🍀 Bab 22

498 29 1
                                    

Nyonya Park hanya bisa terus menghela nafas, Yoona masih enggan membuka kedua matanya sejak menjalani operasi.

Kini Jimin juga belum kembali, entah kemana perginya pria itu dan apa yang sedang di lakukanya.

"Nyonya..." Pintu terbuka dan masuklah seorg ajudan Jimin yang memang di tugaskan untuk berjaga di depan.

Nyonya dan Tuan Park menoleh dengan tanda tanya.

"Orang tua Nona datang" kata Ajudan itu, menyampaikan kabar tentang kehadiran kedua orang tua Yoona.

Nyonya Park mendengus tidak suka, ia mulai tidak menyukai besannya itu sejak melihat bagaimana perlakuan mereka kepada Yoona.

Nyonya Park bukanlah org biasa, tentu ada begitu banyak mata-mata yang ia kerahkan untuk mengawasi hubung Yoona dan juga Jimin. Dan dalam investigasinya itulah Nyonya Park mendengar ketidak adilan yang Yoona dapatkan dari kedua orang tuanya.

"Yoona, yaampun"

Belum saja ada yang memberi ijin, Nyonya Kim dan Tuan Kim sudah lebih dulu menyelonong masuk. Keduanya mulai berdrama seakan mereka adalah yang paling mencemaskan Yoona.

"Ada apa denganmu nak? Mengapa bisa sampai seperti ini" kata Tuan Kim sembari mendekati Yoona yang masih berbaring tak berdaya.

"Ya tuhan, apa yang terjadi, mengapa putriku hatus mengalami hal seperti ini" Nyonya Kim sangat mendramatisir keadaan, bahk samp berpura-pura menangis, padahal tangannya sedang mencubit tangan lemah Yoona.

Karena rasa nyeri di tanganya berhasil memicu kesadaraan Yoona. Gadis itu terbangun dengan rasa sakit di tangannya sekaligus di seluruh tubuhnya.

"Yoona" cicit Nyonya Park, beliau dengan cepat menyikirkan Nyonya Kim dari sisi Yoona, tidak perduli apakah wanita itu akan marah atau tidak.

"Nak.., kau sudah bangun" ujar Nyonya Park dengan penuh kelembutan.

Yoona tidak menjawab, kepalanya masih terlalu pening untuk mencerna segalanya.

☃️☃️☃️

Jimin berulang kali menghela nafas, berusaha mengatur emosi yang sudah berulang kali hampir meledak.

"Tuan, Nona Yoona sudah sadar" kata Ajudanya yang memang sudah mengikuti Jimin sejak tadi.

Yah, Nyonya Park tentu tidak akan membiarkan Jimin pergi sendirian dalam keadaan murka, jadi ia mengutus beberapa orang untuk mengikuti Jimin.

Jimin kembali menghela nafas, kali ini bukan karena marah, tapi bingung dan putus asa. Bagaimana cara Jimin menjelaskan tentang bayinya, bagaimana jika ia melukai Yoona.

Apa Jimin harus kembali berbohong? Tapi sampai kapan? Yoona mungkin akan semakin marah jika sudah mengetahuinya nanti.

"Tuan, bagaimana dengan Nona Minji?"

Jimin tidak menjawab pertanyaan itu, ia melengos begitu saja,masuk kedalam mobilnya dan mulai pergi untuk menemui Yoona.

Sedangkan kedua ajudan yang masih ada disana sontak saling memandang. Minji terkapar tak berdaya di dalam rumah, tapi mereka juga tidak mendapatkan perintah untuk melakukan sesuatu.

Itu artinya abaikan saja.

☃️☃️☃️

"Dengar, kau tidak boleh membuat nama baik Minji tercemar di hadapan keluarga suamimu, jika mereka bertanya nanti, katakan saja kemarin kau terjatuh sendiri dan..."

Pansy BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang