🍀 Bab 18

512 29 1
                                    

Yoona tidak tahu apakah keputusannya benar atau salah dengan membiarkan Jimin menyentuhnya malam ini.

Ia belum siap menyampaikan kabar tentang kehamilanya, Yoona masih begitu waspada dengan perkataan Minji siang tadi.

"Ah..." Yoona cukup terkejut dengan Jimin yang menggigit lehernya cukup keras.

"Mendesah untukku, jangan melamun" ujar Jimin dengan suara britonya.

Yoona yang mendengar teguran sang suami sontak menatap Jimin, ia tersenyum simpul kemudian mengangguk. Yoona harap kandunganya akan baik-baik saja setelah ini.

"Maaf" cicit Yoona sambil mengalungkan kedua lenganya pada tenguk sang suami.

Jimin tersenyum, tidak marah karena Yoona baru saja mengabaikanya, Jimin justru cemas dengan keadaan istrinya yang sering kali melamun sejak tadi.

"Jangan mengabaikku" kata Jimin lagi sembari terus membelai wajah Yoona dengan mesra.

Yoona kembali mengukir senyuman, ia kemudian mendekatkan wajah mereka dan maraup bibir Jimin untuk kembali memulai kegiatan yang lebih jauh.

Mendapat lampu hijau, Jimin kini tidak ragu lagi untuk melangkah, ia memulai permainan deng sangat lembut.

Yoona terbuai dengan sentuhan Jimin, ia sepenuhnya pasrah dengan apapun yang pria itu lakukan kepadanya.

Hingga... Ketika tangan nakal Jimin menyentuh area perut Yoona, pria itu sedikit mengeryitkan dahinya.

Bibir keduanya yang semula sedang bertaut mesra Jimin lepaskan begitu saja, ia memilih untuk memeriksa perut Yoona yang sudah tidak tertutup oleh apapun.

Rasanya seperti ada yang berbeda, ini sedikit lebih berisi dari saat pertama kali Jimin menyentuhnya.

Tapi Jika Yoona mengalami kenaikan berat badan, mengapa tidak ada yang berbeda di tempat lain? Bahkan pinghul Yoona masih terasa kecil.

"Ada apa?" Yoona menarik lembut wajah Jimjn yg sempat berpaling darinya, ia mengusapnya dengan penuh cinta hingga pria itu kembali mendapatkan gairahnya.

"Tidak ada... Hanya... kau sangat indah, aku sangat menyukainya" ujar Jimin dengan sedikit berbisik, membuat tubuh Yoona seketika merinding di sertai dengan wajahnya yang terasa menghangat.

☃️☃️☃️


Senyuman tampak jelas di wajah Yoona ketika kakinya melangkah memasuki area perusahaan milik Jimin.

Wajahnya yang cantik jelita selalu saja menyita banyak perhatian, dia terlalu sempurna untuk di lewatkan. Seperti sebuah legenda, aura ibu hamil memang berbeda.


Ini sudah cukup lama, Yoona semakin sulit menyembunyikan tentang kehamilanya, apalagi Jimin yang selalu saja menyadari perubahan bentuk tubuhnya ketika menari bersama di tengah malam.

Yoona tahu ia harus segera bertindak. Ia tidak mungkin terus pasrah berada di bawah bayang-bayang kakaknya, Yoona setidaknya harus memperjuangan apa yang ia miliki.

"Apa Tuan Jimin ada?" Tanya Yoona kepada resepsionis.

"Ada nona" jawab sang resepsionis dengan ramah.

Siapapun itu, mereka mungkin tidak akan menyangka jika gadis semanis Yoona adalah istri sah dari Jimin yang tidak pernah tersenyum.

Dia terlalu pendiam untuk Jimin yang galak.

Hanya saja... Tidak ada yang tahu jika cinta yang Jimin miliki tidak bisa hanya di ukur dengan sebu senyuman.

Jimin jauh lebih lembut, lebih manis, lebih romantis, bahkan lebih mesum dari apa yang semua orang pikirkan.

Pansy BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang