🍀 Bab 17

535 27 1
                                    

"Hanya perjodohan, jangan merasa bangga"

Seharusnya siang ini Yoona sudah pergi ke perusahaan untuk mengantarkan makan siang, tapi tamu yang tidak di undang tiba-tiba datang dan menghambat pekerjaannya Yoona.

Yoona jadi harus sok basa-basi dan duduk duduk di ruang tamu apartemennya.

"Aku yang akan mendapatkan hatinya, kau... bersiap saja untuk kalah dariku"

Kalimat angkuh itu cukup untuk membuat Yoona menundukan kepalanya. Tidak ada pilih lain, Yoona hanyalah gadis lugu yang dan pemalu, ia tidak pernah berani mendebat siapapun, termasuk Kim Minji yang saat ini sedang berdiri di hadapanya.

"Eonnie" lirih Yoona dengan cukup keberanian. "Mengapa jatuh cinta pada suamiku?" Lanjutnya lagi dengan tatapan sendu, ia sungguh kecewa mendengar pernyataan Minji barusan.

Yoona sungguh tidak mengerti, setelah ketidak adilan yang ia dapatkan sejak kecil, kini kehidupan pernikahanya juga sangat ingin Minji hancurkan.

Dulu... Ketika Yoona di jodohkan, mengapa Minji tidak datang lebih dulu untuk menerima pernikahannya? Mengapa baru sekarang? Mengapa ketika Yoona baru saja mendapatkan rasa cintanya.

Minji bersmrik seakan merendahkan Yooona, kasihan sekali adiknya ini harus selalu mengalah padanya.

"Karena dia tampan, kaya, dan yang pasti... Milikmu" jawab Minji tanpa sedikitpun melunturkan senyuman di wajahnya.

Kedua tangan Yoona mengepal kuat, meremas gaun indah yang sengaja ia kenakan untuk bertemu suaminya siang ini.

Bukan hanya man siang, Yoona bahkan hendak menyampaikan perihal kar kehamilanya. Tapi... Minji yang tiba-tiba datang membuat Yoona tidak bisa mengambil keputusan apapun.

Bohong jika Yoona tidak iri dengan kakaknya, ia juga sangat ingin di sayang dan di manja oleh kedua orang tuanya, ia juga suka berdandan tapi Yoona selalu saja merasa tidak cantik karena kedua orang tuanya hanya pmterus memuji Minji.

Sekarang dengan rasa minder itu, Yoona mungkin akan kembal kalah, ia hanya akan sanggup diam jika Minji benar-benar mengambil Jimin darinya.

☃️☃️☃️

Yoona duduk termenung di tepi kasurnya, sudah sejak siang tadi ia melakukan itu, entah apa yang sedang ia pikirkan.

Apartemen begitu gelap, Yoona tidak selera makan atau bahkan bergerak sejengkal saja dari tempatnya duduk, hanya melamun tanpa henti.

Bagaimana jika Minji menepati perkataanya? Bagaimana jika ia benar-benar mengambil Jimin darinya? Lalu bagaimana dengan bayi yag sedang ia kandung? apa dia akan tumbuh tanpa seorang ayah?

"Sayang..."

"Yoona"

"Park Yoona"

Yoona mengerjap lambat ketika merasakan usapan di wajahnya secara tiba-tiba. Dan semakin terkejut melihat kehadiran Jimin di hadapanya, juga kamarnya yang ternyata sudah di terangi oleh cahaya lampu.

"Ada apa? Mengapa melamun?" Tanya Jimin dengan suara yg lembut, ia masih disana, di dekat Yoona dengan tangan yg tidak pernah menjauh dari wajah Yoona.

Yoona tid menjawab, ia masih cukup terkejut sebenarnya.

Jimin tidak tahu apa yang saat ini mengganggu pikiran istrinya, ia cukup cemas sepanjang hari karena Yoona yang tidak kunjung mendatanginya. Tapi... Kini melihat Yoona yang duduk dengan tatapan kosong, jauh lebih melukai hati Jimin.

Pansy BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang