🍀 Bab 5

547 38 3
                                    

"Eunghh" Yoona melenguh tepat ketika Jimin hendak meletakan tubuhnya ke tas ranjang. "Jangan... Aku tidak.... Tolong" gadis manis itu merengek, matanya terpejam kuat bersama tanganya yang memeluk tubuh Jimin jauh lebih erat.

Jimin urung melepaskan tubuh Yoona, ia kembali membawa tubuh kecil itu dalam gendongannya dengan hati-hati.

Pria ini meski dingin dan irit bicara, ia sangat menghormati Yoona sebagai istrinya.

"Nona, bangunlah, kita sudah di rumah" Kata Jimin dengan suara yang lebih halus dari biasanya.

Yoona menggeleng, ia seperti masih berada di alam bawah sadarnya, terlihat tubuhnya yang mulai bergetar bahkan berkeringat dingin, membuat Jimin semakin iba dengan keadaan sang istri.

Yoona pasti akan terauma setelah ini.

Karena Yoona yang tidak kunjung sadar, Jimin juga sudah tidak kuat berdiri lama-lama, akhirnya pria itu memutuskan untuk menurunkan Yoona meski gadis itu masih tampak ketakutan.

"Tenanglah, aku akan menemanimu" cicit Jimin ketika berhasil melepaskan pelukan kuat Yoona dari lehernya

Sejujurnya Jimin itu bukanlah pria yang lemah lembut, dia cenderung kasar, keras kepala dan sangat sulit di atur. Kini memasuki masa dewasanya, Jimin baru benar-benar bisa mengelola emosinya, dan Yoona cukup berpengaruh untuk perubahan Jimin ini.

Tepukan kecil Jimin berikan di pipi Yoona untuk membangunkan gadis itu yang terus mengigau.

"Nona, bangunlah" Seru Jimin lagi, dan kali ini berhasil, Yoona terbangun dengan wajah yang shock luar biasa.

Gadis itu awalnya berteriak ketakutan, dia duduk dan terus berusaha menjauhi Jimin.

Yoona sangat ketakutan, matanya berkaca-kaca menunjukan bahwa gadis itu sedang tidak berpura-pura.

Rasa teramau pasti akan ada setelah ini.

Jimin cukup terkejut dengan pergerakan Yoona yang tiba-tiba, tapi dengan tenang pria itu berhasil menanganinya. Ia menahan tubuh Yoona dalam dekapannya, menangkup wajah Yoona dan membawanya agar menatap Jimin dengan benar.

"Tidak masalah jika ingin menangis, tapi tenangkan dirimu" ujar Jimin dengan suara britonya yang lembut, membuat Yoona terdiam dengan airmata yang semakin banyak membasahi pipinya.

"Tuan, Tuan mereka.... Mereka menyentuh... Merobek.... Mereka bilang ingin aku, mereka bilang ingin mencicipi... Tuan aku takut" Yoona yang ketakutan jadi tidak berbicara dengan tenang, hanya terus menangis dan menangis.

Jimin hanya mengangguk pertanda bahwa ia mendengarkan keluhan istrinya.

"Tidak apa-apa, menangislah" Hari ini, langit malam dan cahaya lampu yang terang di kamar Yoona akan menjadi saksi bisu betapa lembut dan perhatiannya Jiminnkepada sang istri.

Kini pria yang selalu enggan memulai kehidupan asmaranya itu, mulai merasakan debaran jantungnya yang luar biasa ketika kepala Yoona bersandar tepat di dada bidangnya.

"Ekhem" Jimin berdahem kecil karena rasanya wajahnya semakin terasa panas.

Yoona masih terus terisak, rasanya tidak etis jika Jimin malah lebih fokus dengan detang jantungnya yang aneh.

Meski kaya raya dan urakan, Jimin itu hampir tidak pernah menyukai wanita. Masa mudanya memang nakal, tapi Jimin bukan pria yang suka bermain dengan para wanita, ia lebih menyukai mobil dn motor sport kesayangannya.

"Tolong" sambil terisak-isak, Yoona terus meminta tolong kepada Jimin yang padahal sudah menyelamatkannya.

"Aku akan menolongmu" sahut Jimin, nyaris seperti sebuah bisikan yang ia suarakan tepat di samping telinga Yoona.

Pansy BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang