Sore hari ini dipelataran rumah. Aku menatap anggun pemandangan semburat merah dilangit - langit sawah. Indah, aku bersyukur pada-Mu Tuhan hari ini.
Entah, kenapa perasaan dan pikiran ini seperti kupu - kupu yang berterbangan dengan bahagia. Aku akhir - akhir ini berpikir tentang perjalanan yang melintas pada pikir. Bagaimana menikah itu adalah pilihan dan nanti tentang membersamai. Yang terlintas adalah hal bahagia yang aku harus lewati dengan pasanganku. Disisi lain, diriku seperti siap bila harus menerima pesan pahit untuk melanjutkan hidup ini sendiri. Yah, namanya belum pasti aku juga belum mengutrakan yang ku angakan. Semoga hal baik akan bertemu kebaikan.
Walaupun, ada beberapa hal yang ku lihat memang itu menjadi ciri khasmu. Tapi, aku tidak ingin itu terus ada padamu. Aku ingin kita berdialog disore hari ditemani rona senja layaknya puisi dan secangkir kopi yang kau buatkan untukku. Dan dirimu mulai bicara tentang hari ini. Aku ingin saat itu nanti hadir. Bukan kemewahan, tapi kesederhanaan yang khidmat. Aku ingin menjelajah didunia sana, dan sepertinya ditemani olehmu adalah hal indah yang tidak akan terbayarkan.
Aku tidak suka. Bukan berarti aku menolak. Tapi, seharusnya kita bisa berdialog bukankah begitu? Kita itu manusia - manusia yang punya rasa, aku tidak suka bila kamu seenaknya. Bukankah aku mengajarkan tenang mendengar dan bicara? Mungkin, aku orang terakhir yang akan engakau temui. Entah, aku juga tidak tahu kenapa harus dijauh sana. Apakah doamu telah membelah samudra. Atau doamu yang dibawa angin hingga ke pulau jawa. Atau sudah termaktub.
Menjalani takdir ini seperti mengendarai sepeda dipadang ilalang yan menghijau. Rasa bahagia tiada sudah hanya untuk terus menggayuh hingga akhir tujuan. Walau aku tidak tahu pasti apa itu akhir. Bukankah kita juga sama - sama penasaran. Aku ingin menulis. Aku ingin menyampaikan. Aku ingin kamu selalu cemburu padaku. Aku ingin kamu sadar. Aku ingin kamu hidup pada doaku. Aku ingin kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH 100 HARI
FanfictionTulisan ini adalah tentang perasaan yang hadir dan mengusik pikiran. Entah itu tentang suka, duka, bahagia bahkan keabsurd-an. Aku mencoba untuk merekam apa yang bisa ditulis dalam #100 hari kedepan. Tidak ada pemeran utama, kecuali perasaan ini. D...