Hari ini sudah siang, menjelang tengah hari. Namun, cuaca mendadak hujan. Cukup, sejuk udara untuk ku bisa bercengkrama dengan alam.
Bukankah aku telah sadar bahwa pertanda yang hadir sebenanrnya salah kuartikan. Bukanya Tuhan sudah mengisyaratkan semua akan berakhir dengan lambaian dan senyuman. Apakah ini juga ada andil doamu waktu ku tinggalkan ? Aku tidak tahu, apakah ini serangkaian perjalanan takdir yang harus ku lewati dengan bijak.
Pada akhirnya perasaanku pun sepertinya lega dengan perbincanganya sendiri. Tentang, ukuran - ukuran yang kiranya jadi panduan. Aku menatapmu bukan sekadang kosong saja, tapi seraya memaknakan setiap arti yang kau munculkan sendiri. Dan aku sadar bahwa ada sisi dirimu yang keras kepala untuk ku jelaskan. Mungkin aku tidak terlalu paham atasmu. Tapi, aku sudah utarakan semua niat baikku dan aku menepati janjiku sendiri untuk diriku. Bagaimana semua ini bisa berakhir dengan bahagia?
Aku sepertinya sudah tahu sedari ibumu berkata soal diriku waktu itu. Apakah hanya arti mengenal saja? Bukanya hadirku sudah kau beritakan pada sanak keluargamu? Atau hanya perasaan ragu akan tidak pasti yang terus menyelimutimu. Bukanya kamu sekarang bisa menilai arti setiap gurauanku? Lalu bagaimana?
Bukanya, ada pelajaran yang sudah Tuhan sampaikan untuk kita maknai. Selalu ada sisi baik yang bisa dipandang dari sudut yang kadang kita tidak sadar. Dan, entah kenapa perasaan ku sungguh lega saat menerima jawaban dari ibumu yang sayangnya belum tahu namaku waktu itu. Apa sebenarnya artinya aku? Bukanya nama itu cukup penting, atau aku hanya dianggap tamu asing. Apa sebenarnya yang sedang kamu rencanakan? Apakah memang kita yang merencakan ini semua? Atau hanya akan aku yang kamu tuduh untuk salah? Bukankah aku sudah melayanimu dengan sepenuh hatiku. Dan kita memadu kasih seperti cerita didongeng - dongeng. Jatuh cinta seperti di film - film.
Aku tidak ingin membuatmu dilema dengan ku. Aku bukan yang berhak membuatmu seperti itu. Aku hadir karena Tuhan izinkan untuk berbagi pelajaran denganmu. Aku pun tahu kamu pasti punya pedoman untuk hidupmu. Mungkin, ibu mu adalah tujuanmu seperti ku. Maka, aku hanya bisa berdoa yang baik - baik untukmu. Tenanglah, hidup akan terus berlanjut seperti senja yang selalu hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH 100 HARI
FanficTulisan ini adalah tentang perasaan yang hadir dan mengusik pikiran. Entah itu tentang suka, duka, bahagia bahkan keabsurd-an. Aku mencoba untuk merekam apa yang bisa ditulis dalam #100 hari kedepan. Tidak ada pemeran utama, kecuali perasaan ini. D...