#18

7 1 0
                                    

Hai, perasaanku akan kamu baca kedelapan belas kalinya.

Hari ini berjalan seprti biasa namun ada beberapa hal yang tentunya menjadikan perasaanku belajar banyak hal. Perasaanku merasi tentang sebuah buku dari psikology tentang emosi, dan hari ini perasaan ku seperti diuji untuk mempraktikannya. Apakah akan selalu seperti itu hidup? Teori dan tindakan! Pembelajaran kemudian percobaan? Arahnya sudah jelas, dan memang perasaanku banyak merenung atas peristiwa hari ini, perasaanku bergejolak dengan alam pikir, bagaimana sikap yang baik, netral. Dialog batin sering terjadi dikeseharian, tidak terkecuali hari ini, tapi menariknya perasaan ini sungguh sadar apa yang ia rasakan.

Uniknya kita manusia, respon tidak bisa kita siagakan, hanya kendali yang menjadi penentu hasil akhirnya. 

Malam ini perasaanku pun dimakan arwah nafsu yang berujung kendali, penasaran tentang manipulasi kadang berbicara pada diri. Dan hal pentingnya adalah kita harus menghindari mendikte ketidakbaikan pada batin, karena ia tidak mengerti apa itu negatif positif, kata adalah bentuk. Akan selalu ada implementasi yang menjadikanya tervisualisasikan. 

Perasaan ini sering berjalan pada gelap malam, berkelana pada angan yang berbalut ragu. Tapi, hanya ada kendali dan yakin membuatnya terus berjalan. Perasaan ini suka hari ini. Selalu ada syukur didalamnya. Bertemu paras menawan yang indah bibirnya begitu membius rasa. 

Perasaanku tidak ingin menyakiti apapun, kadang gamang melangkah dengan yakin, tapi yang pasti ia butuh pendamping yang begitu ingin saling belajar bersama. Tenanglah perasaan akan ada waktu untuk terus tumbuh pada rasa yang hadir, entah luka, bahagia, suka, duka, kecewa, entahlah.

Perasaanku belajar tentang diam, dan itulah kekuatannya. Mengamati, tapi kadang ia merasa ingin hadir, tapi pikir pun melawan untuk menyadarkan. Tidak perlu berlebihan secukupnya saja. Selalu ingatlah dunia ini sungguh tipu daya dan anugrah dari Tuhan, pahami nilai sejatinya. Asumsi itu akan hadir, tiada benar sejati yang ada hanyalah persepsi dibalik prasangka. Perasaanku sadar jelas akan itu.

Perasaanku kadang juga takut tiba - tiba, aku tidak tahu. Tapi aku selalu ingin menyadarkannya. Apalagi tentang kebebasan dan pernikahan. Bersyukur bertemu denganmu saat ini, dan kadang merenung bahwa perasaan ini terlampau cacat untuk engakau yang begitu murni. 

Perasaanku, tenanglah. 

KISAH 100 HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang