“Kok bisa sih Ay, Lo dimadu sama saudara sambung Lo?” Sella menitikkan air mata saat mendengar penjelasan dari Aya. “Gimana bisa mereka menikam Lo dari belakang? Sumpah ya Ay, saat gue tahu dari story salah satu teman gue, Aziz, kaget banget. Kalau ketemu sama si Sahna, pengen gue labrak itu perempuan!”
Aya hanya tersenyum. Kali ini dia tidak lagi menangis, mungkin sudah lelah. Aya menghela nafas panjang. Jika dipikir-pikir benar kata Sella, semua orang terdekatnya seperti menikam dirinya dari belakang. Ibu Mertuanya, Mama tirinya, Sahna, bahkan… Papanya.
Papa… orang yang dulu selalu melindunginya, cinta pertamanya tapi sekarang berada di seberang jalan. Aya masih ingat bagaimana Papanya hanya diam saja saat usulan itu terlontar dari Mama mertuanya. Atau bagaimana Papa diam saat Sahna dan Mama Ratna menyiapkan semuanya. Bahkan di acara resepsi kemarin sang Papa terlihat turut berbahagia menyambut para tamu di atas pelaminan.
“Ay? Tuh kan malah melamun lagi!”
Aya terkekeh, lalu menyesap kopi pahitnya yang mulai terasa dingin. Pahit, sepahit kisah hidupnya sekarang. Saat ini mereka sedang berada di sebuah coffee shop di sekitaran kantor Sella. Mereka sengaja meluangkan waktu di sela-sela jam istirahat makan siang.
Aya sendiri selama ini bekerja sebagai kepala bagian di kantor sang Papa. Suatu jabatan yang dirasa rendah untuk anak seorang pemilik perusahaan. Namun saat itu Papa beralasan jika ingin Aya lebih dulu merasakan dan berjuang dari bawah. Entah itu memang alasan sebenarnya atau hanya sekedar “alasan” saja, karena sebaliknya Papa menempatkan Sahna sang putri sambungnya, di posisi sebagai sekretarisnya.
Bahkan Papa pun sudah lama tidak mempercayainya, terbukti dengan adanya Sahna disampingnya.
“Terus rencana lo sekarang apa Ay? Mau melanjutkan pernikahan ini?” inilah sebenarnya tujuan Aya meminta bantuan dan adanya pertemuan mereka siang ini.
“Gue ingin menepi sejenak Sel… kalau lo nggak keberatan tolong bantu gue cari tempat yang mereka semua nggak akan menemukan gue.”
“Lo mau kabur?”
Aya terkekeh sebelum melemparkan tatapannya pada lalu lalang jalanan yang terlihat padat di balik dinding kaca coffee shop tempat mereka berada.
“Gue cuma butuh ketenangan sebelum memutuskan semuanya.”
“Apartemen gue?”
“Sama saja nggak ada bedanya gue tinggal di apartemen sendiri. Dan mereka akan gampang menemukan gue.”
“Hmm, mesti keluar Jakarta gitu kali ya?” Sella terlihat berpikir sejenak. “Sebentar.” setelahnya dia malah memainkan ponselnya hingga beberapa menit lamanya. Aya yang sedari tadi menunggunya hanya menatapnya malas hingga sesekali masih tertarik dengan pemandangan di luar ruangan karena merasa diabaikan. Ini orang niat bantuin nggak sih, malah ditinggal chatingan!
“Ah, ada Ay, rumah om gue di Bandung mau di sewain. Ini gue lagi tanya-tanya sama sepupu gue.”
Ingin Aya mengumpati dirinya, karena seharusnya dia tak meragukan ketulusan sahabat terbaiknya itu. Sejak dari SMP, Sella lah satu-satunya teman berbagi Aya. Dulu saat Mama nya masih ada, Aya sempat berharap jika dia memiliki seorang adik, atau bahkan beberapa adik. Tapi semuanya menjadi tidak mungkin saat Mama lebih dulu pergi selamanya. Lalu Papa akhirnya menikah dengan perempuan yang saat itu Aya panggil Tante Ratna di umurnya yang menginjak kedelapan tahun, selang tiga tahun sejak kepergian Mama.
Tante Ratna adalah seorang janda yang cukup cantik saat itu. Tak heran jika Papa Ervan—Papanya Aya tertarik dan memutuskan mengakhiri status dudanya kala itu. Dari pernikahannya terdahulu Tante Ratna memiliki seorang putri bernama Sahna Jayanti. Hubungannya dan Sahna saat kecil terbilang akur dan rukun. Namun segalanya entah mengapa berubah saat keduanya memasuki bangku Sekolah Menengah Pertama. Hubungan Aya dan Sahna cenderung kaku. Bahkan mulai terlihat bibit-bibit kompetisi diantara keduanya. Setidaknya itulah yang dirasakan Aya kala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMBUN
Narrativa generaleJangan lupa sebelumnya follow akun Ghisha Wattpad: @Ghiesha2 Saat dalam kesendiriannya, Embun Kamaniya Gantari merasa hari-harinya bagai angin lalu, hampa dan kosong. Hingga kehadiran tiba-tiba sosok gadis kecil yang muncul dalam hidupnya membawa ra...