🍀Bonus

296 22 1
                                    


Hari-hari yang indahoun berlalu, kehidup bahagia setelah badai panjang kini di nikmati oleh Yoona dan keluarga kecilnya.

Dulu... Ia hya seorang gadis pemalu, penakut, bahkan sangat sulit berinteraksi dengan semua orang.

Namun, seiring berjalannya waktu semuanya telah berubah. Yoona muda kini menjadi sosok wanita bahkan seorang ibu yang luar biasa.

Ia menjadi wanita yang kehidupannya penuh deng kebahagiaan, penuh dengan senyuman dan rasa percaya diri.

Tentu semuytidak luput dari hasil kerja keras sang suami. Jimin berpengaruh besar dalam perubahan Yoona, pria itu terus memberikannya dukungan dan rasa aman, sehingga Yoona selalu merasa tenang.

"Sudah tidur?"

Pertanyaan itu berasal dari Jimin yang baru saja masuk kedalam kamar putrinya.

Yoona yang kala itu selesai menimang bayinya hanya mengangguk kecil sembari berjalan menghampiri sang suami.

"Mandi dulu" kata wanita itu untuk mencegah Jimin yang hendak menyentuh putri mereka.

"Hanya ingin melihat sayang" lirih Jimin dengan kekehan.

Jimin bukan lagi pria sibuk yang mengutamakan pekerjaan, kini ia semakin mengerti arti dari sebuah keluarga. Setiap hari ia pasti akan pulang lebih awal, meski terkadang juga lembur, tapi sangat jarang sekali.

"Dia mencarimu sejak tadi" kata Yoona sembari mengambil jas dan tas milik suaminya.

Jimin hari ini memang lembur, tapi besok ia akan mengganti waktunya dengan meliburkan diri seharian penuh.

"Maaf, apa Yura rewel?" Jimin bertanya masih dengan suara yang kecil, takut putrinya yang sedang terlelap terusik dengan suaranya.

Yoona menggeleng, ia mengak Jimin untuk keluar dari kamar Yura.

"Yura sangat penurut, dia manis sekali dan tidak pernah rewel" setiap hari, setiap menit bahk detik yg berlalu, Yoona selalu mensyukuri kehadiran buah hati mereka. Ia teramat mencintai putrinya melebihi apapun.

Perjuangannya mempertahankan Yura tidaklah mudah. Di awal kehamilan bahkan Yoona harus bedrest selama tiga bulan karena kandungnya lemah, belum lagi dengan dokter yang mendaknosa jika bayi mereka akan terlahir cacat, mengingat kondisi Yoona yang pernah mengalami keguguran.

Tapi syukurlah semuanya berlalu dengan baik, Jimin yang selalu menyemangatinya membuat Yoona yakin untuk mempertahankan Yura dan melahirkannya kedua.

Park Yura... Bayi kecil itu baru empat bulan usianya, dia sangat manis bahkan banyak tersenyum. Yura sangatlah sempurna, dia adalah peri kecil yang tuhan kirimkan untuk melengkapi kehidupan Yoona.

"Putriku sangat mengerti ibunya, dia tahu istriku tidak boleh kelekahan" ujar pria itu seraya memeluk istrinya dari belang.

Yoona kala itu sedang menyiapkan pakaian tidur Jimin, ia hanya bisa srah menerima setiap sentuhan dari suaminya.

"Besok aku libur, aku akan membantumu mengurusnya" ucap Jimin lagi masih sambil memeluk Yoona dari belakang.

"Iya" jawab Yoona dengan senyum misnya, ia kemudi berputar untuk menghadap sang suami, membantu Jimin melepaskan dasi dan kemejanya.

"Mandilah, aku akan siapkan makan malam untukmu" katanya sambil melepas pengait kancing di kemeja Jimin.

"Kau sudah menyiapkan makan malamnya" bisik Jimin dengan senyuman liciknya untuk menggoda sang istri. "Aku bisa menikmatinya sambil mandi" katanya lagi seraya tanganya meremas pinggang Yoona.

Yoona hanya tersenyum menanggapi godaan suaminya, itu sudah biasa hanya saja... Yoona masih sering merasa malu.

"Aku ingin makan bersama" lirih Yoona sambil melepaskan kemeja Jimin, ia berusaha manahan gejolak di hatinya. "Mandi ya! Kita makan bersama setelah itu"

Pansy BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang