Hari terus berlanjut dan awan pun akan berganti seiring suasana dibumi.
Perasaan, aku menyebutnya keindahan. Hari ini berjalan dengan lekas, tiada rasa yang indah kecuali syukur pada sang Pencipta. Pada akhirnya aku belajar banyak hal dari perasaan, sesuatu yang disabarkan pasti akan membawa kebahagiaan yang dibalut pelajaran. Yang menjadi kebiasaan baik akan kembali pada waktu yang tidak kita rencanakan. Tuhan tahu apa yang seharusnya perasaan ini mengerti, hanya saja kadang kita lalai bahwa ada hal yang tidak kita lihat dibalik hati.
Aku berdamai dengan sesuatu yang tiba muncul menyerang perasaan, entah itu rasa diabaikan, kecewa, bahkan amarah sekali pun. Sejuk adalah arti dari sebuah bersikap bijak dan perasaan kita sanggup untuk menekuninya. Kita akan mulai dihantui dengan masalah - masalah yang menguji perasaan ketika kita memutuskan menetapkan pilihan. Sebut saja menikah.
Aku perpikir Tuhan seperti inikah manusia itu, entah begitu kosongnya aku didunia ramai ini. Tida mengerti arah kiblat yang dimaksudkan, hanya mengarungi pasang surut perasaan. Bukankah akan selalu ada momen yang direkam oleh jiwa ini. Aku selalu bayangkan bagaimana berdialog dengan rekaman - rekaman lama. Menjalinya bersama cinta yang baru.
Tuhan, aku tidak terlalu mengerti Engkau cipatakan perasaan ini bagaimana. Kadang pun lidah ini lalai dalam berucap, tiada sadar dalam menebak. Cukupkan pada-Mu aku berserah.
Perasaan ini haya ingin pulang pada yang sadar dan benar, tuntutan jalan yang tidak ingin hanya lurus tapi bertujuan. Kisah akan menjadi kasih, selalu terbar ditepian jalan. Setapak kita tidak tahu menjadi sejarah dimana, entah diujung belahan dunia lain, atau ditempat kita tinggal.
Bagaimana kalian berperasaan? Tentang melihat alam, bulan pun kadang kita tiada sadar. Aku menatap senyumnya seperti dibelai dari kejauhan. Beranjak perasaan ini ingin menggapai dan membawanya pulang.
Pulang. pulang. pulang.
Itukah arti dari sebuah persinggahan dibumi, perasaan ini hanya untuk sejenak? Tuhan, tidakkah selalu ada petunjuk untuk aku bisa kembali pada-Mu. Aku rindu.
Bahkan, bibirnya aku selalu ingat sebelum gelap menelan jalan setapaku. Dia melambaikan senyum tanpa harus kembali. Kita akan berjalan diperantauan rasa, Tuhan akan jaga. Entah itu dalam doa - doa mu atau dalam yakin - yakinku.
Perasaan ini, akan selalu diuji hingga akhir hayat mengampiri. Kuatlah dan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH 100 HARI
FanfictionTulisan ini adalah tentang perasaan yang hadir dan mengusik pikiran. Entah itu tentang suka, duka, bahagia bahkan keabsurd-an. Aku mencoba untuk merekam apa yang bisa ditulis dalam #100 hari kedepan. Tidak ada pemeran utama, kecuali perasaan ini. D...