🍀 Bab 25

473 33 3
                                    

Akhirnya Yoona di oerbolehkan pulang, meski tampak masih lemah tapi dia sudah jauh lebih sehat dari sebelumnya.

Kini keduanya sudah berada di mobil dan menuju rumah keluarga Park.

Awalnya Yoona memang menolak, tapi kedua mertuanya sangat kekeh ingin ikut membantu Yoona, jadilah Yoonapun akhirnya setuju untuk tinggal disana selama beberapa hari.

"Jimin" bisik Yoona tepat di telinga Jimin yang sedang memangku tubuhnya.

"Hm?" Sahut Jimin seraya terus sibuk dengan ponselnya.

Jimin adalah orang sibuk, sangat sulit untuk memiliki waktu tanpa pekerjaan, Yoona juga tahu itu, karena itulah ia tidak marah.

"Aku ingin es krim" bisik Yoona lagi, kali ini berhasil mengundang atensi penuh dari suaminya.

Jimin terdiam, menatap lekat wajah istrinya kemudian tersenyum.

"Nanti ku belikan setelah obatmu habis" kata Jimin dengan senyuman manis.

Jika dia bukan Yoona, maka sudah pasti Jimin akan membentaknya dan mengatakan bahwa dia bodoh, baru sembuh malah mau makan es krim.

Bibir Yoona mengkerucut lucu, ia seperti marah tapi tidak berani melampiaskannya, jadilah hanya diam dan memeluk leher suaminya dengan erat.

Di diamk maka Jimin akan semakin diam, bagaimanapun dirinya harus bersikap tegas disini, Yoona tidak bisa seenaknya dalam makan ataupun minum.

☃️☃️☃️

Yoona marah, sama sekali tidak mau menatap wajah suaminya. Bahkan saat Jimin menggendongnya dan membawanya kekamar, Yoona sama sekali tidak pernah melirik wajah pria itu.

"Manantuku" Nyonya Park menyambut kedatangan mereka dengan sangat heboh, tentu saja karena dia sangat menyayangi Yoona.

Yoona tersenyum, ia ingin turun d memeluk mertuanya, tapi Jimin tidak mau menurunkanya.

"Jim, ada apa? Kenapa di gendong? Apa ada yang salah dengan kaki Yoona?" Nyonya Park yang khawatir tentu saja jadi banyak bertanya.

Tapi Jimin... Dia sama sekali tidak perduli dan malah membawa Yoona pergi dari sana.

"Eh" cicit Yoona karena Jimin tiba-tiba pergi, padahal Yoona masih ingin cepaka cepiki dengan mertuanya.

"Ada apa?" Tapi Jimin ini justru bertanya tanpa raut bersalah, menyebalkan.

Yoona tidak mau jawab, ia segera memalingkan wajahnya dari Jimin, dan Jimin tidak menyukai itu.

Saat sampai di kamar, Yoona semakin di buat heran saat Jimin hanya berdiri saja di depan pintu yang sudah tertutup, tidak bicara ataupun menurunkan tubuh Yoona di ranjang.

Keduanya hanya dia dalam waktu yang lama, Yoona yang marah tentu saja tidak perduli apakah tangan suaminya akan kram atau tidak, jika ia jatuh ya sudah biarkan saja.

"Tatap aku" Jimin memaksanya, tentu saja itu bukan cara yang benar untuk membujuk wanita yang sedang marah.

"Sayang, lihat suamimu dan dengarkan"

Tapi biar bagaimanapun Jimin itu menyeramkan, Yoona tidak pernah berani.

"Iya"

Yoona akhirnya mau menoleh dan menatap suaminya, wajahnya masih sama masam seperti yang tadi.

Merasa Yoona sudah mau menatapnya, Jiminpun segera berjalan mendekati ranjang dan menurunkan tubuh Yoona disana.

Pansy BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang