🍀 Bab 19

467 27 11
                                    

"Apa itu benar? Bukankah dulu kau sangat menyukainya?" Minji terus saja mendesak Yoona yang membisu.

Bukan karena tuduhan Minji itu benar, Yoona hanya takut dengan ekspresi yang Jimin tunjukan.

"Heyyy, aku mengingatnya, kalian sangat dekat bahkan sampai berangkat sekolah bersama setiap hari" kata Minji dengan senyuman liciknya, ia sungguh yakin kalimatnya berhasil memanasi Jimin.

"Tidak, aku..."

"Kau diamlah dan kerjakan pekerjaanmu!" Sungut Jimin sebelum Yoona sempat menyelesaikan penjelasanya. "Aku memintamu menyelesaikan itu setelah satu jam j, dan ini sudah dua jam, aku bisa memecatmu hari ini juga. Dasar tidak becus"

Minji melotot tidak percaya, mengapa Jimin tampak tidak terpengaruh dan hanya memarahinya saja, sedangkan Yoona... Dia masih duduk manis di atas pangkuan Jimin.

"Tapi..." Minji seketika bungkam ketika Jimin melepark tatapan tajamnya.

Pria itu kemudian beralih pada istrinya, tanganya kembali membelai wajah Yoona dan tersenyum.

"Aku percaya padamu, tidak akan mendengarkanya" kata Jimin dengan suara yang keras, sengaja untuk menyindir Minji yang duduk di depan mereka.

Yoona tersenyum lega, ia tidak perlu lagi mencemaskan apapun, Jimin percaya padanya, itu artinya Yoona tidak perlu lagi takut dengan ancaman Minji.

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan pintu membuat semua orang di dam ruangan menoleh bersamaan.

Yoona akan segera turun dari pangkuan suminya, ia malu sekali di lihat oleh para asisten suaminya, tapi Jimin dengan tegas mempertahankan Yoona, memeluk pinggul Yoona dengan sangat erat.

"Maaf Tuan, Klien memajukan jam meetingnya menjadi 10 menit lagi" ujar asisten Jimin yang masih berdiri di ambang pintu.

"Hm, pergilah" hanya itu jawaban Jimin, selebihnya ia tidak lagi menoleh atau bahkan perduli.

"Kau pergilah, aku juga akan kembali ke butik" kata Yoona sambil turun dari pangkuan suaminya, kali ini lebih mudah karena Jimin sudah melepaskanya.

Oh tidak, Jimin sudah sangat tergila-gila dengan istrinya, rasanya tidak mau berpisah barang sedetik saja. Wajahnya jadi murung mendengar Yoona akan pergi, Jimin bahkan belum mendapatkan ciuman manis dari Yoona sejak tadi.

"Tolong tunggu sebentar saja, aku akan cepat kembali dan mengantarmu" kata Jimin sambil menggegam tangan Yoona.

"Tidak bisa pekerjaanku..." Mengapa Jimin jadi menunjukan wajah memelasnya begitu, Yoona jadi enggan pergi kan. "Baiklah, aku akan menunggumu disini" kata Yoona dengan senyuman lembutnya.

Jimin tersenyum cerah, ia mengangguk deng semangat. "Hanya satu jam, aku sungguh akan segera kembali" kata pria itu deng semangat. "Aku juga ingin mendengar jawabanmu, kau belum menjawab pertanyaanku 'kan?"

Yoona mengangguk membenarkan, "aku akan menunggu dan menjawabnya nanti, sekarang pergilah"

Jimin akhirnya mau melepaskan Yoona, ia mengecup kening Yoona lama sebelum akhirnya keluar ruangan dengan cukup terburu-buru.

Yoonterkekeh melihat tingkah suami dinginya, terlalu kaku dalam beberapa hal tapi dia sangat manis di mata Yoona.

"Ekhem"

Dan Minji telah Yoona lupakan sejak beberapa saat lalu, entah bagaimana bisa gadis itu bekerja di perusahaan Jimin, yang jelas Yoona mulai tidak menyukai kakaknya tersebut.

Pansy BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang