🍀 Bab 31

318 26 2
                                    

"sayang ingin makan apa?"

Ini sudah satu jam sejak Yoona meminum obatnya, tapi wanita itu masih  terlihat lemah. Wajahnya jadi pucat sekaki, Jimin bingung harus bagaimana.

Yoona juga menolak di panggilkan dokter, katanya sebentar lagi juga sembuh.

"Aku mual, tidak ingin makan" Yoona menjawab dengan suara yang lirih, ia masih betah berdiam diri dalam dekapan hangat suaminya.

Kini keduanya sudah sampai di apartemen, duduk bersama di atas sofa yang menghadap jendela besar, Yoona suka pemandangan dari ketinggian.

"Memangnya sayang tidak lapar? Dari kemarin kan belum makan" Jimin sudah berusaha membujuk wanita ini sejak tadi, tapi rasa-rasanya percuma.

"Tapi aku mual Tuan"

"Sedikit saja sayang, makan pelan-pelan aku akan menyuapimu, pasti tidak akan mual" bujuk Jimin lagi. Seharusnya kesabaran Jimin sudah habis hari ini, tapi untuk Yoona Jimin bahkan siap jika di minta untuk menguras air laut.

Tapi sebaiknya jangan...

Yoona menatap suaminya dengan malas, wanita itu menghela nafas sejenak sebelum akhirnya menganggukan kepalanya.

Jimin tentu saja lega melihatnya. "Ingin makan apa? Aku akan buatkan"

"Terserah Tuanku saja" ujarnya sambil tersenyum manis.

Jiminoun mengangguk, ia melepaskan pelukan Yoona perlahan dan akan segera bangkit dari sofa.

"Ayo ikut saja, aku tidak tega meninggalk sendirian" ucap Jimin sebelum akhirnya kembali membopong tubuh Yoona untuk di ajak ke dapur.

"Aku akan buatkan sup mandu, kau duduk saja dan jangan banyak bergerak"

Yoona didudukan tepat di atas meja pantry, ia hanya bisa pasrah dan diam saja memperhatikan suaminya.

"Perutnya apa masih terasa sakit?"

Kali ini Yoona menggeleng, ia benar-benar harus menghemat tenagya hari ini.

"Hari ini Tuan pergi bekerja tidak?"

Jimin yang saat itu mulai sibuk dengan kegiatannya, sontak berhenti dan menatap Yoona.

"Tidak" ujarnya dengan suaranya yang lembut. "Untuk apa bekerja jika istriku sakit" katanya lagi dengan senyuman kecil, Jiminpun kembali melanjutkan aktivitasnya.

Yoona tampak bahagia mendengarnya. "Berarti hari ini kita makan siang bersama juga?" Ujar wanita itu dengan sangat antusias.

Melihat keantusiasan istrinya membuat hati Jimin terenyuh, ia tidak mengira jika kegiatan yang sering ia lewatkan itu ternyata sangat berarti untuk istrinya.

"Iya, nanti siang ingin makan apa, katakan saja aku akan buatkan, atau kita bisa pergi makan bersama di luar"

"Aku akan pikirkan nanti" kata Yoona masih dengan mempertahankan senyumannya. "mau cium sekali saja, boleh tidak?"

Jimin segera mendekat dan mengecup bibir Yoona. "Mengapa bertanya? Kau bisa memintanya sampai puas"

Setelah itu Jimin kembali mendaratkan kecupan di wajah Yoona, sampai wanita itu tertawa nyaring. Padahal ini hanyalah hal sederhana, Tapi Yoona yang sejak dulu memang tidak banyak bergaul  selalu menganggap semua hal sederhana ini sebagai momen yang sepecial.

Jimin jadi menyesal karena tidak bisa meluangkan banyak waktu untuk istrinya selama ini.

....

Mandu special buatan Jimin sudah jadi, kini Yoona kembali duduk di sofa yang menghadap jendela besar yang menunjukan pemandangan kota.

Pansy BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang