~~~Hari yang terlihat tak cerah, serta rintik hujan yang mulai turun dengan deras. Awalnya, semua baik-baik saja ... tetapi, saat melihat benda panjang yang ada di genggamannya membuat pikirannya ke mana-mana.
"Hamil?" gumam Dara tak percaya, dia terkejut sekaligus bahagia saat melihat alat tes kehamilan yang kini dia genggam.
Awalnya, Dara merasa tidak enak badan dan terasa lemas. Bahkan wajahnya pun sangat terlihat pucat. Dan di situ lah Ibu Liam memberikan alat tes kehamilan tersebut kepadanya.
Dara tersenyum kecil menatap alat tes kehamilan itu, dia berpikir untuk mengunjungi Liam ke kantornya. Berniat untuk mengejutkan Lelaki itu secara tiba-tiba.
Tak lupa, Dara menaruh alat tes kehamilan itu di kotak kecil yang sama ukurannya.
Perasaannya tidak bisa di sembunyikan sama sekali, selama perjalanan menuju kantor tempat bekerjanya Liam tiada hentinya Perempuan itu tersenyum tipis sambil mengusap perutnya yang masih rata itu.
"Selamat siang Ibu ... ada yang bisa saya bantu?" tanya Resepsionis kantor sembari tersenyum ramah ke arah Dara.
"Ruangan Pak Liam ada di lantai berapa ya?"
"Mohon maaf sebelumnya Ibu ... ada tujuan apa dengan Tuan Liam?"
"Saya Istrinya."
"Baiklah, mari Saya antar ...,"
Setelah sampai di depan ruangan Liam, Dara tampak menghela napas sejenak sebelum masuk ke dalam ruangan suaminya itu.
Entah mengapa, ada rasa gugup dalam hatinya.
Pintu terbuka perlahan.
"Liam ...," hal yang pertama kali Dara lihat sekarang, menjijikan jika terus-terus di sana, Dara tidak menyangka dengan kejadian yang sekarang ada di hadapannya.
Seorang Suami sahnya yang sedang bersama sosok Perempuan yang tengah berpelukan mesra di sana. Bahkan keduanya saling mengeluarkan kata-kata sayang.
Liam tentu terkejut saat mengetahui siapa yang datang, Dara, Istrinya.
"Dara ...," lirih Liam dengan raut wajah yang sangat panik serta tegang, sontak kedua tangan Liam mendorong tubuh Perempuan itu untuk berlari menghampiri Sang Istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah?
Fanfiction❛❛Mas Hadi, kita sebenarnya punya rumah nggak sih?❜❜ ❛❛Mas juga nggak tahu kita punya rumah atau tidak.❜❜ Juana selalu berharap dianggap ada sekaligus disayangi sebagaimana kedua saudaranya rasakan. Kasih sayang dari Bunda, kasih sayang dari Ayah, i...