Gista mengerjapkan matanya, ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 6 pagi. Gista menghela nafas panjang lalu mengubah posisinya menjadi duduk.
Gista terdiam sejenak, tiba-tiba saja pikiran nya teringat dengan orang rumah.
Gista menggeleng "Enggak-enggak. Gista, jangan kepikiran Rakha lagi." ujar Gista pada dirinya sendiri.
Lalu Gista beralih mengusap perutnya "Sabar ya sayangg."
Gista beranjak dari kasur menuju kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka. setelah itu ia mengambil rajut nya dan keluar kostan untuk membeli bubur.
Sebenarnya, Gista sangat malas jika harus membeli sendiri. tapi mau bagaimana lagi? toh ponselnya tak ia bawa.
Gista berjalan menuju penjual bubur, itung-itung olahraga pagi:)
"Eh Gista, sejak kapan disini lagi? masyaAllah.. udah lama gak ketemu."
Langkah Gista terhenti ketika mendengar itu, ia tersenyum pada seorang ibu-ibu yang juga tinggal disana.
"Baru kemaren bu." jawab Gista.
"Udah mulai kost disini lagi?"
Gista menggeleng "Mungkin cuma sebentar aja bu Rina."
Bu Rina mengangguk paham, lalu pandangnya teralih pada perut Gista yang mulai membesar.
"Loh? kamu lagi hamil toh?" tanya bu Rina.
Gista tersenyum dan mengangguk.
"Oh, berarti sama suami mu ya kesini?"
Gista menggeleng "Gista cuma sendiri bu."
"Lah? kok sendiri? kamu lagi hamil toh, kemana suami mu?"
Gista terdiam mendengarnya, tapi sebisa mungkin ia memaksakan memberi senyuman.
"Gista lagi ada urusan kuliah bu. karena disini lebih deket, jadi Gista nempatin kostan." elak Gista.
Bu Rina mengangguk paham "Yasudah kalau begitu, hati-hati ya Gista di kostan sendiri."
Gista mengangguk "Kalau gitu Gista permisi ke depan ya bu."
"Iya nak."
***
"Papa, buna mana? napa buna nda pulang-pulang?"
"Buna lagi ada urusan sayang, sebentar lagi pasti pulang."
"Biacanya buna pulang papa, napa nda pulang?" Zero ikut bertanya.
"Nanti pulang. sekarang, Zera sama Zero mandi yuk." bujuk Rakha.
"Zelo mau mandi cendili." ujar Zero.
"Zero udah bisa?" tanya Rakha dan Zero mengangguk.
Rakha tersenyum "Yaudah, hati-hati ya. awas sabun nya kena mata."
"Ote papa!"
"Zelo tunggu Zela." ujar Zera hendak menyusul Zero yang menuju kamar mandi.
Rakha menahannya "Eh, mau kemana?"
"Zela juga mau mandi cendili papa."
"Zera bisa?" tanya Rakha.
Zera mengangguk "Bica kok!"
Rakha tersenyum "Yaudah, tapi hati-hati ya."
"Ciap papa!"
Zera segera menyusul Zero ke kamar mandi. Rakha menghela nafas panjang, ia kembali teringat Gista.
"Dimana kamu Gista.."
Dilain tempat, Gista sedang menunggu antrian membeli bubur. wanita itu kini sedang duduk sambil menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
my husband's Rakha [END]
Romance⚠️HASIL IDE SENDIRI⚠️ seorang ketua geng motor yang dijodohkan dengan wanita yang bisa dibilang cukup penyabar. Perasaan bisa muncul kapan saja. Sekali pun kamu bilang tidak akan menyukainya, pasti rasa suka bisa datang secara tiba-tiba. seperti p...