CHAPTER 26

214 20 1
                                    





“Embun.”

Arlo segera bangkit dari tempatnya. Pria itu melangkah mendekati wanita yang kini menunduk, seperti tak ingin menatapnya.

“Kamu udah bangun?”

“Uhm.” Embun bergumam seraya menangguk kecil. “Maaf, aku nggak bermaksud mengganggu tadi.” Jelas Embun yang kini menatap Arlo. “Kalau begitu… aku pulang dulu “

Embun melangkah dengan menundukkan kepala. Beruntung dia sempat membawa tas yang berada di nakas samping tempat tidurnya, sehingga dia tak perlu repot-repot kembali mengambilnya. Sepertinya Embun dengan mode antisipasinya telah kembali.

Namun baru dua langkah kakinya berganti, Arlo telah menarik dan menahan lengannya. “Hei… tunggu biar aku antar.”

“Nggak perlu Mas aku bisa pesan taksi online.”

“Dan ponsel mu mati kalau kamu lupa.”

Embun memejamkan mata. Dia menahan erangan, lupa jika insiden hingga dirinya bisa berada di Presidential suite room ini karena ponsel miliknya yang mati.

“Jadi biar aku antar.”

“Nggak—”

“Kamu mau ninggalin aku disini sendirian Mas?” Sela Audrey yang melihat kedekatan keduanya dan betapa gigihnya Arlo membujuk Embun, membuatnya tidak suka. Wanita itu jelas menampakkan ketidaksukaannya pada Embun.

“Kamu bisa disini atau pulang kalau gitu!” Ucap Arlo.

“Kamu suruh aku pulang sendiri?” Ujar Audrey tak percaya. Wanita itu pun melarikan tatapannya pada Embun. “Tega sekali!!” Protes Audrey yang kembali menatap Arlo.

“Kamu bisa pulang diantar Andre!”

“Kenapa bukan dia aja yang sama Andre?” tanya wanita yang kini tengah menyilangkan tangan pada dada dan mengedikkan dagu pada Embun.

“Audrey—-”

“Nggak apa-apa Mas, aku pulang sama Mas Andre aja kalau gitu.

“Embun—”

“Permisi.” Ucap Embun meninggalkan Arlo begitu saja yang masih kebingungan.

“Mbun, Embun…” Arlo kembali berusaha mengejar wanita yang kini sudah hampir sampai pada pintu kamar. Dia kembali menarik lengan Embun hingga wanita itu berbalik menatapnya.

“Kenapa kamu tiba-tiba begini?”

“Apa?” 

“Kamu menghindari aku? Apa karena kejadian tadi?”

“Kejadian yang mana?” 

“Entah saat aku mencium mu atau saat kamu melihat Audrey mencium ku?”

“Nggak ada!! Mau Mas Arlo ciuman dengan wanita mana pun, aku nggak peduli. Bukan urusan ku!!”

“Oh ya? Lalu kenapa sikap kamu tiba-tiba berubah begini?”

“Berubah gimana? Aku mau pulang ada yang salah?”

“Kenapa kamu nggak membiarkanku mengantarmu?”

“Bukannya kamu ada tamu? Dan aku nggak mau ganggu kalian.”

“Aku bilang, kamu nggak ganggu!”

“Terserahlah. Silahkan bersenang-senang!” Ucap Embun yang masih menghindari tatapan Arlo membuat pria itu menyunggingkan senyum.

“Apa kamu cemburu?”

EMBUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang