🍀 Bab 11

688 30 4
                                    

Yoona hanya bisa menggit bibir bawahnya ketika melihat mata Jimin yang berbinar-binar karena berhasil menanggalkan separuh tubuh Yoona.

Yoona sungguh tidak mengira Jimin akan seagresif ini.

Jari jemari Yoona semakin kuat meremat bahu Jimin ketika pria itu mulai menikmati buah dadanya dengan gerakan yang lembut dan menggoda.

"Tuan, aku mau turun" cicit Yoona di tengah aksi agresif sang suami.

Rasanya ada sesuatu aneh di pusat tubuhnya, terus berkedut dan terasa sedikit basah, Yoona merasa risih. Yoona terus membusungkan dadanya, membuat Jimin semakin gencar menikmati buah dadanya.

Jimin tidak akan menurut, ia tetep mendekap tubuh separuh telanjang milik Yoona sambil tetap menikmati rasa di kedua benda kenyal milik istrinya.

"Ah" Yoona sudah tidak tahan lagi, seberapa kuat ia menggigit bibirnya suara itu akan tetap mengudara seiring permainan Jimin yang semakin panas.

"Tu... Ah" Jimin mengigit puncak mawar merah yang merekah, membuat gadisnya semakin gelisah di tempat.

Desahan yang Yoona suarakan membuat Jimin menyunggingkan senyuman manisnya, perlahan bibirnya turun menjilat seluruh area perut Yoona, bahkan tidak lupa memberikan tanda kepemilikannya.

Sungguh, siapa yang menyangka di balik sifatnya yang dingin dan kelembutannya, Jimin akan seagresif ini ketika sedang bergairah.

Hanya Yoona satu-satunya yang akan melihat ini, tidak akan pernah ada gadis lainnya. Dan Jimin berani bersumpah tentang itu.

"Tuan"

Di dalam benaknya, Jimin selalu menganggap bahwa setiap suara yang Yoona keluarkan adalah permintaan gadis itu untuk melangkah lebih jauh.

"Ehmmm" ketika bibir Jimin terus berjalan semakin ke bawah, Yoona hanya memiliki pinggiran meja untuk ia genggam erat-erat.

"Sayang..." Hanya satu kata, tapi sudah mampu memporak porandakan seluruh isi kepala Yoona. Pria itu memanggilnya dengan suara lembut dari bawah sana, menatap Yoona yang bergairah dengan tatapan penuh cintanya. "Kau sudah basah" katanya sesaat sebelum jarinya menyentuh titik terbawah Yoona.

Yoona semakin kuat menggit bibir bawahnya, rasanya duduk saja sudah tidak kuat ia lakukan.

Jimin tersenyum melihat reaksi istrinya, ia berdiri untuk melepaskan segala yang tersisa dari tubuh Yoona.

"Tapi..."

Setiap kali ingin memberontak, Jimin pasti akan lebih dulu menghentikanya, Yoona seharusnya patuh saja.

Betapa malunya Yoona ketika harus berdiri dengan telanjang bulat di depan seorang pria, ia dengan gugup menggunakan kedua tangan untuk menutupi bagian sensitifnya, tapi dengan cepat Jimin mengembalikan tubuhnya ke atas meja dan mulai menyerang Yoona lagi.

"Ah" Dada Yoona membusung tinggi ketika lidah panas itu berhasil menyentuh titik terbawah ya, titik yang paling nikmat untuk di cumbu.

Yoona menggeleng ribut, rasanya ada gelombang besar yang terdorong ingin keluar dari sana. Karena merasa aneh, Yoona jadi tidak sengaja menjabak rambut Jimin, hendak meminta pria itu berhenti.

Tapi bukanya berhenti, gejolak gairah Jimin justru semakin meningkat mendengar deru nafas Yoona yang tak beraturan.

"Ahhh" tubuh Yoona menggelinjang tak karuan saat berhasil mengeluarkan rasa nikmat yang sejak tadi ia tahan. Seluruh tubuhnya jadi lemas tak bertulang.

Jimin masih disana, menghisap segala yang tersisa tanpa rasa jijik sedikitpun.

"Sudah.." Yoona sedikit merengek, rasnya sungguh melelahkan meski hanya duduk saja.

Pansy BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang