*8 - Mereka hanya ingin bebas.

420 32 0
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







~~~





Di minggu pagi hari ini, langit cukup cerah. Matahari mulai menampakkan wujudnya untuk menyinari bumi di pagi ini.

"Juan, Mas mau jenguk Alan dulu...kamu di rumah saja ya—kan masih sakit," Si sulung menghampiri Sang adik yang tengah menulis di notebook kecilnya.

Juana menoleh perlahan.
"Kok gitu sih Mas? Juan mau ikut lah!" tolak Juana, ia tidak terima harus berdiam diri di kamar tanpa adanya Hadi.

Hadi menghela napas kasar, mau bagaimana lagi? Memang susah kalau Juana di tinggal di rumah sendirian, karena Liam hari ini harus ke kantor.

"Kamu masih kurang sehat tubuhnya Juana...masa kalau Kamu pingsan di tengah jalan, harus Mas yang angkut Kamu?"

Dan terjadilan perdebatan kecil diantara kedua kakak beradik itu, Juana selalu meyakinkan Hadi bahwa Dia benar-benar tidak merasakan pusing lagi. Hingga pada akhirnya pun Sang adik yang menang dan Si sulung lah yang harus mengalah.

"Tunggu ya Mas!" Juana tersenyum bangga, langkahnya mulai memasuki kamar mandi untuk berganti pakaian.

Mendengar itu, Hadi hanya bisa memutar bola matanya malas.
"Lima menit! Kalau lebih Mas tinggalin." setelah itu Hadi kembali kelantai dasar untuk memanaskan mesin motor terlebih dahulu.

Tidak sampai lima menit pun Pemuda itu sudah selesai berpakaian, bahkan Hadi pun baru menyalakan mesin motornya.

"Itu ganti baju atau ritual? Kok cepet banget..." dumel Hadi melihat Juana dari dalam rumah yang sedang menuruni anak tangga.

"Yuk Mas!"

Setelah mesin mulai panas, kedua pemuda itu pun pergi menembus macetnya kota. Kebetulan rumah sakitnya berada di tengah-tengah kota, jadi mungkin akan banyak memakan waktu.

Deruman mobil sangat terdengar dengan suara klakson dari Pemobil atau Pemotor, di tengah-tengah macetnya dengan matahari yang menyorot jelas membuat kepala Juana sedikit pusing walaupun sudah memakai helm.

"Mas kapan sampainya sih?!" tanya Juana sedikit berteriak agar terdengar sampai ke pendengaran Hadi.

"Liat saja kondisi yang sekarang, pakai nanya Kamu ini!" balas Hadi dengan nada kesal, Adiknya ini banyak sekali protes.

Juana mendengus kesal mendengar jawaban Hadi, memang benar sih. Tetapi entah mengapa rasanya kesal kalau Hadi yang menjawabnya.



Rumah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang