🍀 Bab 21

471 29 2
                                    

Sepertinya keputusan Jimin untuk tidak mengatakan keadaan Yoona yang sebenarnya adalah hal yang baik. Wanita itu tampak cukup baik hingga pagi ini.

"Apa perutnya masih sakit?" Tanya Jimin ketika kini sedang menyuapi Yoona.

Yoona menggeleng, ia tampak tersenyum cerah pagi ini.

Bagaimana tidak bahagia, kapan lagi Yoona akan mendapatkan perhatian Jimin seperti hari ini, bahkan sampai di suapi.

"Ada apa? Kau tampak bahagia" kata Jimin masih sambil menyuapi istrinya.

Yoona tidak langsung menjawab, tentu karena dirinya merasa malu jika mengakui senyuman di wajahnya adalah karena Jimin yang menyuapinya.

"Em... Apa kau masih marah?" Lirih Yoona dengan mengabaikan pertanyaan Jimin.

"Marah? Marah karena apa?"

Yoona menolak suapan Jimin, ia menatap pria itu kemudian berkata. "Karena aku tidak mengatakan tentang kehadiranya"

Jimin terdiam sebentar. "Tentu, kau tahu aku sangat mengiginkanya"

Yoona menunduk lesu, ia tahu dirinya bersalah dan tidak berniat membela diri.

"Tapi seperti yang aku katakan, kau terlalu berharga untuk mendapatkan kemarahanku"

Kata-kata itu tentu saja langsung membuat Yoona menatap suaminya.

"Baik ketika aku marah atau tidak, itu semua akan sama saja, aku memang tidak becus menjaga ka..."

"Tidak, kau menjaga kita dengan sangat baik, kau memanjkanku, menemaniku bekerja, memelukku, menciumku bkan juga menyuapi aku makan" Yoona mengatakanya dengan senyuman mali-malu.

Semua yang Yoona katakan itu memg tamp biasa untuk semua orang, ti tidak untuk Yoona. Semua perlakuan itu sngat berkesan di matanya, tentu karena selama ini ia tidak pernah mendapatkan kasih sayang yang cukup.

Jimin tersenyum mendengar pujian dari istrinya. Tidak ayal itu juga sangat special bagi Jimin yang juga baru memulai hubungan ketika bersama dengan Yoona.

"Ssttt"

"Sayang, perutmu sakit? Apa aku perlu panggilkan dokter?" Jangan di tanya lagi betapa besar rasa khawatir yang Jimin rasakan.

Jantungnya selalu saja berdebar takut saat melihat Yoona menahan rasa sakit, atau bahkan hanya mendesis lirih saja.

Hingga saat ini, Jimin samasekali belum mendapatkan kabar baik tentang keadaan anaknya, ia sangat cemas dan khawatir sekali.

"Tidak, aku tidak suka bertemu dokter" ujar Yoona dengan nada manjanya.

"Tapi..."

Kalimat Jimin terhenti ketika Yoona menarik tanganya dan di letak di atas perut, wanita itu tersenyum kemudian berkata.

"Usap-usap saja, nanti pasti akan membaik"

Jimin terdiam, hatinya terasa sangat sakit melihat Yoona yang terlihat begitu mengharapkan anak mereka.

Yoona hatus tahu, rasa sakit yg di rasakanya tidak sesederhana itu sampai bisa sembuh hanya karena Jimin mengusapnya.

Kini Jimin sungguh berdoa agar bayinya baik-baik saja, agar ia tidak perlu menyampaikan kabar buruk dan Yoona juga tidak akan menangis.

"Tidurlah lagi"

Jimin ikut naik ke atas brankar setelah meletakan sisa makanan Yoona di atas nakas. Pria itu memeluk tubuh ringkih istrinya, mengusap perut Yoona dan terus memberikan kenyamanan agar Yoona kembali tertidur.

Pansy BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang