ini ia ak meminta maaf dengan bersungguh-sungguh.

Tapi benar saja, Yoona enggan membukaan pintu untuknya.

"Sayang... Maaf ya, aku sungguh tidak bermaksud mengabaikanmu" kata Jimin lagi, ia menyadarkan tubuhnya di pintu dengan sangat lesu.

"Sayang..., aku... Em"

Ceklek

"Jim..." Suara lirih itu membuat Jimin tersenyum bahagia, ia segera masuk kedalam kamar dan memeluk tubuh iatrinya dengan sangat erat.

"Maaf sayang, aku tidak bermaksud mengabaikanmu, hanya saja..."

"Aku pusing" keluh Yoona sambil membalas pelukan suaminya. "Perutku rasanya tidak nyaman"

Jimin yang semula berbahagia tentu saja menjadi cemas saat itu juga. Ia membopong Yoona untuk di dudukan di atas ranjang, sementara dirinya duduk di hadapan Yoona.

"Di sebelah mana yang sakit? Apa aku perlu memanggil dokter?"

Yoona menggeleng, ia hampir mwnangis karena perutnya terasa sangat perih.

"Sayangku sudah makan?" Tanya Jimin lagi dengan nada yang super lembut.

Yoona menjawabnya dengan gelengan kepala yang lemah, dan itu membuat suaminya menghela nafas.

"Ini salahmu, kau bilang mau sarapan dan makan siang bersama, tapi apa?"

"Kau bisa mengabaikan ucapanku, atau..."

"Kau memintaku untuk tidak mempercayaimu?" Sungut Yoona cepat, padahal wajahnya sudah terlihat sangat pucat.

Jimin harus mengalah lagi, ia tidak ingin semakin melukai Yoona dengan kata-katanya.

"Akanku buatkan makanan, istirahatlah" Jimin akan segera pergi dari sana, tapi terhenti karena Yoona menahannya.

"Sudahlah, tidak usah repot-repot" kata Yoona dengan wajah yang kesal, ia segera menghempaskan tangan Jimin kemudian berbaring dengan memunggungi pria itu.

Ada apa dengan wanita ini? Tidak biasanya Yoona menjadi mudah marah seperti ini.

Jimin ikut berbaring dan memeluk tubuh istrinya dari belakang. "Sayang, maafkan aku. Setidaknya makan sesuatu agar perutmu tidak sakit, ya?"

"Aku sudah tidak ingin makan" kata Yoona dengan suara yang lirih. "Mau tidur seperti ini saja, jangan pergi" lanjutnya lagi sambil menarik tangan Jimin agar semakin melingkari tubuh kecilnya.

Pansy BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang