Malam; 11.46
Kehidupan ini akan terus berlanjut hingga mata ini benar - benar tertutup. Tidakkah kamu menatapku ditepi jalan malam itu. Aku sedang menikmati mendung malam. Kamu pulang larut.
Kenapa perasaan manusia? Apa yang tidak nampak dari ucap yang kadang suka berubah seiring waktu. Mataku, lihatlah cokelat bening yang memencarakan jiwamu. Sekali kamu tatap maka kamu akan menetap. Itu sudah hukumnya.
Segara tidak pernah surut hingga kiamat pun tiba. Malah, dia akan bertambah. Daratan pun hanya ingin berkata cukup. Aku ingat, bagaimana fiksi itu kuceritakan. Bagaimana tidak beraninya diriku atas nasib. Kenapa? Aku ingin mengerti apa itu peran, aku ingin berjalan kembali pada suasana yang tidak akan sama.
Biarlah jujur itu membuat rasa muncul selayaknya ia ingin. Mau itu sakit, bahagia, maupun bimbang. Yang pasti sudah ada ucap yang lama terperankap. Berkelahi bukanlah hal baik. Aku bertemu dengan jiwamu dalam keadaan yang aku sebenarnya tidak tahu. Tapi, mantra itu selalu saja menguliti, tatap itu menghantaui, dan akan hidup dan terus hidup. Semakin ditolak, akan semakin menetap. Perasaan apa arti ada perasaan? Aku ingin menjamah dunia ini dengan kata yang tidak akan habis. Banyak aksara yang dapat ku rangkai seperti rembulan malam.
Tapi,
Apakah aku akan membawamu pulang nanti. Apakah dirimu mau? Tidakkah telah sakit rasanya. Memang, kata orang Jepang pun begitu. Sadarkah kita telah membuat garis. Aku menatapmu, kata - kata ku hilang lenyap.
Kacau. Mungkin, ah sepertinya tidak. Aku hanya ingin dirimu tenang seperti samudra ta berombak walau dalam bergejolak. Ditepi pantau aku duduk menatap senja yang aku tak tahu waktu itu dimana. Hanya saja, tenang. Desir ombak menghibur telingaku dan terngiang. Seperti nada, Sweater Weather. Kamu tahu? Mungkin tidak perlu sadar bahwa aku merenung kala itu, kakiku disapu ombak pelan. Apakah kamu akan hilang sekejap? apakah lautan akan kamu gelapkan malam? Senja, apa?
Ini perasaan yang seperti labirin.
Ini paerasaan yang seperti teka-teki.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH 100 HARI
FanfictionTulisan ini adalah tentang perasaan yang hadir dan mengusik pikiran. Entah itu tentang suka, duka, bahagia bahkan keabsurd-an. Aku mencoba untuk merekam apa yang bisa ditulis dalam #100 hari kedepan. Tidak ada pemeran utama, kecuali perasaan ini. D...