~~~Helaan napas panjang dengan rambut yang masih terlihat berantakan menggelegar dalam sebuah kamar yang tidak terlalu besar, dia menatap dirinya dari cermin besar yang tersedia di dalam kamarnya.
"Jelek banget sih ...," celetuk Juana sedikit merapikan rambutnya yang masih berantakan.
"Kata siapa jelek? Kamu cakep kok." Hadi datang dengan pakaiannya yang rapi dengan aroma parfum yang menyengat. Rapi, wangi dan keren. Menurut Juana.
"Halah ... Mas bohong, aslinya di dalam hati lagi ketawain Aku 'kan?" tanya Juana tanpa menoleh kearah Hadi.
Lalu terdengar kekehan kecil dari Hadi, satu tangannya bergerak mengacak-acak kembali rambut yang telah dirapikan oleh Juana.
"Mas! Nggak lihat ini sudah dirapihin loh?!" kali ini Juana menatap Hadi dengan kesal, tetapi si sulung kembali tertawa melihat wajah Juana.
"Kamu lebih cakep rambutnya berantakan, sudah nggak usah dirapihin." Hadi pun melangkahkan kakinya keluar dari kamar Juana.
Juana menghela napas kasar. Memang kadang rasanya tidak enak mempunyai Kakak, bahkan saking kesalnya Juana pernah mogok berbicara kepada Hadi, kala itu.
Ketika sampai dilantai dasar, suara teriakan Alan terdengar nyaring beserta tawaan Ayah dan Bunda diruang keluarga. Juana diam-diam tersenyum tipis menatapnya, dari kejauhan, ia turut bahagia melihatnya.
"Nda ...," sahut Juana lembut, perlahan dia menghampiri Bunda yang tengah duduk santai bersama Ayah.
"Kenapa?" balas Dara tanpa menoleh, matanya terus fokus kepada Alan yang masih bertingkah lucu, bahkan Liam pun sampai ikut tertawa.
Melihat respons Dara, Juana semakin ragu untuk melanjutkan percakapannya. Dengan tangan yang tak bisa diam, ia terus memainkan jari-jarinya, gelisah.
"Juan sudah nggak ada uang buat jajan Nda ...,"
Terlihat helaan napas panjang dari Dara, tangannya bergerak mengambil piring bekas makan Alan, tanpa menatap Juana sedikitpun.
"Minta Ayahmu, Bunda harus belanja bulanan hari ini."
Kini beralih kepada Liam yang sedang bermain bersama Alan. Juana semakin ragu untuk meminta uang kepada Liam kali ini.
"Yah ...,"
Liam menoleh.
"Ya?""Yayah, lagi lagi!" seru bocah berumur lima tahun itu, kedua tangannya direntangkan agar sang Ayah bisa menggendong tubuh kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah?
Fanfiction❛❛Mas Hadi, kita sebenarnya punya rumah nggak sih?❜❜ ❛❛Mas juga nggak tahu kita punya rumah atau tidak.❜❜ Juana selalu berharap dianggap ada sekaligus disayangi sebagaimana kedua saudaranya rasakan. Kasih sayang dari Bunda, kasih sayang dari Ayah, i...