*Epilog.

647 41 0
                                    

🍂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








🍂






Akhir-akhir ini cuaca tampak mendung sekali, selama beberapa hari belakangan matahari tak pernah ingin menampakkan wujudnya untuk sekadar menyinari kota tersebut. Angin kecil perlahan memasuki celah-celah jendela.

Pemuda itu menghela napasnya kala melihat rintik-rintik hujan yang mulai mengguyur kota secara perlahan. Satu tangannya bergerak untuk menutup jendela agar air tidak masuk ke dalam kamarnya.

Tatapannya beralih kembali pada buku-buku pelajaran yang kini ada di hadapannya, sepertinya ... beristirahat sejenak tidak masalah bukan?

Pada akhirnya pun Dia memilih untuk menyalakan ponselnya dan memutarkan lagu yang sangat terkenal, kala itu. Rasanya lebih tenang.

Alunan lagu serta gemuruh hujan menjadi percampuran yang terbaik baginya.

Namun, s'karang kau t'lah pergi ...
Dan kuyakini kau takkan kembali ...
Mungkin hari ini, hari esok, atau nanti
Berjuta memori yang terpatri dalam hati ini ...

Lirik itu ... entah mengapa ada rasa gelisah dalam hatinya. Matanya berkeliling untuk mencari sesuatu yang mungkin sangat penting sekali.

Dan, Dia pun menemukannya. Sebuah bingkai foto yang sudah sangat berdebu sekali, perlahan Dia meniupnya untuk melihat foto tersebut dengan jelas.

Matanya terus tertuju pada bingkai tersebut, seperti ada rasa kehangatan saat melihat fotonya.

"Kangen ...." celetuknya sambil tersenyum tipis.

Pintu terbuka secara tiba-tiba membuat Si pemilik kamar langsung melompat terkejut, jika tidak melihat siapa yang datang ... mungkin Dia sudah mengumpat sedari tadi.

"Eh Nda ... kenapa?"

Wanita itu tersenyum dan terkekeh melihat reaksi Sang anak, dia mendekati putranya lalu mengelus rambutnya dengan lembut.

"Alan ... sudah selesai belajarnya?"

Alan menganggukkan kepalanya lalu membalas senyuman hangat itu, dia menatap Dara dengan kasih sayang yang tulus. Jika dilihat-lihat ternyata ... rambut Bunda sudah mulai memutih dengan kerutan kecil yang terlihat di wajahnya.

"Besok hari terakhir ujian Nda,"

"Bagus deh, jangan tidur malam-malam ya? Enggak baik."

Rumah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang