*7 - Makanan bekas.

507 41 0
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







~~~





Pemuda itu terbangun ketika hujan semakin besar diluar sana, perlahan matanya terbuka memperlihatkan seisi kamar yang hampir sepenuhnya gelap walaupun tirai sudah dibuka lebar-lebar. Napasnya tak beraturan, tubuhnya pun terasa panas dan lemas.

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang, tengah hari seperti ini memang enaknya dipakai untuk beristirahat.

Melihat Si sulung yang tengah tertidur lelap membuat Juana tak tega untuk membangunkannya, tetapi disisi lain dia merasa lapar.

Sepertinya tidak perlu bantuan Hadi pun Juana sudah bisa, dia mulai keluar dari kamar meninggalkan Hadi seorang diri.

"Kata Ayah, Kamu demam ya?" tanya Dara begitu saja dari dapur, wanita itu kini sedang membuat jus segar kesukaannya.

Juana menoleh, melihat Dara dengan pakaian dress selutut bermotif bunga-bunga, tetapi tetap saja terlihat elegan. Tidak habis-habisnya pemuda itu memuji Dara, karena memang Bunda yang paling cantik kok.

"Panas sama pusing doang kok Nda, palingan besok juga sudah sembuh," balas Juana lembut, suara seraknya masih terdengar sekali.

Satu tangan Dara mulai bergerak untuk menempelkan pada dahi anaknya, dan benar saja, sedikit hangat.

"Nih, Alan tadi nggak habis makannya dirumah sakit—sisanya buat Kamu makan saja." Dara memberikan sekantung plastik berisi sayur bening, hanya sisa setengah tapi cukup untuk Juana makan.

Sedikit menyakitkan saat mendengar kalau ini makanan bekas yang tidak dihabiskan oleh Alan, tetapi penuda itu berusaha tidak ambil pusing. Mungkin ini bentuk rasa peduli Dara kepada dirinya? Masih bersyukur sekali Juana diberi makanan oleh Bunda.

"Makanan bekas Alan nggak apa-apa 'kan?" Dara kembali membuka suara tanpa menoleh, tangannya sibuk untuk menyiapkan buah dan es batu.

Juana tersadar dari lamunannya, dengan cepat ia menjawab.
"Iya Nda, nggak apa-apa kok...makasih Nda!" seru Juana diakhir kalimat, ia menampilkan senyuman terbaiknya walau Dara tidak melihat senyuman itu.

Tidak apa apa.

"Makan apa tuh?" tanya Hadi sembari menuruni anak tangga, rambutnya masih berantakan sekali, matanya pun masih sedikit tertutup.

Juana mendongakkan kepalanya ketika mendengar suara berat Hadi dari arah tangga.
"Sayur bening, dari Bunda Mas." balas Juana apa adanya.

Rumah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang