"Jimin"
Yoona menahan tangan Jimin yang sudah hendak berjalan menuju kamar mandi. Jimin jadi berhenti sebentar dan kembali menoleh pada istrinya yang ternyata sudah bangkit dari pembaringanya.
Jimin tersenyum lembut, padahal di bawah sana sudah terasa sangat sesak. "Hanya sebentar, aku akan segera kembali"
Jimin tidak bisa mengatakan keinginannya kepada Yoona, takut nanti wanitanya malah jadi merasa bersalah karena Jimin harus bermain sendirian.
Yoona tahu, ia mengerti, ia bukanlah anak-anak yang tidak bisa menyadari gelagat aneh suaminya.
"Aku mungkin bisa membatumu" cicit Yoona dengan suara lirih, ia menunduk karena malu dan bingung.
Jimin mungkin akan mengira jika Yoona sengaja menggodanya, tapi itu tidak benar, ia hanya tidak tega membiarkan suaminya harus memuaskan hasratnya sendirian.
"Apa yang..."
"Aku tahu, aku tahu apa yg ingin kau lakukan di sana, aku..."Yoona semakin menunduk, ia meremat kuat bajunya dan memejamkan matanya. "Aku mungkin bisa membantumu menggunakan tanganku"
Oh ya tuhan, apa yang baru saja Yoona katakan, ia pasti terlihat seperti wanita mesum sekarang.
Ini salah Mina, dia yang mengajari Yoona waktu itu.
Kata Mina jika wanita hamil tidak bisa berhubungan badan untuk sementara, jadi sebagai gantinya para istri biasanya menggunakan tangan.
Sekarang bukankah situasinya juga sama? Yoona tidak bisa melayani Jimin karena masih masa pemulihan, jadi...
"Ah lupakan" Yoona terlanjur malu, ia segera berbalik badan dan kembali berbaring dengan selimut yang ia tarik untuk menutupi seluruh tubuhnya.
Yoona malu, ia rasa dirinya tidak akan akan berani menatap Jimin selama beberapa hari kedepan.
Sedangkan Jimin, ia bisa melihat dengan jelas rona merah di wajah istrinya. Ia tahu Yoona tidak berniat mesum, cara menyampaikan penawaran itu juga terkesan kaku.
Yoona masihlah gadisnya yang polos dan lugu, ia hanya sedang belajar menjadi istri yang baik dengan berguru pada Mina.
Dan terbukti, itu memang membuat Jimin bahagia.
"Sayang"
Bisik Jimin tepat di samping telinga Yoona. Iya.. Jimin tidak munafik, ia memang menginginkan bantuan istrinya.
"Em?" Yoona malu, sama sekali tidak mau membuka selimut, tapi Jimin menarik selimutnya dengan kuat tapi pelan dan Yoona mau tidak mau harus msu melihat Jimin di hdapanya.
"A-aku... Aku hanya..." Yoona berusaha mengelak, tapi rasanya malah semakin gugup saat wajah Jimin tepat berada di atas wajahnya.
"Aku menginginkanya" bisik Jimin lagi dengan nada seduktif. "Jadi... Apa penawarannya masih berlaku?"
Entahlah, Jimin tidak semesum ini sebelumnya, Yoona terlalu menguasainya sampai Jimin menjadi sosok yang berbeda ketika mereka hanya berdua.
Yoona semakin gagap, ia tidak bisa menjawab. Ia mau membantu, tapi malu, tapi takut juga, tapi Yoona juga tidak tahu caranya karena Jimin tidak pernah mengajari Yoona memuaskanya menggunakan tangan.
"Euhmmm" Tidak ada penolakan, Jimin sudah tidak tahan.
Perlahan, tubuh yoona terangkat dari brankar. Jimin enggan melepaskan tautan mereka, ia kemudian menggendong tubuh Yoona sambil berjalan ke kamar mandi.
PRANG
Oh tidak, Jimin melupakan Yoona yang masih menggunakan selang infus. Keduanya terkejut karena tiang infus yang terjatuh, ciuman mereka terhenti dan menoleh bersama ke arah tiang infus yang sudah tergeletak tidak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pansy Black
RomancePernikahan yang Park Jimin dan Kim Yoona jalani adalah palsu. Keduanya hanya sibuk bekerja dan bekerja, mengabaikan satu sama lain hingga tidak menyadari ada cinta di antara mereka. Perjodohan... Sudah dua tahun sejak Yoona menjadi istri Jimin, dan...